Friedrich Nietzsche
Friedrich Wilhelm Nietzsche (15 Oktober 1844 – 25 Agustus 1900)[42] adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno, filsuf, kritikus budaya, penyair dan komposer.[43] Dia menulis beberapa teks kritis terhadap agama, moralitas, budaya kontemporer, filsafat dan ilmu pengetahuan, menampilkan kesukaan untuk metafora, ironi dan pepatah. Ia merupakan salah seorang tokoh pertama dari eksistensialisme modern yang ateistis.[44]
Kehidupan
Ia merupakan seorang putra dari pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849) dan Franziska. Ia memiliki nama lajang Oehler (1826-1897).[43] Ia diberi nama tersebut untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada 1846. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1849 serta adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848-1850), keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale.
Pada tahun 1858, Nietzsche masuk sekolah asrama di Pforta dan memperoleh nilai tinggi dalam bidang agama, sastra Jerman dan zaman klasik.[42] Setelah lulus dari Pforta, pada tahun 1864 ia belajar di Universitas Bonn bidang teologi dan filologi klasik.[42] Sayangnya, hanya setahun ia belajar di sana dan kemudian pindah ke Leipzig.[42] Tahun 1869-1879 ia dipanggil Universitas Basel untuk mengajar filologi dan setelah itu ia terpaksa pensiun dengan alasan kesehatan.[42] Kehidupan produktif Nietzsche berlangsung hingga tahun 1889, hingga pada akhirnya tahun 1900 ia meninggal karena penyakit kelamin yang dideritanya.[42]
Filosofi
Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme.[43] Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra).[43] Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zamannya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme1 (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung) dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).[butuh rujukan]
Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk mentransformasikan tragedi hidup.[butuh rujukan]
Karya
Karya-karya Nietszche yang terpenting adalah:
- 1872: Die Geburt der Tragödie (Kelahiran tragedi)
- 1873—1876: Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non-kontemporer)
- 1878—1880: Menschliches, Allzumenschliches (Manusiawi, terlalu manusiawi)
- 1881: Morgenröthe (Merahnya pagi)
- 1882: Die fröhliche Wissenschaft (Ilmu yang gembira)
- 1883—1885: Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra)
- 1886: Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan)
- 1887: Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral)
- 1888: Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner)
- 1889: Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala)
- 1889: Der Antichrist (Sang Antikristus)
- 1889: Ecce Homo (Lihat sang Manusia)
- 1889: Dionysos-Dithyramben
- 1889: Nietzsche contra Wagner
Catatan
- Catatan 1: Nihilisme di sini juga dipahami sebagai 'kedatangan kekal yang sama (atau dalam terminologi Nietzsche: 'die Ewige Wiederkehr des Gleichen') yang merupakan siklus berulang-ulang dalam kehidupan tanpa makna berarti di baliknya seperti datang dan perginya kegembiraan, duka, harapan, kenikmatan, kesakitan, ke-khilafan, dan seterusnya.Selain Nihilisme, Nietzsche juga mengulas mengenai Vitalitas, dan anti establist.
Referensi
- ^ Fewster, J. C. (1992). "Au Service de l'ordre: Paul Bourget and the Critical Response to Decadence in Austria and Germany". Comparative Literature Studies. 29 (3): 259–275. JSTOR 40246837.
- ^ The pre-Platonic philosophers.
- ^ Meyer-Sickendiek, Burkhard, "Nietzsche's Aesthetic Solution to the Problem of Epigonism in the Nineteenth Century", ed. Paul Bishop, Nietzsche and Antiquity: His Reaction and Response to the Classical Tradition, Woodbridge, UK: Boydell & Brewer, 2004. p. 323
- ^ "The Anarchism of Émile Armand". The Anarchist Library.
- ^ The Cambridge Companion to Nietzsche. Cambridge University Press. 1996. hlm. 129.
- ^ Nietzsche and Soviet Culture: Ally and Adversary.
- ^ Pio Baroja.
- ^ Pawlett, William. Jean Baudrillard: against banality.
- ^ "Berdyczewsky, Micah Joseph". Jewish Encyclopædia.
- ^ Kaufmann 1974, hlm. 412.
- ^ "Towards a Genealogical Feminism: A Reading of Judith Butler's Political Thought". Palgrave Journals. 4 (1).
- ^ Aschheim, Steven E (1992). The Nietzsche legacy in Germany, 1890–1990. University of California Press mr Neil at sarinna teacher. hlm. 56.
- ^ Hawkins, Mike (2000). "The foundations of fascism: The world views of Drieu la Rochelle". Journal of Political Ideologies. 5 (3): 321–41.
- ^ Reevaluating Postcolonial Theory in Lawrence Durrell's Alexandria Quartet, CA: University of Alberta
- ^ John, Worthen. D.H. Lawrence: The Early Years, 1885–1912.
- ^ Robert, Montgomery. The Visionary D. H. Lawrence: Beyond Philosophy and Art.
- ^ Sheridan, Alan. André Gide: a life in the present.
- ^ "Kahlil Gibran". Encyclopedia of World Biography.
- ^ The Nietzsche legacy in Germany, 1890–1990.
- ^ Troubling legacies: migration, modernism and fascism in the case of Knut Hamsun.
- ^ Jünger, Ernst (2011), "The Figure of The Worker Between the Gods & the Titans - Part 2 Alain de Benoist", Counter Currents (4)
- ^ Kaufmann 1974, hlm. 214–15.
- ^ The Columbia encyclopedia of modern drama. 1. Also, one of Krleža's first works was called Zarathustra and young man.
- ^ Morality and the literary imagination.
- ^ The Philosophy of Jack London, Sonoma[pranala nonaktif]
- ^ Pusey, James Reeve. Lu Xun and evolution.
- ^ MahlerandNietzsche.[pranala nonaktif]
- ^ Witt, Mary Ann Frese (2001). The search for modern tragedy: aesthetic fascism in Italy and France. Cornell University Press. hlm. 139–41.
- ^ Understanding Robert Musil.
- ^ Starrs, Roy. Deadly dialectics: sex, violence, and nihilism in the world of Yukio Mishima.
- ^ Nietzsche and Soviet Culture: Ally and Adversary.
- ^ Törnqvist, Egil. Eugene O'Neill: a playwright's theatre.
- ^ The Poets' Jesus: Representations at the End of a Millennium.
- ^ The Importance of Nietzsche: Ten Essays.
- ^ Golomb, Jacob; Santaniello, Weaver; Lehrer, Ronald. Nietzsche and depth psychology.
- ^ Robert, Aldrich. Who's Who in Gay and Lesbian History.
- ^ Schneck, Stephen Frederick. Person and polis: Max Scheler's personalism as political theory.
- ^ Solms-Laubach, Franz; Solms-Laubach, Franz. Nietzsche and early German and Austrian sociology.
- ^ Douglas, Allen (1992). From fascism to libertarian communism: Georges Valois against the Third Republic. University of California Press. hlm. 14–15.
- ^ Robert Anton Wilson talks about Alfred Korzybski, Friedrich Nietzsche,...
- ^ Golomb 1997.
- ^ a b c d e f John Letche. 2001. 50 Filsuf Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius
- ^ a b c d Bryan Magee. 2008. The Story of Philosophy. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 172-179.
- ^ P. A. van der Weij. 1991. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 125-132.
Pranala luar
- Rick Roderick Nietzsche and the Postmodern Condition (1991) Video berisi kuliah