Zamzam
Zamzam (bahasa Arab: زمزم berarti banyak, melimpah-ruah) adalah air yang dianggap sebagai air suci oleh umat Islam. Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman lebih dari 130 meter. Banyak peziarah yang melakukan ibadah Haji dan Umrah yang berkunjung ke sumur Zamzam, dan sebagian membawa pulang air Zamzam sebagai oleh-oleh.
Sumur Zamzam | |
---|---|
Letak | Masjid al-Haram, Mekkah |
Luas | sekitar 30 m (98 ft) dalam dan 108 hingga 266 m (354 hingga 873 ft) diameter |
Didirikan | Berkisar 2000 SM |
Badan pengelola | Pemerintah Saudi Arab |
Nama resmi: Zamzam | |
Menurut ulama, tidak masalah membawa air Zamzam ke kampung halamannya. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Barangsiapa yang membawa sesuatu dari air Zamzam, sungguh ulama-ulama salaf (zaman dahulu) telah melakukannya (dan itu tidak masalah)."[1]
Riwayat
Menurut riwayat, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Shafa dengan bukit Marwah, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Nabi Ismail, putera Hajar, mengalami kehausan di tengah padang pasir, sedangkan persediaan air tidak ada kemuliaan lewat air Zamzam melalui perintah Allah Ta'ala. Maka Allah mengutus Malaikat Jibril. Sesaat setelah Jibril menghentak kaki - yang kemudian menjadi tempat Zamzam itu, ibunda Nabi Ismail menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar keluar airnya itu agar air itu tak hilang ketika dia ambil kantong minumnya.
Rasulullah melanjutkan, "Andai ibu Ismail tidak menampung air itu, tentu sekarag sumur Zamzam sudah jadi mata air yang mengalir." Jibril kemudian menceritakan bahwa lokasi itu kelak adalah Baitullah yang akan dibangun Ibrahim AS dan Ismail AS.[2] Peristiwa itu terjadi 1910 SM, 2572 tahun sebelum kelahiran Rasulullah, atau sekitar 4000 tahun yang lalu.[3]
Letak dan ciri-ciri
Sumur Zamzam terletak 11 meter dari Ka'bah. Menurut salah satu keterangan, ia dapat menyedot air sebanyak 11-18,5 liter per detik,[4] sehingga dapat menghasilkan 660 liter air permenit dan 39.600 liter per jamnya.
Dari mata air ini terdapat beberapa celah, di antaranya ada celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm, dengan tinggi 30 cm yang juga menghasilkan air sangat banyak. Beberapa celah mengarah kepada Shafa dan Marwa,[5] serta ada yang mengarah pula ke arah pengeras suara dengan panjang 70 cm dan tinggi 30 cm.[4]
Dahulu, di atas sumur Zamzam ada bangunan dengan luas 8 m × 10,7 m = 88.8 m2. Tapi bangunan ini ditiadakan untuk meluaskan tempat tawaf, sehingga ruang minumnya dipindahkan ke ruang bawah tanah di bawah tempat tawaf, dengan 23 anak tangga yang dilengkapi penyejuk udara. Tempat masuk ruang minumnya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Di situ, terdapat 350 keran air minum, yaitu 220 ada di sisi ruang laki-laki dan 130 di sisi ruang perempuan. Sumur Zamzam yang telah dipagari dengan kaca tebal itu dapat dilihat dari ruangan laki-laki .[5]
Informasi teknis
Sumur zamzam digali dengan tangan. Kedalaman sumur zamzam adalah sekitar 30 m (98 ft) dan diameternya sekitar 108 hingga 266 m (354 hingga 873 ft). Awalnya air dari sumur diambil menggunakan selang dan ember, tapi sekarang sumur itu berada di dalam ruang bawah tanah yang dapat dilihat dari balik panel kaca (pengunjung tidak diizinkan untuk memasuki ruangan ini). Pompa eletronik memompa zamzam; zamzam yang dipompa tersebut tersedia di seluruh penjuru Masjidil Haram melalui pancuran air[6]
Secara hidrogeologi, sumur ini berada di Wadi Ibrahim. Bagian atas sumur ini terletak di lembah aluvium yang berpasir, yang dilapisi dengan batu bata, kecuali pada bagian puncak (3 ft) yang memiliki "kerah" beton. Bagian bawah berada di batuan dasar. Di antara aluvium dan batuan dasar terdapat sebuah bagian berukuran 1⁄2-meter (1 ft 8 in) yang terbuat dari batuan lapuk berpori, dilapisi dengan batu, dan inilah bagian yang menyediakan air utama masuk ke dalam sumur. Air di dalam sumur berasal dari serapan air hujan di Wadi Ibrahim
