Bani Khazraj

Kabilah Arab di Madinah
Revisi sejak 13 Maret 2019 06.55 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Dikembalikan ke revisi 13181555 oleh Naval Scene (bicara).)

Bani Khazraj (bahasa Arab: بنو خزرج) adalah salah satu kabilah Arab yang tinggal di Madinah pada masa awal penyebaran agama Islam. Nenek moyang Bani Khazraj berasal dari daerah Yaman, yang hijrah ke Yathrib (nama lama Madinah) setelah terjadi bencana pecahnya bendungan Ma'rib.[1]

Nama kabilah ini berasal dari nama Al-Khazraj bin Haritsah bin Tsa'labah bin Amr Muzaiqiya,[2] yang mana Amr Muzaiqiya adalah salah seorang pemimpin Bani Azad yang memimpin kaumnya berhijrah dari Yaman.[3] Bani Khazraj dan kerabatnya Bani Aus adalah keturunan dari ibu yang sama, yaitu Qailah binti Kahil istri Haritsah bin Tsa'labah, dan dengan demikian secara bersama-sama juga mendapat julukan Bani Qailah.[4] Bani Khazraj terbagi menjadi banyak puak keluarga, di antaranya terutama adalah Bani Auf, Bani Al-Harits, Bani Sa'idah, Bani Jusyam, dan Bani an-Najjar.[5] Sesembahan utama Bani Khazraj pada masa pra-Islam adalah Manat, sebuah berhala yang letaknya di Qadid pada lintas jalur perdagangan antara Mekkah dan Madinah.[6]

Pada musim haji tahun ke-11 dakwah Muhammad, enam orang kabilah Bani Khazraj, yaitu As'ad bin Zurarah dan Auf bin Harits dari Bani an-Najjar, Rafi bin Malik dari Bani Zuraiq, Quthbah bin Amir dari Bani Salamah, Uqbah bin Amir dari Bani Hiram, dan Jabir bin Abdiwah dari Bani Ubaid, melakukan baiat masuk Islam di Aqabah, Mina.[7] Merekalah orang-orang Yatsrib terawal yang menjadi Muslim, dan mereka lalu menyebarkan ajaran tersebut kepada para penduduk lainnya.[7] Pada musim haji tahun berikutnya, mereka datang untuk kembali berbaiat disertai lima orang baru dari Bani Khazraj dan dua orang dari Bani Aus yang mana peristiwa itu disebut sebagai Baiat Aqabah I.[7] Pesatnya perkembangan Islam di Yathrib menyebabkan pada musim haji tahun ke-13, 62 laki-laki dan 2 perempuan dari Bani Khazraj dan 11 laki-laki dari Bani Aus kembali berbaiat pada peristiwa Baiat Aqabah II.[7]

Sebelum dipersatukan melalui Piagam Madinah,[5] Banu Khazraj bersekutu dengan suku Yahudi Bani Qaynuqa untuk menghadapi Bani Aus dan sekutunya. Setelah masuk Islam, Bani Khazraj dan Bani Aus disebut secara bersama-sama sebagai kaum Anshar.[1] Kaum Anshar dan kaum Muhajirin selanjutnya bersatu dalam mendukung kepemimpinan Muhammad dan para khalifah penerusnya dalam menegakkan pemerintahan serta menyebarkan agama Islam, terutama di Madinah serta Jazirah Arabia pada umumnya.[1]

Tokoh

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Abdul Aziz (2011). Chiefdom Madinah: Salah Paham Negara Islam. Pustaka Alvabet. hlm. 212-213. ISBN 978-979-3064-98-7, 9793064986. 
  2. ^ Safiur-Rahman Al-Mubarakpuri (2002). Ar-Raheeq Al-Makhtum. Penerjemah Issam Diab (edisi ke-Direvisi). Maktaba Dar-us-Salam. hlm. 9. 
  3. ^ The Calcutta Review. 21. Sanders, Cones and Co. 1853. hlm. 11-12,34,43. 
  4. ^ Shawqī Abū Khalīl (2004). Atlas Al-sīrah Al-Nabawīyah. Darussalam. hlm. 104. ISBN 978-9960-897-71-4, 9960897710. 
  5. ^ a b Abdul Aziz (2011). hlm. 221.
  6. ^ Abdul Aziz (2011). hlm. 168.
  7. ^ a b c d Moenawar Chalil, K.H. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. 2 (edisi ke-Istimewa). Gema Insani. hlm. 102-108. ISBN 978-979-561-715-0, 979561715X.