Tenun Ikat Sumba
{{sedang ditulis}}
Tenun ikat Sumba sudah lama terkenal karena unik berdasarkan bahan yang digunakan, motif dan proses pembuatan yang memerlukan waktu relatif lama, yakni 4 sampai 6 bulan untuk sehelai kain tenun berukuran lebar[1]. Pulau Sumba sendiri sangat indah dan terkenal di dunia sebagai salah satu pulau terindah. Tetapi tentang keindahqan pulau itu merupakan penilain terbaru, sedangkan daya pikat tenun ikat tradisional terjadi sejak berabad-abad silam. Dan terus dijaga dijaga oleh para wanita yang menangani seluruh proses tenun ikat mulai dari: memilih motif, mempersiapkan bahan-bahan seperti benang, bahan-bahan pewarna dan proses penenunan sampai menghasilkan selembar kain[1].
Wanita Sumba mempunyai nama julukan rambu, untuk menyelesaikan satu lembar kain lebar memerlukan 42 langkah, seperti meramu pewarna menggunakan bahan dasar hewan dan tumbuhan seperi kerang, kunyit, umbi-umbian, dan lain-lain. Persiapan dan proses pembuatan yang sekian lama membuat harga kain tenun menjadi relatif mahal mencapai 2 juta rupiah per helai[1].
Mahalnya harga kain dipengaruhi juga oleh jumlah orang yang bekerja, yaitu satu helai tenun ikat Sumba biasa dikerjakan oleh 3 sampai 10 orang. Mulai dari mencari bahan, ada pemintal benang, ada petugas yang mewarnai benang, petugas menenun, dan juga pembuat motif. Sehingga 42 proses penyelesaian satu helai kain tenun bukanlah angka mengada-ada. Pekerjaan dimulai dari proses lamihi, yaitu proses memisahkan biji dari kapas hingga proses wari rumata atau proses penyelesaian[2].
Referensi
- ^ a b c "Foto-wanita-wanita-tangguh-pejuang-tenun-ikat-sumba". Foto Wanita-wanita Tangguh Pejuang Tenun Ika Sumba. mongabay.co.id. 10 Maret 2018. Diakses tanggal 29/3/2019.
- ^ Rizky Firdhani, Anggi (9 Oktober 2018). "Tenun Ikat Sumba Eksotisme Nusa Tenggara Timur". tenun-ikat-sumba-eksotisme-nusa-tenggara-timur-kain. greeners.co. Diakses tanggal 29/3/2019.