Survei Geologi Arab Saudi memiliki Pusat Penelitian dan Studi Zamzam yang menganalisis sifat teknis sumur ini dengan rinci. Tingkatan air dipantau oleh hidrograf, menganalisis sifat teknis sumur secara rinci. Tingkat air dipantau oleh hidrograf, yang akhir-akhir ini telah berubah menjadi sistem pemantauan digital yang memantau tingkat air, konduktivitas listrik, pH, Eh, dan suhu. Semua informasi ini terus-menerus diperbarui, yang mana informasi ini tersedia lewat Internet. Sumur lainnya di seluruh lembah juga telah dibangun, beberapa sumur dengan perekam digital, untuk memantau respons dari sistem akuifer lokal.[6]
Air zamzam tidak berwarna dan tidak berbau, namun memiliki rasa yang berbeda, dengan pH 7,5–7,7; yang menunjukkaan bahwa air zamzam merupakan larutan basa sampai batas tertentu.[7]
Konsentrasi mineral seperti yang dilaporkan peneliti di Universitas Raja Saud[8] | ||
---|---|---|
mineral | konsentrasi | |
mg/L | oz/cu in | |
Natrium | 133 | 7,7×10−5 |
Kalsium | 96 | 5,5×10−5 |
Magnesium | 3.888 | 0,002247 |
Kalium | 433 | 0,000250 |
Bikarbonat | 1.954 | 0,001129 |
Klorida | 1.633 | 0,000944 |
Fluorida | 072 | 4,2×10−5 |
Nitrat | 1.248 | 0,000721 |
Sulfat | 1.240 | 0,00072 |
Padatan terlarut total | 835 | 0,000483 |
Keistimewaan
Dalam satu riwayat, dikatakan bahwa air Zamzam inilah yang dipakai untuk mencuci hati nabi. Dikatakan, selekas menyeberang sirath, manusia akan minum air Zamzam dan keringat mereka jadi lebih harum daripada kesturi. Di dalam dada mereka, tiada lagi kegelisahan, pengkhianatan, kedengkian, dan kebencian. Lantas, merekapun masuk surga.[9] Asy-Syaukani Rahimahullah menafsirkan makna sabda Rasulullah tentang 'air Zamzam itu tergantung tujuan orang yang meminumnya' itu merupakan dalil bahwa air Zamzam akan mendatangkan berbagai macam manfaat sesuai tujuan yang diinginkan orang yang meminumnya, baik yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Al-Munawi dalam "Faidh al-Qadir" menyebutkan bahwa banyak ulama yang meminum air Zamzam dengan tujuan mereka, dan kemudian mereka pun mendapatkannya. Siapapun yang meminumnya dengan ikhlas, maka mereka akan mendapat pertolongan. Ummul-Mu'minin Aisyah R.ha diriwayatkan biasanya juga membawa air Zamzam ini sebagai oleh-oleh tiapkali mengunjungi Makkah.[3]
Nama-nama lain
Faidah-faidah Zamzam ini juga dikenal dalam nama-nama Arab berikut ini:[1][10]
- Syaba'ah, artinya mengenyangkan. Setiap orang yang meminum ini pasti akan merasa kenyang.
- Murwiyah, artinya penyegar. Air ini sungguh menghilangkan dahaga bagi yang meminumnya.
- 'Afiyah, artinya sehat. Air Zamzam memang dikenal dapat menolak penyakit.
- Nafi'ah, artinya bermanfaat. Air Zamzam dikenal sangat bermanfaat, seperti menguatkan hati, atau menghilangkan ketakutan.
- Maimunah, artinya berkah. Berkah air ini sudah sangat dirasakan banyak orang.
- Barrah, artinya memiliki kebaikan. Air Zamzam ini sangat baik bagi yang meminumnya untuk memeroleh keberkahan.
- Madhmunah, artinya bagus. Karena, indahnya air Zamzam ini, maka Allah Melarang suatu kaum dari bangsa Arab yang tinggal di sekitar sumur ini untuk bermaksiat.
- Kafiyah, artinya mencukupi. Orang yang meminum ini akan merasa cukup atau puas saja.
- Syifa' saqamin, artinya menyembuhkan penyakit. Karena air ini dapat dijadikan obat penyakit bagi yang meminumnya.
- Mu'zhibah, artinya mencegah rasa dahaga. Rasanya antara manis atau tawar. Karena sifat inilah, air Zamzam punya fadhilah/keutamaan seperti ini. Hanya saja, setelah dibawa pulang ke Indonesia, rasanya sedikit berubah.
- Tha'amu Tha'min, artinya mengenyangkan. Orang yang meminum air Zamzam akan merasa kenyang.
- Hazmatu Jibril, artinya injakan tumit Malaikat Jibril. Sesuai dengan asal mulanya air Zamzam.
- Maghfurah, artinya pengampunan. Orang yang minum air Zamzam, akan diampunkan dosanya.
