Landing Platform Dock kelas Makassar
KRI Makassar (590) adalah sebuah kapal LPD buatan Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock) atau kapal yang mempunyai platform docking dan undocking untuk mengoperasikan LCU.
Makassar class
| |
Tentang kelas | |
---|---|
Nama: | KelasMakassar |
Pembangun: | |
Operator: | Indonesian Navy |
Didahului oleh: | Tanjung Dalpele |
Subkelas: | |
Biaya: | $37.5 juta - $45 juta |
Dibangun: | 2006-2007 |
Bertugas: | 2007-2011 |
Jumlah: | 0 |
Rencana: | 2 |
Selesai: | 4 |
Aktif: | 4 |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | Landing Platform Dock |
Tonase | 8,400 tons |
Berat benaman |
7,300 tons standard displacement |
Panjang |
122 meter 125 meter (for Indonesian version) |
Lebar | 22 meter |
Tinggi | 56 meter |
Sarat air | 4.9 meter |
Dek |
(Tank Deck); 6.7 meter,(Truck Deck); 11.3 meter |
Pendorong |
CODAD, 2 shafts,2 x MAN B&W 8L28/32A diesel rated at 2666 BHP /1960 kW@ 775 RPM |
Kecepatan |
Maximum: 16 knots |
Jangkauan | 30 hari, mencapai 10,000 Nm |
Daya tahan | +45 hari |
Kapal dan pesawat yang diangkut | 2 x LCVP |
Kapasitas | sampai 40 kendaraan infanteri |
Tentara | 218 Pasukan |
Awak kapal | akomodasi hingga 518 orang |
Awak | 126 kru |
Waktu penyalaan | 3 |
Senjata |
'A' position: Bofors 40mm SAK40/L70 or |
Pesawat yang diangkut | 5 helikopter |
Fasilitas penerbangan | hangar untuk 2 Super Puma |
Konstruksi
-(Dalam proses penerjemahan)- Selain sebagai kapal tempur yang mempunyai fungsi utama dalam Operasi Amfibi untuk mengangkut Pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya, kapal yang berteknologi desain semi stealth ini juga dapat difungsikan untuk untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam, Kapal Rumah Sakit. Kontrak kapal ini ditandatangani pada Desember 2004, kontrak ini berisi tentang pengadaan satu Kapal Komando (KRI Tanjung Dalpele) dan empat kapal LPD (dua dibuat di Korea dan dua lainnya dibangun di PT PAL Surabaya). Kapal ini mempunyai panjang 122 meter, lebar 22 meter tinggi keseluruhan 35 m itu dapat mengangkut sekitar 618 personel termasuk awak kapal, 22 ranpur/rantis, 15 Truk dan 3 helikopter. Kapal berdisplacement 7.600 ton itu, juga dilengkapi dengan landasan pendaratan helikopter (helipad).
Pengembangan
Kelas Kapal ini dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 40 mm bofors, Mitraliur 12,7 mm dan kanon 20 mm , juga rudal anti udara jarak pendek Mistral , juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system), serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter.
Landing Platform Dock kelas Makassar dibagi menjadi 4 model, yaitu Model I atau kelas Makassar, dan Model II atau kelas Banjarmasin, serta model-model lain untuk versi Ekspornya. Berikut adalah uraiannya :
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model I (kelas Makassar) adalah kapal-kapal gelombang pertama yang diproduksi oleh Galangan Kapal Daesun Shipbuildings pada proses Transfer of Technology, yang terdiri dari dua kapal pertama yang dibangun pada tahun 2006 dan 1929 dan memiliki struktur yang lebih sederhana daripada kapal selanjutnya.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model II (kelas Banjarmasin) adalah kapal-kapal gelombang kedua alias yang terakhir yang diproduksi oleh Galangan Kapal PT PAL Indonesia pada proses Transfer of Technology, yang terdiri dari kapal-kapal yang dibangun pada tahun 2006 dan 2007 dan memiliki struktur yang cukup serbaguna di kelasnya, seperti fasilitas yang terdapat pada KRI Banda Aceh, yang tidak ada di kelas sebelumnya.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model III (kelas Tarlac) adalah kapal-kapal yang murni dari tangan-tangan yang terampil dari Galangan Kapal PT PAL Indonesia yang telah menyudahi masa proses Transfer of Technology, dan memiliki formula-formula yang lebih mutakhir untuk membuat kapal-kapal sejenis. Kapal ini dioperasikan secara resmi di Angkatan Laut Filipina yang dibuat pada tahun . Memiliki sistem persenjataan yang lebih mandiri tergantung dari Pihak Angkatan bersenjata negara tersebut. Seperti memiliki kemampuan sistem komunikasi seperti ICCS5, radio VLF-HF dan V/UHF yang diproduksi oleh Perusahaan Komunikasi kelautan EID asal Portugal. Serta mampu menembak menggunakan satu meriam 76 mm di haluan depan sebagai persenjataan utama, dan 2 meriam 25 mm di setiap sisi buritan kapal.
- Landing Platform Dock kelas Makassar Model IV (Kelas Pisco) adalah Model terakhir dari Kelas Utama Kelas Makassar yang menjadi bagian dari Angkatan Laut Peru. Memiliki kemampuan untuk menyimpan Helikopter sesuai standar, tetapi akan diberikan persenjataan yang cukup canggih dari pihak Angkatan Bersenjata Peru.
Daftar kapal
Tipe I (Makassar)
Nama kapal | Galangan kapal | Dibangun | Diluncurkan | Selesai |
---|---|---|---|---|
KRI Makassar LPD-590 |
Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan | Null | Desember 2006 | April 2007 |
KRI Surabaya LPD-591 |
Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan | Desember 2006 | Maret 2007 | Agustus 2007 |
Tipe II (Banjarmasin)
KRI Banjarmasin LPD-592 |
PT. PAL Indonesia, Surabaya | 19 Oktober 2006 | 28 Agustus 2008 | 28 November 2009 |
KRI Banda Aceh LPD-593 |
PT. PAL Indonesia, Surabaya | 7 Desember 2007 | 19 Maret 2010 | 21 Maret 2011 |
KRI Semarang LPD-594 |
PT. PAL Indonesia, Surabaya | 28 Agustus 2017 | 3 Agustus 2018 | 21 Januari 2019 |