Galias

jenis kapal hasil pengembangan kapal galai Laut Tengah yang digunakan dalam perniagaan dan peperangan

Galias (dari bahasa Portugis: Galeaça, galiasya) adalah kapal hasil pengembangan galai niaga berukuran besar. Perubahan dan penyesuaian bentuk kapal galai untuk kepentingan militer telah menghasilkan kapal galias yang lebih tinggi, lebih besar, dan lebih lamban dari pada galai ("ringan") biasa. Galias memiliki 32 dayung, yang masing-masing digerakkan oleh sebanyak-banyaknya 5 orang. Sebuah galias biasanya memiliki agil, kimbul, dan tiga tiang layar. Berbagai upaya telah dilakukan di Venesia untuk sedapat mungkin mempercepat laju galias, sehingga dapat bersaing dengan galai-galai biasa. Geladak meriam biasanya terletak di atas geladak dayung, tetapi ada pula gambar-gambar yang justru menunjukkan kebalikannya.

Sebuah galias Armada Spanyol
Gambar gravir sebuah galias karya Claude Randon, dari Plan de Plusieurs Batiments de Mer avec leurs Proportions (ca. 1690) karya Henri Sbonski de Passebon.

Galias biasanya memiliki layar lebih banyak dari pada galai-galai sejati, dan jauh lebih mematikan; sebuah galai akan terperangkap tanpa daya bilamana didapati berlayar bertentangan lambung dengan sebuah galias, sama halnya bila berlayar bertentangan lambung dengan sebuah kapal barisan tempur, karena menghadapkan si penyerang pada tembakan meriamnya. Jumlah galai yang pernah dibuat relatif sedikit — salah satu kerugiannya adalah, karena lebih bergantung pada layar, maka posisinya di depan banjar galai saat pertempuran dimulai menjadi tidak terjamin — tetapi dilibatkan dalam Pertempuran Lepanto pada 1571, keampuhan daya tembaknya membantu armada Liga Suci memenangkan pertempuran, dan beberapa galias yang cukup laik-laut diikutsertakan dalam pelayaran Armada Spanyol pada 1588 (misalnya La Girona). Pada abad ke-15, sejenis galias ringan, yang disebut pergata, dibuat di negara-negara Eropa Selatan sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman perompakan oleh bajak laut Barbaria dengan galai-galai laju mereka yang berpangkalan di Afrika Utara.

Di Laut Tengah, dengan cuacanya yang kurang berbahaya dan arah angin yang berubah-ubah, baik galias maupun galai terus dipergunakan, khususnya di Venesia dan Kesultanan Utsmaniyah, lama sesudah kapal-kapal itu tidak lagi digunakan di kawasan lain. Kelak "kapal bundar" dan galias tergantikan oleh galiung dan kapal barisan tempur yang berasal dari Eropa Atlantik. Kapal barisan tempur Venesia yang pertama dibuat pada 1660.

Di Laut Utara dan kawasan timur Baltik, istilah galias digunakan untuk menyebut kapal-kapal dagang kecil mirip kapal Buis yang berburitan rata.

Di Asia Tenggara, kapal lancaran setara dengan galias Eropa, meskipun taktik yang digunakan berbeda dari Eropa. Lancaran biasanya dipersenjatai dengan meriam yang terpasang di haluan dan meriam putar yang dipasang di samping. Para prajurit angkatan laut Asia Tenggara biasanya bertempur dengan aksi boarding (melompat ke kapal musuh), oleh karena itu meriam putar cepat yang dipasang di samping digunakan untuk menghadapi aksi ini. Galai besar Aceh (galias) mencapai panjang 100 m dan lebarnya 17 m, memiliki 3 tiang dengan layar persegi dan layar atas, digerakkan oleh 35 dayung dan dapat membawa 700 orang. Dipersenjatai 18 meriam besar (lima buah 55-pounder di haluan, satu 25-pounder di buritan, sisanya 17 dan 18-pounder), 80 falcon dan banyak meriam putar. Kapal ini bernama "Espanto do Mundo", yang mungkin merupakan terjemahan dari kata Cakradonya (Cakra Dunia). Orang Portugis melaporkan bahwa galai-galai ini jauh lebih besar daripada segala macam kapal yang pernah dibuat di Dunia Kristen, dan bahkan kastilnya (bagian belakangnya) memiliki tinggi menyamai kastil galiung. Dilaporkan ada total 47 buah galai semacam ini pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.[1]

Pranala luar

  Media tentang Galias di Wikimedia Commons

  1. ^ Reid, Anthony (2012). Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past. Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 978-981-4311-96-0.