Richard Enright
Richard Edward Enright(1871-1953), komisaris polisi kota New York kelahiran Campbell, New York. Bekerja sebagai petugas telegrafi di Elmira dan Queens sebelum menjadi polisi pada umur 25 tahun. Kemudian menjadi komisaris pertama dengan peringkat tertinggi. Setelah itu ia menjadi kapten dengan melewati tiga kali kenaikan pangkat pada saat menjabat sebagai letnan. Kenaikan pangkat yang begitu cepat dengan peringkat tertingginya, menimbulkan kecemburuan oleh atasannya yaitu presiden polisi Lieutenants' Benjevolent Assocation. Namun pejabat lainnya seperti walikota John F. Hylan menaruh hormat padanya dan mereka bersama - sama membasmi kekkacauan di kota New York pada Perang Dunia I dan masa Prohibition.[1]
Tahun 1918 adalah tahun pertamanya sebagai komisaris, banyak perubahan yang telah dilakukannya. Salah satunya adalah memberikan dana bantuan untuk polisi baru untuk meringankan biaya seragam prajurit. Selain itu, ia juga memberikan kesempatan bekerja bagi beberapa wanita ditengah desakan kelompok wanita untuk mempekerjakan mereka. Walaupun hanya sedikit wanita yang dipekerjakan, tetapi beliau bertanggung jawab penuh atas kelompok wanita tersebut. Perang Dunia I yang terjadi tersebut membuat ia meminta para satuannya untuk menahan "para pembangkang" yang menghindari wajib militer serta menangkap satuan musuh untuk diamankan. Tidak hanya itu, hal tersebut menyebabkan banyaknya pengkhianat perang yang tertangkap. Semua usaha perjudian ilegal di kota juga ditutup. Menutup Crime Prevention Bureau dan Sosial Service Squad merupakan tindakan paling kontroversial yang pernah dilakukan.
Enright mendapatkan kritik keras akibat tindakannya. Kesalahan terbesarnya adalah memecat salah satu polisi yang terkenal dengan investigasi susilanya. Namun Enright tetap bisa memenangkan kepercayaan satuannya dengan memberikan libur yang banyak, memperbaiki sistem pensiun, menambah dana bantuan dan mendirikan balai penyembuhan serta mengembangkan konferensi polisi internasional untuk meningkatan kerjasama internasional. Setelah itu, ia meminta satuannya untuk mendaftarkan identitas dengan mengambil sidik jari untuk menuntaskan masalah identitas. Kemudian ia menuntut para penjahat untuk membayar kerugian dan kerusakan baik bagi korban maupun kepada polisi selama ia di penjara.
- ^ Ensiklopedia Ilmu Kepolisian. Jakarta: YPKIK. 2005.