Featured article star Artikel ini telah ditampilkan di Halaman Utama sebagai artikel pilihan minggu ini.

Apa pendapat dari masyarakat tentang BUDAYA PINGIT

Dalam pencarian pengertian apa itu BUDAYA PINGIT , banyak sekali pendapat2 yg berbeda kami sbg generasi penerus masih bingung tentang pengertian ini, dan di dlm diskusi pun kami mendapat kesulitan utk menjelaskan hal ini. Dan kami hanya mengetahui bahwa BUDAYA PINGIT itu adl dimana kajadian ini terjadi pd anak perempuan yg sudah barumur 10 thn lebih dan pada saat itu anak ini tdk blh berinteraksi dng dunia luar(semua hal yg bersangkutan dng masyarakat),dan mereka harus mau / harus setuju dng semua perintah yg disuruh oleh orang tua mereka.


Dan apakah mereka itu diperlakukan demikian hanya sbg persiapan mereka utk dapat lebih matang dlm berumah tangga?

Budaya pingit/pingitan (biasanya disebut kurungan) biasanya digunakan pada anak 12 tahun ke atas, kira-kira budaya ini berlangsung sampai bermulainya emansipasi wanita. Sebelum emansipasi wanita dibangun di Indonesia, anak-anak perempuan yang berumur 12 tahun ke atas berarti sudah waktunya untuk dipingit. Mereka sudah tidak dipingit kembali sampai mereka telah dijodohkan/dilamar dengan seorang pria. Itu berarti mereka harus menunggu kurang lebih 10 tahun lamanya. Bila sudah dijodohkan, mereka tidak dapat menolak/melawan keputusan tersebut walaupun pria itu ternyata sudah punya istri. Selama dipingit, mereka tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh berjalan lebih dari 1000 langkah.

Selamat Hari Kartini

Selamat Hari Kartini buat semuanya --Andri.h 23:26, 20 April 2007 (UTC)

Hahaha ... OK sama-sama! Meursault2004ngobrol 00:21, 21 April 2007 (UTC)

Penyebab Kematian Kartini di Usia Muda?

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Selama ini masyarakat tidak mengetahui apa yang menyebabkan Kartini meninggal pada usia yang demikian muda itu. Saya belum mendapatkan narasumber yang terpercaya, tetapi saya melihat poster yang terpampang di instalasi gawat darurat kebidanan & kandungan di RS Persahabatan bahwa beliau meninggal karena komplikasi pasca melahirkan. Mungkin sebaiknya masyarakat mulai perlu mengetahui hal ini, mengingat angka kematian ibu akibat komplikasi persalinan masih cukup tinggi dan jangan ada yang bernasib seperti Kartini lagi. Akan saya upayakan pencarian narasumber terpercaya untuk premis ini, mengingat saya pun belum percaya sebelum bertemu buktinya. Nurul Akbar 12:35, 21 Juni 2008 (UTC)

Kembali ke halaman "Kartini".