Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil kayu di mana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti quartz), dengan struktur kayu tetap terjaga. Proses fosil terjadi di bawah tanah, ketika kayu terkubur di bawah lapisan sedimen. Air yang banyak mengandung mineral masuk ke dalam sel-sel tanaman dan sementara lignin dan selulosa membusuk, mereka digantikan oleh batu.

Kayu fosil dari Banten Selatan (foto diambil tahun 1915-1926)
Pohon yang telah membatu dari California

Petrified wood (berasal dari kata yunani “petro” yang berarti karang atau batu, secara harafiah berarti kayu yang berubah menjadi batu) adalah sejenis fosil ; merupakan fosil kayu dimana seluruh materi-materi organiknya telah tergantikan dengan mineral-mineral (yang pada umumnya adalah silikat, seperti kwarsa), namun struktur asli kayunya tetap dipertahankan. Proses pembatuan tersebut terjadi dibawah tanah, ketika kayu terkubur dibawah endapan dan mulai terawetkan karena kondisi kurangnya oksigen. Air kaya mineral yang mengalir melewati sedimen menyimpan mineral didalam sel-sel tumbuhan dan sejalan dengan pembusukan lignin serta selulosa tumbuhan, pembentukan batu terjadi. Tidak heran/aneh Petrified wood/fossil banyak didapatkan didalam tanah, karena emang proses pembentukannya berada didalam tanah. Dan adapula yang didapatkan ditengah tengah sungai kecil dan besar.

Ciri yang sangat mendasar dari fossil2 kayu yang berada di dalam dan pinggiran sungai lebih keras dan bahkan bagian2 kulitnya sudah tidak terdapat kapur, seolah-olah sudah ada proses pemolesan oleh manusia. Ini terjadi kerana terjadi gesekan-gesekan antara fossil kayu dengan pasir dan bebatuan lainnya yang berada didalam sungai selama jutaan tahun lamanya. Berbeda dengan fossil kayu yang sebagian diantaranya masih berlapiskan kapur, namun, motif dan warna dalamnya lebih menarik dari pada fossil-fossil yang berada di dalam dan pinggir sungai. Bahkan sebagian dari fossil kayu yang terdapat di dalam tanah ada yang sudah mengkristal, kandungan airnya sangat tinggi. Ketika dibuka kulit kayunya, isi dari batu tersebut sudah transfaran.. untuk fossil kayu ini orang mengatakan fossil kayu akik/ agate.

Pada umumnya, proses perubahan kayu menjadi fossil, menurut para ahli, memakan waktu jutaan tahun lamanya seperti artikel yang ada pada”World Book Encyclepedia about “” didalam artikel itu dikatakan bahwa proses kayu membatu itu mamakan waktu 225 tahun. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan diantara parah ahli. dan. Materi-materi organik harus membatu /menjadi fosil sebelum benar-benar membusuk.

Elemen-elemen seperti mangan, besi dan tembaga di dalam air/lumpur selama proses perubahan kayu menjadi batu menghasilkan jajaran warna yang bervariasi. Kristal kwarsa yang murni tidak berwarna, namun ketika kontaminan ditambahkan pada saat terjadinya proses, kristal akan memiliki warna kuning, merah atau warna lain.

Dibawah ini adalah daftar elemen-elemen kontaminan dan warna-warna yang dihasilkannya :

Kayu yang membatu dapat mempertahankan struktur asli kayu secara keseluruhan, hingga tingkat mikroskopik. Struktur-struktur seperti cincin/lingkaran tahun pohon dan berbagai macam jaringan merupakan bentuk yang seringkali diamati.

Kayu yang membatu memiliki tingkat kekerasan Mohs 7, sama dengan kwarsa.

Kayu yang membatu/fosil kayu dapat ditemukan di Indonesia, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat, Argentina, Belgia, Brazil, Kanada, Yunani dan Libya.

Tempat

Lihat pula

Galeri