Tjhoen Tjhioe
Tjhoen Tjhioe ('Musim Semi dan Musim Gugur' dalam bahasa Tionghoa) adalah ebuah surat kabar Tionghoa Peranakan berbahasa Melayu dari Surabaya, Hindia Belanda yang utamanya ditujukan kepada masyarakat Tionghoa. Judul lengkap dari surat kabar tersebut adalah Tjhoen Tjhioe: Soerat kabar dagang bahasa Melajoe jang moeat roepa kabar penting bagi bangsa Tionghoa.
Pada 1914-16, intelektual Tionghoa Peranakan Kwee Hing Tjiat menjadi penyunting surat kabar tersebut. Ia mendurukan surat kabar pada masa sebelumnya di Surabaya dengan judul Bok Tok yang, menurut sejarawan Leo Suryadinata, kemudian menjadi Tjhoen Tjhioe. Liem Koen Hian juga bekerja untuk surat kabar tersebut pada sekitaran masa yang sama. Menurut Ahmat Adam, Tjhoen Tjhioe memiliki 4,000 pelanggan pada 1914, utamanya dari komunitas Tionghoa Peranakan.[1]
Menurut katalog perpustakaan Universitas Cornell, surat kabar tersebut berhenti terbit pada 1918.[2]
Referensi
- ^ Adam, Ahmat. The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness (1855-1913). No. 17. SEAP Publications, 1995.
- ^ https://newcatalog.library.cornell.edu/catalog/7146305