Sejarah

Cat minyak telah digunakan di Inggris sejak abad ke-13 untuk dekorasi sederhana. Sampai abad ke-15 belum banyak digunakan untuk keperluan artistik. Pemanfaatan yang paling sering digunakan saat ini adalah untuk keperluan domestik yang lantaran ketahanan dan warnanya yang cerah membuatnya cocok digunakan pada eksterior dan interior.

Sifat cat minyak yang lama keringnya telah diketahui oleh para pelukis awal. Sulitnya mendapatkan dan mengaplikasikan membuat cat ini jarang digunakan. Seiring dengan naiknya minat masyarakat terhadap aliran realisme, cat tempera yang cepat mengering menjadi tidak cocok.

Para seniman Flanders mencampur tempera dan cat minyak pada abad ke-15, namun memasuki abad ke-17, melukis murni dengan cat minyak sudah mulai lumrah.

Karakteristik

Campuran minyak membuat cat jenis ini memberi efek kecerahan warna yang cemerlang. Selain itu cat membentuk pasta liat sehingga memberikan efek tekstur yang mengesankan bila diolah dengan baik.

Membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat cat ini kering sentuh (disentuh dengan jari tangan), untuk kering sempurna keadaan tipis bisa beberapa minggu dan jika keadaan tebal bisa beberapa bulan bahkan bisa beberapa tahun kemudian, jika belum kering sempurna akan lunak jika kena udara lembap.

Dalam kurun waktu beberapa tahun, warna yang dihasilkan akan menjadi kekuningan jika kena udara lembap pada lukisan warna putih. Untuk warna lain tidak mengalami perubahan warna kekuningan.

Kelebihan cat minyak gradasi warna yang dicapai paling lebar tidak dapat dicapai oleh cat jenis lain juga daya tahan terhadap waktu paling awet.

Kelemahanmya cat minyak bau cat menyengat dan memerlukan tekhnik yang lebih rumit, jika tidak memahami tekhnik menggunakan cat minyak dalam waktu di atas satu tahun cat minyak ini dapat menjadi retak rambut atau retak telur, ini membuat beberapa seniman beralih kepada cat pengencer air yaitu cat akrilik. Tekhnik cat akrilik lebih mudah tidak berisiko retak rambut dan bau cat tidak menyengat.