Bahasa Tionghoa tertulis
Bahasa Tionghoa tertulis menggunakan aksara-aksara Han (漢字/汉字 pinyin hànzì), yang dinamakan dari kebudayaan Han yang merupakan sumber dari bahasa ini. Huruf Tionghoa sepertinya berasal dari dinasti Shang sebagai piktogram yang menggambarkan benda nyata. Contoh-contoh pertama dari huruf Tionghoa adalah tulisan/gambaran pada tulang ramalan (oracle bones), yang kadang-kadang berupa domba scapula tetapi seringkali berupa kura-kura plastron yang digunakan untuk meramal. Dalam periode zaman dinasti Zhou dan Han, huruf-huruf ini berubah menjadi lebih bergaya. Selain itu, terdapat juga komponen-komponen tambahan yang ditambahkan sehingga banyak karakter huruf memiliki satu elemen yang memberikan tanda (atau dulunya memberikan tanda) untuk pengejaan, dan sebuah komponen lain (yang disebut "radikal") memberikan tanda untuk kategori artian umum yang menunjukkan arti dari kata tersebut. Di dalam bahasa Tionghoa modern, mayoritas huruf-huruf berbasis fonetik (bunyi) dan bukan berbasis logografik (gambaran). Sebagai sebuah contoh, karakter huruf 按 àn yang berarti "mendorong ke bawah", mengandung 安 an (damai), yang berfungsi sebagai komponen fonetik dari kata tersebut, dan 手 shǒu (tangan), yang menandakan bahwa itu merupakan suatu pekerjaan yang pada umumnya menggunakan tangan.
Terdapat banyak gaya kaligrafi Tiongkok yang berkembang selama berabad-abad, misalnya zhuanshu (篆書), caoshu (草書), lishu (隸書) dan kaishu (楷書).
Di Jepang dan Korea, aksara Han diadopsi dan diintegrasikan ke dalam bahasa mereka dan menjadi Kanji dan Hanja. Jepang masih menggunakan Kanji sebagai bagian yang penting dalam sistem penulisan mereka namun penggunaan Hanja telah berkurang banyak di Korea (di Korea Utara sudah tidak digunakan sama sekali).
Dalam bidang software dan internasionalisasi komunikasi, CJK adalah istilah kolektif untuk bahasa Tionghoa, bahasa Jepang dan bahasa Korea, dan istilah CJKV yang lebih jarang dipakai merujuk kepada kumpulan yang sama ditambah bahasa Vietnam; kesemuanya merupakan bahasa byte-ganda, karena mempunyai lebih dari 256 karakter di dalam "alfabet" mereka. Pemrosesan aksara Tionghoa yang dikomputerisasi melibatkan beberapa masalah khusus di input dan skema pengkodean aksara, karena keyboard standar dengan 100 lebih karakter tidak mampu memasukkan karakter sebanyak itu dengan menekan sebuah tombol sekali.
Sistem penulisan bahasa Tionghoa sebagian besar adalah logografis, artinya setiap aksara mengekspresikan sebuah bagian kata yang merupakan suku kata tunggal. 90% daripada bagian-bagian kata dalam bahasa Tionghoa adalah bersuku kata tunggal. Tetapi mayoritas kata-kata modern mempunyai suku kata lebih dari satu (multisyllabic) dan multigrafis. kata-kata multisyllabic mempunyai logogram terpisah untuk setiap suku kata. Beberapa - bukan semua - aksara Han adalah ideograf, namun kebanyakan aksara Han mempunyai bentuk yang berdasarkan pengucapannya daripada artinya, jadi mereka tidak langsung mengekspresikan idenya.
Bentuk Aksara Tionghoa
There are currently two standards for printed Chinese characters. One is the Traditional system, used in Taiwan. Mainland China and Singapore use the Simplified system (developed by the PRC government in the 1950s), which uses simplified forms for many of the more complicated characters. For Hong Kong and Macau, they uses mainly the Traditional system, but for many characters, they have adopted the simplified form. Most simplified versions were derived from established, though obscure, historically-established simplifications. In Taiwan, many simplifications are used when characters are handwritten, but in printing traditional characters are the norm. In addition, most Chinese use some personal simplifications.
Simplification process is actually not restricted to Simplified system. In order to computerize Chinese, the authority in Taiwan has tried to "standardize" the glyph of characters being used, to eliminate unnecessary variations. As a result, several characters are combined into one, and some characters have their written form altered to ease the glyph generation process by computing technologies at that time. But these simplification process are rather minor as compared with the effort done by the Mainland government.