Chialoup
Chialoup (atau chaloup) adalah sejenis selup yang digunakan di Hindia Timur. Ia adalah hasil dari teknologi dan teknik pembuatan kapal barat (Belanda) dan Nusantara (Indonesia). Banyak dari "kapal-perahu" ini diproduksi di galangan kapal VOC di Rembang dan Juwana, di mana sebagian besar pekerja adalah orang Jawa lokal. Chialoup digunakan oleh VOC dan pedagang-pelaut swasta yang berasal dari barat dan Nusantara.
Deskripsi
Layar chialoup meniru layar yang digunakan pada selup, yang merupakan kombinasi dari layar persegi dengan jenis layar fore-and-aft yang dipasang secara umum. Perahu-perahu itu biasanya memiliki satu tiang, kadang-kadang ditambahkan dengan tiang cucur.[1] Meskipun sebagian besar chialoup ini menggunakan setir tengah bergaya Eropa, beberapa dari mereka dilengkapi dengan dua kemudi samping (quarter rudder), sebuah ciri khas kapal Nusantara. Panjangnya antara 15 hingga 25 m, dengan ruang kargo mencapai hampir 6 m panjangnya. Tergantung pada ukurannya, kru antara 20 dan 40 orang. Kapasitas muatan adalah 40-80 last (72,4-144,8 metrik ton).[2] Dalam catatan syahbandar Malaka bahkan ada chialoup yang mengangkut hingga 200 ton kargo dan 75 awak.[3] Chialoup rata-rata dipersenjatai 4 meriam, 1 meriam putar, and 7 senapan.[4]
Pada era setelah 1820 chialoup secara bertahap menghilang dari "Daftar Kapal dan Kendaraan Laut dari Hindia Belanda" yang secara berkala diterbitkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan istilah chialoup di surat kabar menjadi lebih jarang merujuk pada sebuah tipe kapal dagang sendiri, sebaliknya ia dimasukkan sebagai selup bergaya barat.[5]
Lihat juga
- Selup
- Kakap
- Padewakang
- Pencalang
Referensi
- ^ Knaap, Gerrit (1996). Shallow Waters, Rising Tide. ISBN 978-90-67-18102-0.
- ^ Groenewegen, G. (1789). Verzameling van vier en tachtig stuks Hollandsche schepen : geteekend en in koper gebragt. Rotterdam: J. van den Brink.
- ^ Lee, Kam Hing (1986): 'The Shipping Lists of Dutch Melaka: A Source for the Study of Coastal Trade and Shipping in the Malay Peninsula During the 17th and 18th Centuries', in Mohd. Y. Hashim (ed.), Ships and Sunken Treasure (Kuala Lumpur: Persatuan Muzium Malaysia), 53-76.
- ^ Knaap, Gerrit (1999). Modern Asian Studies. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 411.
- ^ Bruyn Kops, G.F. De 1921. 'Vaartuigen'. In: Stibbe, D.G. & Spat, C. (eds.) Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië. ‘s-Gravenhage: Nijhoff.