Suku Bukitan
Suku Bukitan adalah kelompok masyarakat yang tinggal di negara bagian Sarawak, Malaysia dan Kalimantan Timur, Indonesia. Tidak banyak anggota suku ini tersisa karena perkawinan dengan anggota suku lain dan peniruan cara hidup agrikultural Suku Iban.[1]
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Kalimantan: | |
Malaysia (Sarawak) | 289 (2000)[2] |
Indonesia (Kalimantan Timur) | 700[3] |
Bahasa | |
Bahasa Bukitan, Bahasa Melayu language (Melayu Sarawak), Inggris Malaysia | |
Agama | |
Kristen (umumnya), Animisme | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku Ukit, Sian, Kejaman, Sekapan dan Lahanan |
Sejarah
Masyarakat Suku Bukitan berasal dari Palin, Kalimantan. Mereka berpindah ke Sarawak melalui Lubok Antu dan menetap di sana pada abad ke-19. Selanjutnya, orang-orang Suku Iban dari Kapuas menyerang dan mangusir mereka dari kediaman mereka.[4][5]
Mereka melarikan diri ke Saribas yang sekarang dikenal dengan nama Betong. Di sana, mereka menetap dan membangun komunitas. Mereka tinggal bersama orang-orang Suku Iban, setelah adanya pertanda damai dengan menikahnya anak laki-laki kepala sukku mereka, Entingi, dengan anak perempuan kepala Suku Iban, Tindin.[6]
Setelah bertahun-tahun, akibat beberapa kesalahpahaman, perang pecah di antara mereka dan Suku Bukitan kalah. Mereka lalu kabur ke berbagai tempat sebelum akhirnya menetap di Sungai Merit, anak Sungai Batang Tatau di Bintulu dan sekitarnya hingga kini.[7]
Bukti kehadiran Suku Bukitan dapat dijumpai di berbagai daerah seperti Saribas[8] dan Lubok Antu dalam bentuk pekuburan dan nama-nama tempat kuno.
Tokoh-tokoh
Jonathan Tinggang Ngabang, atlet lompat jauh Malaysia.[9]
Referensi
- ^ Jean-Francois Bissonnette, Stephane Bernard & Rodolphe De Koninck (2011). Borneo Transformed: Agricultural Expansion on the Southeast Asian Frontier. NUS Press. ISBN 9971-69-544-8.
- ^ Raymond G. Gordon Jr., ed. (2005). Ethnologue: Languages of the World, Fifteenth edition. SIL International. ISBN 1-55671-159-X.
- ^ "Beketan in Indonesia". Joshua Project. Diakses tanggal 2017-07-22.
- ^ Traude Gavin (2004). Iban Ritual Textiles. NUS Press. hlm. 4. ISBN 99-716-9294-5.
- ^ Vinson H. Sutlive & Joanne Sutlive, ed. (2001). The Encyclopaedia of Iban Studies: O-Z. Tun Jugah Foundation. hlm. 1593. ISBN 98-340-5133-6.
- ^ Barau Anak Gelayan (2016). Nalong Anak Buda, ed. Betie Tajak Ngakak Tajai Ngelayang. Johnny Anak Chuat. ISBN 967-10174-8-7.
- ^ Vinson H. Sutlive & Joanne Sutlive, ed. (2001). The Encyclopaedia of Iban Studies: A-G. Tun Jugah Foundation. hlm. 321. ISBN 98-340-5131-X.
- ^ Rob A. Cramb (2007). Land and Longhouse: Agrarian Transformation in the Uplands of Sarawak. NIAS Press. ISBN 87-7694-010-1.
- ^ "Host state treats Sarawak athletes to Gawai gathering". The Borneo Post. 3 June 2014. Diakses tanggal 2015-08-26.