Kabupaten Manggarai Timur

kabupaten di Indonesia, di pulau Flores


Kabupaten Manggarai Timur adalah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Manggarai Timur merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai, tepatnya pada tanggal 17 Juli 2007. Luas Wilayahnya 2.643,41 km⊃2; memiliki 9 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 159 Desa. Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Timur adalah 289.148 jiwa (2013). Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Borong.

Kabupaten Manggarai Timur
Daerah tingkat II
Peta
Kabupaten Manggarai Timur di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Manggarai Timur
Kabupaten Manggarai Timur
Peta
Kabupaten Manggarai Timur di Indonesia
Kabupaten Manggarai Timur
Kabupaten Manggarai Timur
Kabupaten Manggarai Timur (Indonesia)
Koordinat: 8°33′19″S 120°35′51″E / 8.55533°S 120.59761°E / -8.55533; 120.59761
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri17 Juli 2007
Ibu kotaBorong
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 6
  • Kelurahan: 10 kelurahan
    104 desa
Pemerintahan
 • BupatiYoseph Tote
Luas
 • Total2.643,41 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2016)[1])
 • Total276.620 jiwa
 • Kepadatan11/km2 (30/sq mi)
Demografi
 • AgamaKatolik (92.38%)
Islam (7.34%)
Kristen Protestan (0.26%)
Hindu 0.02% [2]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5319
Kode Kemendagri53.19
DAURp. 382.067.746.000.-
Situs webwww.manggaraitimurkab.go.id

Sejarah

Kabupaten Manggarai timur lahir dari kesadaran dan cita-cita. Kesadaran akan fakta pembangunan yang belum maksimal dan cita-cita untuk mengubah keadaan, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta pemerataan pembangunan. Kesadaran dan cita-cita itu menjadi aspirasi. Aspirasi menjadi wacana. Wacana menjadi gerakan bersama perjuangan untuk membentuk Kabupaten Manggarai Timur. Dalam rekam peristiwa, wacana pembentukkan Kabupaten Manggarai Timur telah digullirkan sejak 1986. Berbagai elemen masyarakat berjuang agar Kabupaten Manggarai dibagi menjadi tiga yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur. Wacana ini lahir dari kesadaran bahwa wilayah Manggarai terlalu luas. Jika dimekarkan, kualitas pelayanan publik akan lebih baik dan tepat sasaran.

Wacana Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur terus diperjuangkan dan disuarakan, namun belum menjadi arus utama. Antara akhir dekade 1980-an hingga akhir dekade 1990-an, wacana itu seperti kehilangan momentum. Ada namun belum melonjak ke permukaan. Sekitar tahun 2000 wacana pembentukan Kabupaten Manggarai Timur kembali bergulir. Tonggaknya adalah pernyataan dukungan dari DPRD Kabupaten Manggarai terhadap usulan pemekaran Kabupaten Manggarai menjadi tiga kabupaten. Dukungan itu tertuang dalam pernyataan Nomor 1/Perny.DPRD/2000 tanggal 29 Mei 2000. Dukungan tersebut ditindaklanjuti melalui keputusan politik lembaga DPRD Manggarai Nomor 06/DPRD/2002 tanggal 10 Agustus 2002. Selama lima tahun, aspirasi ini timbul-tenggelam-mengendap namun hidup dalam hati masyarakat.

Sejak tahun 2005, dukungan terhadap pembentukan Manggarai Timur mendapatkan angin segar. Dimulai dengan surat usulan Bupati Manggarai Nomor Pem. 135/22/I/2006, Keputusan DPRD Kabupaten Manggarai Nomor 03/DPRD/2006 tanggal 4 Februari 2006, Keputusan Nomor 04/DPRD/2006 tanggal tanggal 15 Februari 2006 dan Keputusan Nomor 05/ DPRD/2006, tanggal 17 Februari 2006. Usulan Gubernur NTT Nomor Pem. 135/04/2006 tanggal 27 Januari 2006 dan Keputusan DPRD Provinsi NTT Nomor 4/PIMP.DPRD/2006 tanggal 1 Februari 2006.

Dengan melihat kebutuhan masyarakat serta dukungan pemerintah, optimisme melingkupi semua elemen yang berjuang untuk membentuk Kabupaten Manggarai Timur. Gerakan bersama untuk memekarkan dan membentuk daerah otonom baru mulai dilaksanakan dengan teratur dan terencana. Jalur politis dan jalur budaya ditempuh. Pendekatan demi pendekatan gencar dilakukan. Puncak dari perjuangan ini adalah lahirnya Undang Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang disahkan pada tanggal 17 Juli 2007.

