Bahan bakar pesawat udara dalam setiap penerbangan dikenal dengan sebutan avtur. Bahan bakar ini berjenis khusus berasal dari minyak bumi yang digunakan pesawat udara. Pada umumnya kualitasnya lebih tinggi dari bahan bakar yang digunakan dalam aplikasi yang lain, seperti mesin pemanasan atau mesin angkutan jalan. Selain itu avtur sering mengandung aditif untuk mengurangi risiko icing atau ledakan akibat suhu tinggi, antara sifat-sifat lainnya.[1]

Berkas:Avtur.jpg
Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution).
Berkas:Aviation fuels and lubricants.jpg
Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan sistem pengapian.

Sebagian besar bahan bakar penerbangan yang tersedia untuk pesawat terbang adalah dari jenis minyak bumi. Itu digunakan dalam mesin dengan busi (yaitu mesin piston dan rotary Wankel), atau bahan bakar untuk mesin turbin jet, yang juga digunakan dalam mesin pesawat diesel.[1]

Perlu untuk diketahui, dalam setiap kali penerbangan, bahan bakar pesawat udara menyumbang sekitar 40 persen dari total biaya (cost). Di dalam industri penerbangan, ada tiga komponen biaya yang cukup tinggi yang bisa mempengaruhi harga tiket pesawat. Selain bahan bakar adalah biaya perbaikan (maintenance) dan sewa pesawat (leasing). Umumnya satu perusahaan maskapai penerbangan harus memiliki minimal 5 unit pesawat terbang untuk bisa beroperasi dan disebut sebagai perusahaan maskapai. Namun sisanya, pesawat-pesawat berasal dari sewa dengan membayar biaya sewa setiap tahun kepada perusahaan yang memproduksi pesawat.

Referensi

  1. ^ a b "Aviation Fuel". Diakses tanggal 10 May 2012. 

2. International Air Transport Association (IATA)

Pranala luar