Deli Spoorweg Maatschappij

perusahaan asal Hindia Belanda

Deli Spoorweg Maatschappij, N.V. (DSM) adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang beroperasi di dekat pantai timur Sumatra di sekitar Deli (Medan). Namanya harus dibedakan dengan Deli Maatschappij, yang bergerak di bidang perkebunan tembakau yang kelak memperluas bisnisnya ke teh, karet, kelapa sawit, dan produk-produk kayu. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1883. Perusahaan ini mempergunakan lebar sepur 1.067 mm untuk menjalankan operasionalnya. Saat ini lintas-lintas perusahaan ini termasuk dalam Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh.

Kantor pusat DSM di Medan, Sumatra Utara
Peta jalur KA DSM.

Sejarah

DSM didirikan pada tahun 1883 dan terdaftar di Amsterdam. Perusahaan ini berkantor pusat di Deli Serdang sampai tahun 1890 dan kemudian pindah ke Deli, sekarang Medan. Nama lengkap yang resmi dari perusahaan ini adalah Naamlooze Venootschap Deli Spoorweg Maatschappij (DSM, N.V.).

Perusahaan ini memperoleh modal sebesar 2,6 juta gulden dan bertambah menjadi empat juta pada tahun 1889. Konsesi pertama diberikan dalam rangka memfasilitasi pengangkutan tembakau dari daerah dataran tinggi. Jacob Cremer, juragan tembakau Deli Maatschappij juga turut andil membangun perusahaan. Peletakan batu pertama lintas dilakukan tanggal 1 Juli 1883 di Siak Sri Indrapura. Lintas pertama sejauh 56 km membutuhkan biaya 2,43 juta gulden serta mempekerjakan orang Tionghoa.

Operasi

Pada tahun 1888 perusahaan telah mengangkut 28.559 ton barang, utamanya tembakau. Tonase pengangkutan melonjak tujuh kali lipat pada tahun 1900 (90% tembakau). Harga saham meningkat pada tahun 1914 sampai 10 juta. Dalam rangka untuk membiayai investasi yang lebih besar, obligasi pun diterbitkan.

Bengkel kereta apinya terletak di Poloe-Brayan di Medan utara (sekarang menjadi Balai Yasa Pulu Brayan, khusus untuk merawat lokomotif, kereta, dan gerbong yang dialokasikan di Divre I). Karet menjadi barang angkutan yang penting setelah tahun 1910. Pada tahun 1913, diangkut 50.230 penumpang kereta api kelas I, 151.000 penumpang kelas II, dan 1,56 juta penumpang kelas III. Selain itu, tercatat juga bahwa perusahaan ini telah mengangkut bagasi seberat 1.319 ton, kargo 163.000 ton dan sekitar 2.000 hewan. Hal ini membawa pendapatan hampir 3 ½ juta gulden, meski biaya operasionalnya mencapai 1,45 juta. Pada tahun 1914, perusahaan ini mengoperasikan lintas sejauh 263 km. Tembakau menurun menjadi 8% berat dan 15% volume. Perusahaan juga memutuskan untuk meningkatkan modal menjadi sepuluh juta pada April 1913. Jumlah dividen yang dibayar dari 1900-1911 adalah sebesar 10% dan pada tahun-tahun berikutnya sampai tahun 1919 meningkat hingga 12-15%.

Pada tahun 1917 perusahaan ini mengangkut 2,7 juta penumpang dan 617.000 ton barang. Sejak tahun 1918, jalur kereta api menuju Besitang (750 mm) kemudian dibangun untuk mengintegrasikan dengan Atjeh Tram. Karena sepurnya berbeda, maka dibangun jalur kereta api dengan lebar sepur ganda, dari Besitang hingga Pangkalan Susu. Kelanjutan jalur ke Pangkalan Brandan selesai pada tahun 1919.

Galeri

Daftar pustaka

  • Meijer, H. (1904). De Deli Maatschappij Spoorweg: driekwart eeuw koloniaal spoor; Zutphen 1987. Walburg Pers. hlm. 152. 
  • Weisfelt, Jacobus (1972). De Deli Maatschappij Spoorweg as factor in de Economische ontwikkeling van de Oostskust van Sumatra; sl, sn. Rotterdam: Bronder offset. 
  • Annual Reports: Jaarverslag the Deli Maatschappij Spoorweg, gevestigd te Amsterdam; from 1884, later than the Jaarverslag Naamlooze Vennootschap Deli Maatschappij Spoorweg gevestigd te Amsterdam; ZDB ID 2030176-5
  • Archival material: finding aids of the Dutch National Archives company history, technical Tekeningenarchief (1883-1948)
  • Cards: postwar routes detailed on the map sheets Langsa (NB-47-14), Medan (NA-47-2), Tebingtinggi (NA-47-3) of the US Army Map Service, Corps of Engineers; Series T503, 1: 250000, first edition in May 1958 (data recording 1954)