Geografi

Batas Wilayah

Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Laut Flores
Timur Kabupaten Ngada
Selatan Laut Sawu
Barat Kabupaten Manggarai

Topografi

Secara Geografis Kabupaten Manggarai Timur terletak antara 08°.14’ LS - 09°.00 LS dan 120°.20’ BT - 120°.55’° BT.Pola topografi ini sedikit banyak mempengaruhi bentuk tata guna lahan yang ada. Daerah Timur Sepanjang jalan Lintas Flores yang relatif kemiringan lahannya agak rendah dipergunakan sebagai kawasan pemukiman.selain itu dilokasi ini juga dimanfaatkan warga untuk daerah persawahan dan peternakan. Lahan dengan tingkat lekukan tinggi rendah yang berada di Utara,dan sebagian selatan merupakan daerah hutan lindung dan perkebunan milik rakyat yang ditanami kopi,kemiri,kakao/coklat,dan vanili.

Iklim

Sesuai dengan letak geografis, iklim di Kabupaten Manggarai Timur merupakan iklim daerah tropis, dalam setahun hanya ada 2 musim yaitu musim kemarau antara bulan April sampai bulan September dan musim penghujan antara bulan Oktober sampai bulan Maret. Temperatur udara rata-rata adalah 28,060C dengan suhu perbulan minimum 24,10oC dan maksimim 31,70oC, sehingga Manggarai Timur secara umum bersuhu udara panas. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan kelembaban udara 80% sedangkan rata-rata curah hujan sebanyak 1.906 mm dengan hari hujan sebanyak 142 hari.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No. Potret Nama Bupati Mulai Menjabat Selesai Menjabat Prd. Wakil Bupati Ket.
sebelum dilakukan pemilihan bupati definitif, Frans B. Padju Leok, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai ditugaskan sebagai Penjabat Bupati
1   Drs. Yosep Tote M.Si 14 Februari 2009 14 Februari 2014 I Agas Andreas, SH. M.Hum
14 Februari 2014 14 Februari 2019 II
2   Agas Andreas, SH. M.Hum 14 Februari 2019[3] 14 Februari 2024 III Drs. Jaghur Stefanus
(sampai 2022)
[4]
Siprianus Habur, S.Sos
(sejak 2022)
[5]
selama masa peralihan ini, Boni H. Siregar, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur ditugaskan sebagai Penjabat Bupati


Dewan Perwakilan

== DPRD Kabupaten Manggarai Timur ==

Berikut adalah Daftar Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Indonesia dari masa ke masa.

Daftar Bupati dan Wakil Bupati Yang Pernah Memimpin Kabupaten Manggarai Timur
No. Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Periode Kepimpinan
1 Johanes Nahas Wilbrodus Nudin 2008 – 2014
1 Lucius Modo Filfridus Jiman, Ir. Gorgonius D. Bajang 2014 – 2019
2 TBA TBA 2019 – 2024

Kecamatan

Kabupaten Manggarai Timur pada awal dibentuk terdiri dari 6 Kecamatan, namun kemudian dilakukan pemekaran wilayah dan melahirkan 3 kecamatan baru yaitu Kecamatan Elar Selatan, Kecamatan Poco Ranaka Timur dan Kecamatan Rana Mese sehingga sekarang Kabupaten Manggarai Timur memiliki 9 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 159 Desa. Berikut ini adalah nama kecamatan yang ada di Kabupaten Manggarai Timur:

  1. Kecamatan Borong
  2. Kecamatan Elar
  3. Kecamatan Elar Selatan
  4. Kecamatan Kota Komba
  5. Kecamatan Lamba Leda
  6. Kecamatan Poco Ranaka
  7. Kecamatan Poco Ranaka Timur
  8. Kecamatan Rana Mese
  9. Kecamatan Sambi Rampas

Demografi

Penduduk

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2013
Nama Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Laki-laki Perempuan Jumlah
Kecamatan Borong 28.202 20.906 20.610 41.516 Jiwa
Kecamatan Elar 32.825 8.070 7.812 15.882 Jiwa
Kecamatan Elar Selatan 23.934 9.587 9.180 18.767 Jiwa
Kecamatan Kota Komba 49.194 27.689 27.084 54.773 Jiwa
Kecamatan Lamba Leda 34.943 17.847 17.903 34.750 Jiwa
Kecamatan Ponco Ranaka 10.423 17.218 17.657 34.875 Jiwa
Kecamatan Ponco Ranaka Timur 10.423 13.931 14.154 28.085 Jiwa
Kecamatan Rana Mese 20.824 15.124 14.990 30.114 Jiwa
Kecamatan Sambi Rampas 40.009 14.851 14.535 29.386 Jiwa

