Umbut (ikan)

Revisi sejak 15 Mei 2019 07.08 oleh Maspedia (bicara | kontrib) (dalam artikel in saya menambahkan habitat dan penyebaran ikan jelawat batu dalam versi bahasa indonesia)
Neobarynotus microlepis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Neobarynotus

Spesies:
N. microlepis
Nama binomial
Neobarynotus microlepis
(Bleeker, 1851)

Jelawat batu atau Neobarynotus microlepis adalah salah satu jenis ikan.


Penyebaran

Menurut hardjjamulia, 1991, ikan jelawat dikenal dengan beberapa nama daerah diantaranya : Jelawat (Riau, Jambi, Sumatra, Selatan dan Lampung), Menjuhan (Kalimantan Tengah), Sultan (Malaysia). Ikan jelawat berukuran 10-12cm disebut jelejer di Jambi, sedangkan Kalimantan Barat kususnya di temui jenis ikan mirip bentuknya dengan jeawat yang dikenal dengan sebutan jelawat batu yang berukuran lebih kecil dari ikan jelawat, maksimal 1 kg per ekor.Ikan jelawat banyak ditemui di sungai dan daerah genangan kawasan tengah hingga hilir. Bahkan di bagian muara sungai. Habitat yang disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya. Anak jelawat banyak di jumpai di daerah genangan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Disaat air menyusut, anakan dari ikan jelawat secara bergerombol beruaya ke arah bagian hulu sungai. Ikan jelawat dapat hidup pada pH 5-7, oksigen terlarut 5-7 ppm, dan suhu 25-37  C serta diperairan yang kurang subur hingga sedang.

Habitat

Ikan jelawat   banyak  ditemui  di sungai  dan daerah  genangan  kawasan  tengah hingga hilir, bahkan di bagian muara sungai.  Habitat yang disukainya ialah anak-anak sungai yana berlubuk dan berhutan di bagian pinggimya.maspedia   Buah-buahan beserta biji dan daun-daunan  yang lembut dari pohon di pinggir perairan menjadi sumber makanannya. Selain itu,  tumbuhan air juga  merupakan makanan ikan Jelawat ukuran besar. Jelawat banyak dijumpai  di daerah genangan dari  daerah aliran  sungai.  Ikan jelawat  dapat hidup  pada pH sekitar  5-7,  oksigen  terlarut  5-7 ppm dan suhu 25-37ᵒC serta perairan kurang subur hingga sedang (Harjamulia, 1991).