Arsitektur Rote

Revisi sejak 23 Maret 2019 06.06 oleh Rofinus EL (bicara | kontrib) (Arsitektur tradisional suku Rote berdasarkan bentuk, struktur, konstruksi, dan material.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

{{sedang ditulis}}

Suku Rote adalah masyarakar penghuni kabupaten Rote Ndao yang baru dimekarkan dari Kabupaten Kupang pada tahun 2002.

Luas dan letak

Kabupaten Rote mempunyai luas wilayah 1.280,10 km 2 yang terdiri dari 96 pulau, tetapi hanya  6 pulau yang berpenghuni, yaitu pulau Rote, Usu, Nuse, Ndao, Landu, dan pulau Do’o, sedangkan 90 pulau lainnya tidak berpenghuni. Kepulaan ini terletak di 10° - 110  LS dan 1210 - 1230 BT dengan iklim tropis dan angin musom yang kering sehingga alam kepulauan Rote gersang serta banyak ditumbuhi pohon-pohon lontar.

Batas-batas wilawah kabupaten Rote Ndao;

Utara  : Laut Sawu

Selatan : Samudera Hindia

Timur  : Laut Timor

Barat  : Laut Sawu dan Samudera Hindia

Keadaan alam kabupaten Rote Ndao sangat kering dengan musim hujan yang relatif singkat,


yang demikian penduduk pulau Rote membangun rumah tradisional berbentuk pelana dengan kemiringan di atas 45 derajat. Hal itu juga berhubungan dengan bahan penutup atap yang digunakan, yaitu rumput alang-alang, daun nyiur, dan daun lontar. Pohon lontar mereka  sebut juga sebagai pohon tuak, karena menghasilkan tuak atau air nira yang bila dimasak menghasilkan gula.