Agama

Agama di Kabupaten Manggarai Timur (2016 )[6]
Agama persen
Katolik
  
92,38%
Islam
  
7,34%
Kristen Protestan
  
0,26%
Hindu
  
0,02%

Sebagian besar penduduk Kabupaten Manggarai Timur beragama Kristen sebesar 92.64% dimana mayoritas adalah Katolik 92.38% dan Kristen Protestan 0.26%. Selebihnya adalah menganut agama Islam 7.34%, dan Hindu 0.02%.

Pariwisata

Kabupaten Manggarai Timur memiliki 111 objek wisata mapun potensi objek wisata yang sudah didata[7] berupa pantai, gunung, air terjun, budaya, danau dan lainnya. Berikut ini beberapa objek wisata di Kabupaten Manggarai:

1. Pantai Watu Pajung

Berada sekitar 10 km di sebelah timur Pota yang merupakan ibukota Kecamatan Sambi Rampas. Pantai ini mmiliki hamparan pasir putih di sepanjang pantai, di beberapa bagian terdapat batu karang yang berdiri anggun & kokoh membelakangi perbukitan yang hijau ditumbuhi pepohonan. Di bagian timur pantai Watu Pajung terdapat padang yang cukup luas , sementara di bagian barat terdapat lahan persawahan milik warga setempat. Kombinasi alam nan indah ini membuat Watu Pajung sangat menakjubkan. Dinamai Watu Pajung karena di tepi pantai terdapat sebuah batu karang yang berdiri menghadap ke laut, menyerupai payung yang sedang mengembang. Secara harafiah berarti Batu Payung atau batu yang menyerupai payung[8].

2. Danau Rana Tonjong

Danau Rana Tonjong terletak di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas, sekitar 3 km utara Pota. Danau Rana Tonjong berada di sebuah dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan di bagian barat, selatan dan utara, sedangkan di bagian timur terdapat areal persawahan yang cukup luas milik masyarakat setempat. Danau Rana Tonjong memiliki keunikan karena ditumbuhi bunga teratai raksasa (Victoria Amazonica) atau disebut Tonjong dalam bahasa setempat. Tumbuhan ini menutupi seluruh permukaan danau yang memilikitidak tampak adanya air pada permukaan danau. Bunga Teratai ini tumbuh subur sepanjang tahun namun hanya berbunga sekali dalam setahun yaitu selama bulan April hingga Juni.

3. Danau Ranamese

Danau Rana Mese berlokasi di Desa Golo Loni, Kecamatan Borong, berada tepat di lintasan jalur jalan Negara yang menghubungkan kabupaten-kabupaten di Pulau Flores. Danau Rana Mese berada di dalam wilayah hutan lindung dan dikelilingi oleh barisan pegunungan Mandosawu dan Poco Ranaka diantara wilayah Kecamatan Borong dan Kecamatan Poco Ranaka. Karena itu banyak orang beranggapan bahwa Danau Rana Mese merupakan permata yang tersembunyi di balik Gunung Mandosawu. Danau Rana Mese berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Disini wisatawan bisa melakukan aktivitas memancing, trecking mengelilingi danau sambil mengamati tumbuhan dan hewan tropis di dalam areal hutan di sekitar danau serta berkemah.

4. Air Terjun Cunca Rede & Air Terjun Cunca Ncuar

Air terjun ini berada di Desa Sano Lokom, Kecamatan Borong. Kedua air terjun ini memiliki sumber air dari sungai yang sama namun kemudian terpisah pada bagian yang curam sehingga terbentuklah kedua air terjun ini.Dari dua air terjun ini mengalir air yang cukup deras dan sangat sejuk karena langsung dari tengah hutan. Air terjun Cunca Rede memiliki tinggi 10 meter sedangkan Cunca Ncuar memiliki tinggi 15 meter. Pemandangan di sekeliling air terjun ini sangat menarik karena terdapat areal persawahan, dan kebun kopi milik warga di Dusun Nta'ur. Aktivitas yang dapat dilakukan di air terjun yaitu trecking, mandi di sungai, melihat aktivitas masyarakat di persawahan dan di areal kebun kopi.

