Haryati Soebadio
Haryati Soebadio (24 Juni 1928 – 30 April 2007) adalah Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan V pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Selain itu, alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra dan Dirjen Kebudayaan P&K[1].
Haryati Soebadio | |
---|---|
Berkas:Haryatisoebadio.jpg | |
Menteri Sosial Indonesia ke-21 | |
Masa jabatan 21 Maret 1988 – 17 Maret 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Jakarta, Indonesia | 24 Juni 1928
Meninggal | 30 April 2007 Jakarta, Indonesia | (umur 78)
Almamater | Universitas Indonesia |
Pekerjaan | Menteri Sosial |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Awal
Haryati lahir di Jakarta, pada tanggal 24 Juni 1928. Ia lahir dari pasangan Mr. Raden Panji Notosoebagyo dan istrinya Retnodoemilah Djojoadiningrat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya wanita. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia adalah cucu tiri R.A. Kartini. Ayahnya dan saudara ayahnya adalah lulusan sekolah hukum Belanda dan bekerja sebagai hakim yang sering berpindah-pindah tugas. Maka dari itu Haryati menjalani pendidikan di beberapa tempat yakni Jakarta dan Madiun. Haryati lahir dari keluarga yang berkecukupan. Dan orang tua Haryati mengusahakan yang sebaik-baiknya untuk pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibunya selalu menganjurkan semangat membaca kepada anak-anaknya sehingga Haryati yang dipanggil Nunuk oleh orang tuanya ini pun sangat gemar membaca.[2]
Haryati yang dibesarkan dalam budaya Jawa lalu tertarik untuk masuk ke dunia Sastra Jawa, setelah ibunya menunjukkan sebuah kitab Jawa Kuno kepadanya. Padahal sebelumnya, ia mempunyai cita-cita sebagai dokter, dan ayahnya mengharapkan dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai orang hukum. Selepas lulus HBS pada tahun 1950, Haryati yang menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Prancis, Belanda dan Jerman lalu melanjutkan pendidikannya ke jurusan Sansekerta Gemeentelijke Universteit di Amsterdam.[2]
Riwayat pendidikan
Karier
Ia mengawali karier sebagai staf pengajar Universitas Indonesia pada dekade 1960-an. Lalu pada tahun 1971, ia kembali ke Belanda untuk program gelar doktoral yang akhirnya bisa diraih pada 1975. Saat kembali ke UI, ia mendapatkan gelar profesornya. Ia lalu diangkat sebagai Dekan Fakultas Sastra menggantikan Harsja W. Bachtiar[3]. Kemudian pada periode 1978-1987 ia menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan Departemen P & K.
"Jangan korbankan nilai budaya untuk menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya"
Hingga akhirnya pada tahun 1988 ia dipercaya untuk menduduki jabatan Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan V. Ditengah kesibukkan-kesibukkannya ini ia sangat gemar menulis, dimana beberapa karya novel dan cerpen dengan nama pena Aryanti pernah ditulisnya.[2]
Pernikahan
Haryati menikah di Belanda dengan Soebadio yang merupakan seorang sarjana matematika dan guru ilmu pastinya saat SLP dan SLA[3]. Pasangan ini lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1957. Namun pada tahun 1961, suaminya ini mendadak jatuh sakit lalu meninggal dunia. Ditinggallah Haryati dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Pada dekade 1980-an, putranya yang kedua, Admin juga meninggal dunia, meyisakan putri sulung dan putri bungsu, Lukna Hariani dan Windy.[2]
Penghargaan
Ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan, seperti Knight Commander's Cross dari Republik Federal Jerman. Dan juga pernah diangkat sebagai "ibu masyarakat Banten".[3]
Karya
Ditengah kesibukkan-kesibukkannya saat itu ia sangat gemar menulis. Dengan nama pena Aryanti beberapa karya novel dan cerpen pernah ditulisnya. Beberapa karyanya ini adalah:
- Inanasiddhanta, tata bahasa Sanskerta ringkas (1985)
- Selembut Bunga[3]
- Getaran-getaran (2002).
Referensi
Pranala luar
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Nani Soedarsono |
Menteri Sosial Indonesia 1988 – 1993 |
Diteruskan oleh: Endang Kusuma Inten Soeweno |