Sangha Mahayana Indonesia

Sangha Mahayana Indonesia (SMI) adalah pasamuan anggota Sangha tradisi Mahayana di Indonesia. Sangha adalah pasamuan para bhiksu, bhiksuni, shramanera, dan shramaneri yang meninggalkan kehidupan berumah-tangga dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk menghayati dan membabarkan ajaran Buddha.[1]

Sangha Mahayana Indonesia dibentuk pada tahun 1978. Setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta, secara resmi Indonesia memiliki tiga kelompok Sangha, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia, dan Sangha Mahayana Indonesia yang semuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI).[2]

Sejarah

SMI didirikan pada tanggal 12 Agustus 1978 di Vihara Buddha Murni, Medan, Sumatra Utara oleh 12 orang bhiksu dan bhiksuni. Latar belakang pendirian SMI adalah untuk menyatukan para bhiksu dan bhiksuni Mahayana dalam satu wadah kesatuan, serta melestarikan dan menyebarkan Buddhadharma di Nusantara. 12 orang Bhiksu dan Bhiksuni yang mendirikan Sangha Mahayana Indonesia adalah:[1]

  1. Bhiksu Dharmabatama Mahasthavira (Shi Huat Sien)
  2. Bhiksu Heng Sin
  3. Bhiksu Sakyaputra Mahasthavira (Shi Seng Hiong)
  4. Bhiksu Dharmasagaro Sthavira (Shi Ting Hay)
  5. Bhiksu Miao Kai
  6. Bhiksu Ru Kong
  7. Bhiksu Dharmasetya Sthavira (Shi Xing Xiu)
  8. Bhiksu Miao Huat
  9. Bhiksu Cong Gie
  10. Bhiksuni Ti Yao
  11. Bhiksuni Beng Kie
  12. Bhiksuni Tuan Sin

Bhiksu Dharmasagaro Sthavira ketika itu adalah bhiksu termuda dari antara 12 pendiri, tetapi ia yang paling lancar berbahasa Indonesia karena sebagian besar bhiksu tersebut berasal dari China. Oleh sebab itu, ia dipilih menjadi Ketua SMI, sementara Bhiksu Dharmabatama Mahasthavira menjadi wakil ketua. Pada masa awal terbentuknya SMI, bhiksu-bhiksu lebih banyak berkutat pada upacara ritual. Namun, Bhiksu Dharmasagaro banyak mengirimkan bhiksu-bhiksu muda untuk belajar di Taiwan agar lebih mahir untuk membabarkan Dharma di Indonesia.[1]

Upaya penyempurnaan organisasi Sangha Mahayana Indonesia kembali dilakukan pada tanggal 30-31 November 2008. Selama 2 hari itu diadakan Sanghasmaya untuk merapikan aspek organisasi dalam tubuh SMI dan pemilihan kepengurusan periode 2008-2013 dengan Bhiksu Dharmasagaro Mahasthavira sebagai ketua umum, Bhiksu Andhanavira Mahasthavira sebagai wakil ketua umum, Bhiksu Kusala Sasana Mahasthavira sebagai sekretaris jenderal, dan Bhiksu Matra Maitri Sthavira sebagai wakil sekretaris jenderal. Selain itu juga dibentuk komisi-komisi yang membawahi bidang keagamaan, pendidikan, social dan budaya, dan media.[1]

Kegiatan

Pusdiklat Buddha Mahayana Indonesia

Sangha Mahayana Indonesia adalah pencetus ide pembangunan Pusdiklat Buddha Mahayana Indonesia. Cita-cita Sangha adalah menyebarluaskan ajaran Buddha Mahayana di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia serta menerjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Indonesia. Karena upacara-upacara ritual agama Buddha (Mahayana) umumnya masih menggunakan aksara Mandarin, sejak tahun 1982, Bhiksu Dutavira dengan kemampuan terbatas yang dimikinya berusaha mengembalikan bentuk-bentuk upacara dalam aksara Sansekerta serta bahasa Indonesia. Kegiatan Bhiksu Dutavira selama 4 tahun tersebut bisa dikatakan sebagai perintis proyek pilot Pusdiklat Mahayana.[2]

Struktur Dewan Pimpinan Pusat

Jabatan Nama
Ketua Umum Mahabhiksu Dhyanavira Sthavira
Waketum Bhiksu Gunabhadra S.Ag. Mahasthavira
Ketua I Bhiksu Dr. Dharma Suryo ,MA.M.Si.,Mahasthavira
Ketua II Bhiksuni Dhyana Mudita
Ketua III Bhiksu Tadisa Paramitha
Sekretaris Jenderal Bhiksu DR.HC. Mitra SmHk., Mahasthavira
Bendahara Bhiksuni Ru San
Wakil Bendahara Bhiksuni Kusala Vidya
Bidang Diklat Bhiksu Tek Sien
Bidang Pelayanan Umat Bhiksuni Tamsaka Vaidurya
Bidang Kemasy. & Sosial Badra Sila

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Pusdiklat Buddhis Bodhidharma. SANGHA MAHAYANA INDONESIA.
  2. ^ a b Pusdiklat Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Surga Sukhavati. Sejarah Agama Buddha di Indonesia.

Pranala luar