Tari Soya-Soya

Tarian dari Maluku Utara, Indonesia
Revisi sejak 20 Februari 2019 09.46 oleh Lylla08 (bicara | kontrib)

Tari Soya-soya adalah tari tradisi masyarakat Maluku Utara yang telah ada pada masa Sultan Baabullah (1528 - 1583). Latar belakang terciptanya tarian ini adalah untuk membangiktkan semangat pasukan Ternate setelah wafatnya Sultan Khairun pada 25 Februari 1570 untuk melawan Portugis yang ingin mendominasi perdagangan rempah. Peristiwa ini juga dingat sebagai perang antara Kesultanan Ternate dan Portugis. Tarian ini termasuk dalam kategori tari perang yang biasa ditarikan oleh 4 orang atau lebih. Gerakan tari ini sangat lincah dan dinamis, beberapa di antaranya memperlihatkan kuda-kuda menyerang, menghindar dan menangkis. Pada 2013, Tari Soya-soya ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional dengan No. Registrasi 201300066, domain seni pertunjukan dari Provinsi Maluku Utara. [1]

Tari Soya-soya juga menjadi salah satu tarian yang ditampilkan pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71 di Istana Negara. Dalam kesempatan itu, ditarikan tari "Sadadu On The Sea" yang mengkombinasikan empat tarian dari Maluku (Tari Soya-soya, Tari Cakalele, Tari Sara Dabi-dabi, dan Tari Legu Salai). Para penarinya terdiri dari 100 pemuda-pemudi terpilih dari Kabupaten Halmahera Barat. [2]

Darryl Sanggelorang menarikan tari Soya-soya.

Salah satu pemuda yang aktif dalam melestarikan tari Soya-soya adalah Darryl Simeon Sanggelorang. Usianya masih 16 tahun, namun Ia telah melatih teman-temannya menarikan tari-tari tradisional Maluku Utara. Pengalaman pentasnya juga sudah melalang buana. Ia menjadi salah satu penari "Sasadu on The Sea" dalam Acara Festival Teluk Jailolo dari 2016 hingga 2018; Peserta Pentas Budaya HUT ke-246 Kota Gianyar, Bali pada 2017; berpartisipasi pada "Sadadu On The Sea" pada perayaan HUT Republik Indonesia ke-71 di Istana Negara. Atas kiprahnya, Ia mendapatkan penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi Kategori Anak dan Remaja pada 2018 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.[3]

Referensi

  1. ^ "Tari Soya-Soya". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2018. Diakses tanggal 19 Februari 2019. 
  2. ^ ""Sambut HUT RI Ke-73, Tarian SOS Asal Halbar Tampil Di Istana". Suaramu. 16 Agustus 2018. Diakses tanggal 19 Februari 2019. 
  3. ^ Rukmana, dkk, Aan (2018). Profil Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2018. DKI Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. hlm. 175 – 178.