Insiden kelelahan penyelenggara pemilihan umum Indonesia 2019

Setelah pemilihan umum Indonesia 2019 yang diadakan pada 17 April 2019, 326 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dan 2.150 orang lainnya menerima perawatan akibat beban kerja yang dilakukan dalam pemilu tersebut. Selain itu, kasus tabrakan dan keguguran juga dikabarkan terjadi di kalangan petugas KPPS usai melaksanakan tugas.

Para petugas pemilu dalam pemilihan umum Indonesia 2019.

Latar belakang

Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019 dan Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019 direncanakan diadakan secara serentak pada hari yang sama. Hal ini dilakukan agar hasil pemilu legislatif tak secara langsung mempengaruhi pemilu Presiden, begitu pula sebaliknya.

Kasus

Kasus petugas KPPS yang meninggal dunia mula-mula terjadi di Tamansari, Jawa Barat, Purwakarta, Bogor dan Samarinda. Kasus serupa kemudian bertambah pasca hari pencoblosan.

Di Kediri, Jawa Timur, sebanyak 24 petugas pemilu dilarikan ke rumah sakit. Satu petugas mengalami patah tulang akibat kecelakaan dan empat orang lainnya meninggal dunia. Sementara di Yogyakarta, 5 petugas KPPS meninggal dunia dan 7 orang lainnya menerima perawatan.

Jawa Barat memiliki jumlah petugas KPPS terbanyak yang meninggal dunia dengan jumlah 91 orang. Di Aceh, 4 petugas KPPS meninggal dan 40 orang dirawat. Di Nusa Tenggara Timur, 7 petugas KPPS juga meninggal. Di Jawa Tengah, 33 orang meninggal dan 249 orang sakit.

Di Jakarta, 4 petugas KPPS meninggal dunia dan 9 orang sakit. Di Bali, 11 petugas pemilu dirawat dan 3 orang meninggal dunia, Dua petugas KPPS meninggal dan satu orang kecelakaan di Riau. Di Sumatera Utara, 7 petugas pemilu meninggal dunia.

Pada 21 April, 54 petugas KPPS meninggal. 91 orang meninggal pada 22 April. Jumlah orang yang meninggal meningkat menjadi 119 orang pada 23 April. Pada 25 April, 144 orang dikabarkan meninggal dunia dan 884 orang lainnya dirawat. Jumlah meningkat pada 26 April, dimana 230 orang dikabarkan meninggal dunia dan 1.671 orang lainnya dirawat. Jumlah kembali meningkat menjadi 272 orang meninggal dan 1.878 orang dirawat pada 28 April. Pada 29 April, jumlah petugas KPPS yang meninggal bertambah menjadi 326 orang, 253 berasal dari jajaran KPU, 55 dari unsur Bawaslu, dan 18 personel Polri.

Kasus petugas KPPS yang menjadi korban tabrakan akibat kelelahan usai melaksanakan tugas dikabarkan terjadi di Bali, Lembor, Bogor, Bekasi, Sleman, Bojonegoro, Simalungun, dan Riau.

Kasus para petugas KPPS wanita yang mengalami keguguran dikabarkan terjadi di Kediri, Tegal, Sulawesi Tenggara, Grogol, Sragen, Koja, Lombok Timur, Purbalingga dengan Ngawi dan Lamongan dengan 2 kasus keguguran serta kasus petugas KPPS yang meninggal dalam kondisi hamil terjadi di Aceh.

Dampak

Komisi II DPR menyatakan niat untuk mengevaluasi pemilu serentak akibat insiden tersebut. Sandiaga Uno melakukan salat gaib atas meninggalnya para petugas KPPS tahun 2019. Hinca Panjaitan meminta penghitungan suara dalam pemilu 2019 dihentikan atas insiden tersebut.

Pemerintahan provinsi Jawa Barat memberikan santunan kepada para ahli waris dari para petugas pemilu yang wafat. Joko Widodo menyebut para petugas pemilu yang menjemput ajal dalam pemilu 2019 dengan sebutan "pahlawan demokrasi".