Bala Keselamatan
Bala Keselamatan (Inggris: Salvation Army. Belanda: Leger des Heils) adalah salah satu denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan berbagai program seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti asuhan, rumah sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka mengenakan pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai jenderal.
Pimpinan tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal Brian Peddle, seorang berkebangsaan Inggris.
Pelayanan William Booth
Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William Booth, seorang pendeta Gereja Metodis. Booth dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829 dalam sebuah keluarga kontraktor bangunan kecil yang jatuh bangkrut. Karena itulah sejak kecil ia terpaksa harus ikut menopang keuangan keluarganya. Pada usia 13 tahun William dikirim untuk magang di sebuah pegadaian. Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan memutuskan untuk menjadi pendeta.
William Booth menikah dengan Catherine Mumford yang dilahirkan di Ashbourne, Derby, pada tanggal 17 Januari 1829. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam sebuah upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang pengkhotbah keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih daripada itu. Karena itu Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan jabatannya sebagai seorang pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling.
Pada suatu hari pada tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar, beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”
Pertemuan-pertemuan di malam hari diselenggarakan di sebuah gudang tua, dan mereka seringkali dilempari batu dan petasan lewat jendelanya oleh para pengacau. Pelan-pelan Booth berhasil mendirikan pos-pos pekabaran Injil namun hasil pekerjaannya tetap belum memuaskan. “Misi Kristen” hanyalah satu di antara 500 organisasi amal dan keagamaan yang berusaha menolong orang-orang miskin di East End. Baru pada tahun 1878, setelah nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai berkembang.
Pelayanan Catherine Booth
Catherine mulai membantu pelayanan gereja di Brighouse. Ia mulai dengan mengajar di sekolah Minggu karena pada waktu itu perempuan tidak biasa diizinkan berbicara di pertemuan-pertemuan orang dewasa. Catherine mempunyai minat khusus untuk berbicara kepada para pecandu alkohol. Di rumah, Catherine membesarkan 8 orang anaknya di dalam iman Kristen, hingga dua orang di antaranya mencapai kedudukan sebagai Jenderal di dalam Bala Keselamatan.
Ketika Booth mulai berkhotbah keliling kepada orang-orang miskin, Catherine berbicara kepada orang-orang kaya untuk mengimbau mereka mendukung secara finansial pelayanan yang mereka lakukan. Ketika Booth menjadi Jenderal, Catherine dikenal sebagai “Ibu Pasukan.” Ia menjadi tenaga pendorong utama yang menimbulkan banyak perubahan dalam gerakan ini, merancang bendera, topi untuk kaum perempuan dan berbagai pemikiran untuk Bala Keselamatan.
Perkembangan
Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan dosa sangat menarik perhatian banyak orang dan Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat. Khotbah-khotbah Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang banyak orang untuk meninggalkan masa lalu mereka dan memulai hidup baru sebagai anggota pasukan dalam Bala Keselamatan. Semangat ketentaraan inilah yang menjiwai gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar ke luar negeri. Pada saat Booth meninggal pada tahun 1912, organisasi ini telah bekerja di 58 negara, dan sekarang Bala Keselamatan bekerja di 126 negara di seluruh dunia.
Teologi
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran: (1) bahwa pertobatan adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.
Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat memengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat. Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda. Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu "menggereja" karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari. Semangat untuk tidak "menggereja" ini telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di antara mereka yang telah meninggalkan alkohol.
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan Whitefield."
Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi kesucian seperti yang dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth percaya bahwa Allah dapat membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan bentuk yang negatif. Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan “pengalaman pengudusan pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan pengabdian kepada pelayanan Kristen ... Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan di seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri sejarah.”
Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala Keselamatan adalah ajaran predestinasi Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang – yakni mereka yang terpilih – akan diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”
Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati, peka dan organisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsur yang penting dalam organisasi Bala Keselamatan.
Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.:
- Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktik kristiani.
- Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
- Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.
- Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
- Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah.
- Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.
- Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan.
- Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-Nya.
- Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang terus-menerus taat kepada Kristus.
- Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
- Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari orang-orang yang jahat.
Bala Keselamatan di Indonesia
Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang rohaniwan berkebangsaan Belanda pada tanggal 20 November 1894. Mereka tiba di Batavia dan kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah. Kini pelayanan mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia. Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah RSU "William Booth" di Surabaya, RSU "William Booth" di Semarang, RS Ibu dan Anak "Catherine Booth" di Makassar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang, Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll.
Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia disebut Komandan Teritorial yang berkedudukan di Bandung.
Galeri
-
Poster Bala Keselamatan pada masa Perang Dunia I
-
Bala Keselamatan di Indonesia
-
Sebuah kotak sumbangan Natal khas Bala Keselamatan di Swedia