5. Air Terjun Radi Ntangis & Air Terjun Wek

Air terjun Radi Ntangis dan Cuncang Wek, merupakan dua buah air terjun yang berlokasi di sebelah selatan Desa Ulu Wae, Kecamatan Poco Ranaka. Kedua air terjun ini menyimpan banyak keindahan yang tersembunyi diantara gugusan pegunungan dan rimbunan tanaman kopi. Kedua air terjun ini terletak berdampingan dengan jarak 200 meter satu dengan yang lainnya. Cuncang Radi Ntangis di sebelah barat dan Cuncang Weg dibagian timur dan kedua air terjun ini tepat di Golo (bukit) Lalong yang membentang di sebelah timur ruas jalan kabupaten menuju ke Elar. Desa Ulu Wae dikenal sebagai penghasil kopi Arabika dan Robusta. Air Terjun Radi Ntangis memiliki ketinggian sekitar 150 meter dan dengan aliran air yang lebih deras.

6. Benteng Empu

Benteng Empu berada di Desa Pocolia, Kecamatan Poco Ranaka. Empu merupakan nama kampung. Sekitar 173 tahun silam, penduduknya berpindah di sekitar lokasi empu. Kampung itu sekarang bernama Maro. Kampung Empu terletak di atas wadas, kiri kanan dan belakangnya terdapat tebing curam dan berbatu. Di depanya ada batu besar berbentuk gua alam. Pada jaman dahulu sering terjadi peperangan antara masyarakat sipil untuk memperebutkan lahan garapan. Dengan demikian di kampung Empu ini dibangun benteng pertahanan dari kumpulan batu. Konon di kawasan ini terdapat benda purbakala yang menarik seperti parang panjang yang sakti milik Empu Seheng (Kepala Suku Saat itu). Parang itu dipakai pada waktu perang sipil. Disekitar Benteng Empu terdapat perkebunan kopi milik warga setempat. Udara di sekeliling benteng Empu sangat sejuk dan memiliki panorama alam yang indah.

7. Mata Air Panas Rana Masak'

Mata Air Panas Rana Masak terletak di Desa Ngampang Mas, Kecamatan Borong. Luas areal mata air panas sekitar 1 hektar,dengan dominasi pemandangan persawahan penduduk dan pegunungan hijau yang memberikan kesejukan tersendiri. Mata air panas ini memiliki tiga titik mata air, dengan panas mencapai 40 °C yang mampu mematangkan telur ayam dalam waktu 15 menit.

8. Pantai Cepi Watu

Objek wisata ini berada di Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong. Pantai Cepi Watu memiliki hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai yang membentang sepanjang 3.5 km dari arah barat sampai ke timur hingga ke muara sungai Wae Bobo. Pantai ini cukup unik karena pada musim barat sebagian bibir pantai di bagian barat dipenuhi oleh hamparan batu, namun pada musim timur pantai ini kembali ditutupi oleh pasir putih.

9. Pantai Laing Lewe

Pantai Laing Lewe berada di sebelah utara Kaupaten Manggarai Timur, yaitu di kampung Dampek, Kecamatan Lamba Leda. Pantai Laing Lewe dapat ditempuh dari Ruteng atau Borong. Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih, lautan biru dan jernih serta pemandangan pantai yang sangat indah. Karena keindahannya, pantai Laing Lewe menjadi objek wisata yang banyak menarik minat warga untuk berkunjung ke sana untuk berekreasi sambil berenang, memancing, atau menikmati pemandangan pantai. Di sekeliling pantai terdapat hutan yang rimbun dan ditumbuhi banyak pohon cemara yang mengeluarkan aroma yang segar saat dihembus angin. Hal ini membuat udara di tepi pantai terasa sangat sejuk dan setiap orang yang berkunjung ke sana pasti merasa nyaman.

10. Gunung Ponco Ndeki

Gunung Poco Ndeki menghadirkan pesona wisata petualangan yang sangat menarik dan menantang. Gunung Poco Ndeki memiliki pesona hutan tropis yang sangat rimbun dan kaya akan varietas tumbuhan dan pepohonan. Gunung Poco Ndeki merupakan habitat bagi beberapa jenis burung yang sangat menarik dan dilindungi. Selain itu Gunung Poco Ndeki memiliki pesona wisata budaya yang tersembunyi di balik rimbunan pepohonan yaitu terdapat sebuah situs kampung tua suku Motu Poso yang sekarang menempati kampung Sere dan Kisol. Pendakian menuju puncak Gunung Poco Ndeki dimulai dari kampung Sere, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Borong.

Referensi

Pranala luar