Nama-nama yang berikut ini, didapati semua dari hadits-hadits hasan dan sahih.[11] Ibnul-Qayyim rahimahullahu 'alaih berkata, "Aku dan selain diriku telah megalami perkara yang ajaib tatkala berobat dengan air Zamzam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air Zamzam sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa, dan melaksanakan tawaf."[11]
Ibnul Qayyim melanjutkan, "Ketika berada di Mekkah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun mengobatinya dengan meminum air Zamzam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Akupun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."[11]
Kesehatan
Food Standards Agency di Britania Raya pernah mengeluarkan peringatan mengenai penjualan air yang diklaim sebagai air yang berasal dari sumur Zamzam, karena air tersebut mengandung kadar arsenik yang tinggi.[12] Pemerintah Saudi sendiri telah melarang ekspor air Zamzam.[13] Pada Mei 2011, investigasi BBC London menemukan bahwa air yang diambil dari keran yang terhubung dengan sumur Zamzam mengandung kadar nitrat yang tinggi, bakteri yang mungkin berbahaya, dan kadar arsenik yang tiga kali lebih tinggi daripada batas legal di Britania Raya, sama dengan air Zamzam ilegal yang dijual di Britania Raya.[14] Arsenik merupakan bahan karsinogen, sehingga memunculkan kekhawatiran bahwa mereka yang meminum air Zamzam dalam jumlah besar dapat menghadapi risiko kanker yang lebih tinggi.
Penemuan BBC telah mendapatkan tanggapan yang beragam dari komunitas Muslim.[15] Pemerintah Saudi telah menyatakan bahwa air dari sumur Zumzum sudah diuji oleh Laboratorium CARSO-LSEHL di Lyon yang memiliki lisensi dari Kementerian Kesehatan Prancis untuk menguji air minum. Menurut data laboratorium tersebut, kandungan arsenik di dalam air Zamzam yang diambil langsung dari sumbernya jauh lebih rendah daripada kadar maksimal yang diizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.[16] Maka dari itu, pemerintah Saudi menyimpulkan bahwa air ini layak dikonsumsi oleh manusia.[17]
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b Muhammad al-Munajjid. "بركة ماء زمزم تحصل لكل من شربها سواء كان داخل مكة أم خارجها". Islam Q & A (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 26 Februari 2015.
- ^ al-Makhzumi, al-Jami' al-Lathif.
- ^ a b An-Najjar (2013), hal.114-120.
- ^ a b Ula dkk. (2014), hal.17.
- ^ a b Ghani (2004), hal.114-15.
- ^ a b "Zamzam Studies and Research Centre". Saudi Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 19, 2013. Diakses tanggal June 2, 2014.
- ^ "Water quality of bottled water in the kingdom of Saudi Arabia: A comparative study with Riyadh municipal and Zamzam water". Journal of Environmental Science and Health. October 12, 2011. doi:10.1080/10934529.2011.609109. Diakses tanggal 5 December 2016.
- ^ Nour Al Zuhair, et al. A comparative study between the chemical composition of potable water and Zamzam water in Saudi Arabia. KSU Faculty Sites, Retrieved August 15, 2010
- ^ Barmin (2009), hal.22
- ^ Barmin (2009), hal.22-24
- ^ a b c Mu'tashim (25 November 2009). "Keistimewaan Air Zam-Zam". Almanhaj. Diakses tanggal 26 Februari 2015.
- ^ "Zam Zam water warning". UK Food Standards Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 December 2014. Diakses tanggal 10 December 2017.
- ^ Kazmi, Aftab (May 4, 2011). "UAE residents told to avoid buying Zam Zam water". gulfnews.com. Diakses tanggal May 5, 2011.
- ^ Lynn, Guy (May 5, 2011). "Contaminated Zam Zam holy water from Mecca sold in UK". BBC News. Diakses tanggal May 6, 2011.
- ^ H.A.R. (May 9, 2011). Zamzam Water is Safe to Drink. Waleg Diakses 17 Juni 2011
- ^ Badea Abu Al-Naja (May 7, 2011). Kingdom rejects BBC claim of Zamzam water contamination. Arab News, diakses 2 Juni 2014
- ^ "'No arsenic in genuine holy water', Saudis say". BBC News. 8 May 2011. Diakses tanggal 8 May 2011.
Daftar pustaka
- Barmin (Juni 2009). Tempat-Tempat Bersejarah di Tanah Haram. Solo:Tiga Serangkai. ISBN 978-979-045-543-6.
- Ghani, Muhammad Ilyas Abdul; Mesyhady, Anang Rikza (penerjemah) (2004). Sejarah Mekah. Madinah: Fihrisah al-Malik al-Fahad al-Wathaniyyah. ISBN 9960-43-555-5.
- An-Najjar, Zaghlul Raghib; Indrayadi, Yodi; Tim Penerjemah Zaman (penerjemah) (2013). Buku Pintar Sains dalam Hadis: Mengerti Mukjizat Ilmiah Sabda Rasulullah ﷺ. Jakarta:Zaman. ISBN 978-602-17-7434-2.
- Ula, Miftachul; Ulfa, Maria; Tuanaya, M. Husein; Akbar, Mahbub Hefdzil (penelaah) (2014). SKI/Sejarah Kebudayaan Islam - Madrasah Aliyah X. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia. ISBN 978-979-8446-93-1.