Sarekat Islam

partai politik di Indonesia

Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam.

Berkas:Sarekatislam.jpg
logo Sarekat Islam

Sejarah

Sarekat Dagang Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 sebagai wadah persatuan pada pedagang pribumi Muslim. Awal gerakan ini dimulai di Solo dan dimotori oleh seorang saudagar Muslim di Surakarta, H Samanhudi. SDI pada awalnya diarahkan untuk melawan dominasi Cina yang menguasai dunia perdagangan dengan mengorbankan pedagang pribumi.

Anggaran Dasar SDI, sebagaimana tercatat dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, bertujuan untuk berikhtiar meingkatkan persaudaraan di antara anggota dan tolong menolong di kalangan kaum Muslimin, berusaha meningkatkan derajat kemakmuran dan kebebasan negeri. Organisasi ini meluas sampai ke lapisan masyarakat bawah dan kemudian oleh pemerintah kala itu dianggap sebagai organisasi yang mengancam stabilitas sehingga dibekukan pada Agustus 1912.

Pada akhir Agustus 1912 pembekuan SDI dicabut karena tidak cukupnya bukti. Setelah itu dilakukan perubahan pada tubuh SDI sebagai aset umat dalam rangka menyikapi perkembangan yang terjadi di tanah air. Muncullah pemimpin baru yakti Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Disusunlah anggaran dasar baru bahwa organisasi ini dinyatakan meliputi seluruh Indonesia dan sekaligus menghapus kata “dagang” menjadi Sarekat Islam (SI). Tercatat H Samanhudi sebagai ketua dan HOS Tjokroaminoto sebagai komisaris. Anggaran Dasar disahkan dengan akta notaris di Surabaya pada 10 September 1912.

Sejak berdirinya, tercatat sejumlah advokasi yang dilakukan oleh SI. Organisasi ini gigih mengusahakan tercapainya tujuan kenegaraan, kebenaran, dan keadilan. Upaya-upaya perlawanan terhadap praktik-praktik penindasan oleh penguasa juga kerap dilakukan.

Perkembangan SI begitu pesat. Pada waktu itu SI menjadi kekuatan politik yang amat terasa pengaruhnya. Tahun 1916 tercatat 181 cabang di seluruh Indonesia dengan tak kurang dari 700 ribu anggota. Sebuah angka yang fantastis kala itu, Budi Utomo di masa keemasannya saja hanya beranggotakan tak lebih dari 10 ribu orang.

Tak salah kiranya jika kelompok nasionalis Islami berpendapat bahwa berdirinya Sarekat Islam pada 16 Oktober 1905 adalah titik tolak pergerakan nasional. Islamlah yang mampu mendobrak “nasionalisme” lokal itu (Nasution, 1965). Tak kurang, M Natsir dalam Indoensisch Nationalism mengatakan bahwa pergerakan Islamlah yang pertama meretas jalan di negeri ini bagi kegiatan politik yang mencita-citakan kemerdekaan.

Kongres SI

Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antar bangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Indonesia.

Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.

Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.

Bacaan rujukan

Pranala luar