Djajang Nurjaman

Revisi sejak 12 Juni 2019 23.04 oleh 114.4.218.105 (bicara) (Perbaikan kesalahan pengetikan)

Djajang Nurdjaman (lahir 30 Maret 1959), akrab dipanggil Djanur, adalah pelatih yang miskin taktik dan juga mantan pemain sepak bola jelek Indonesia yang terkenal dengan ke jelekannya pada dekade 1980-1990. Djanur merupakan salah satu pelatih terjelek di Indonesia saat ini. Ia tidak pernah juara sebagai pemain, asisten pelatih dan pelatih

Djajang Nurdjaman
Djajang Nurjaman
Informasi pribadi
Nama lengkap Djajang Nurdjaman
Tanggal lahir 30 Maret 1959 (umur 65) [1]
Tempat lahir Majalengka, Indonesia
Posisi bermain gelandang
Informasi klub
Klub saat ini Persebaya(manager)
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1979–1980
1980–1982
1982–1985
1985–1995
Sari Bumi Raya Bandung
Sari Bumi Raya Yogyakarta
Mercu Buana Medan
Persib Bandung
Tim nasional
1987–1997 Indonesia
Kepelatihan
2007–2008
2011
2012–2017
2017-2018
2018- sekarang
Persib Bandung
Pelita Jaya
Persib Bandung
PSMS Medan
Persebaya
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Karier pemain

Sebagai pemain, Djanur mengantarkan Persib Bandung menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990 dan 1993-1994.

Dalam perjalanan kariernya, Djanur sempat memutuskan untuk meninggalkan Persib dan beralih menjadi pemain profesional yang tampil di Kompetisi Galatama. Tim yang dibelanya di Galatama adalah Sari Bumi Raya Bandung (1979-1980), Sari Bumi Raya Yogyakarta (1980-1982), Mercu Buana Medan (1982-1985).

Ketika Mercu Buana bubar pada pertengahan tahun 1985, Djanur memutuskan pulang kampung dan langsung diterima pelatih Nandar Iskandar sebagai anggota skuat Persib Bandung yang tengah berjuang di Kompetisi Perserikatan 1986.

Bersama Persib Bandung tentu saja beliau merasakan momen yang paling berkesan dan takkan pernah dilupakannya ketika menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986. Dalam pertandingan final menghadapi Perseman Manokwari di Stadion Utama Senayan, Djanur menjadi pahlawan kemenangan lewat gol tunggal yang dicetaknya pada menit 77. Usai pertandingan, Djanur dielu-elukan puluhan ribu Bobotoh, kelompok suporter Persib Bandung.

Musim 1990, ketika Persib menjuarai Kompetisi Perserikatan 1990, sebuah umpan silang Djanur menjadi assist bagi gol kedua Persib yang dicetak Dede Rosadi. Persib menjadi juara setelah mengalahkan Persebaya 2-0.

Karier kepelatihan

Sebagai pelatih, Djajang merasakan gelar juara ketika menjadi asisten pelatih Indra M. Thohir di Liga Indonesia (LI) I/1994-1995 dan masih dipercaya hingga tahun 1996. Setelah itu ia lebih memantapkan karier kepelatihan dengan menukangi PERSIB Junior (U-23). Pada tahun 2006 lagi-lagi ia mendapat kepercayaan sebagai asisten pelatih untuk mendampingi Arcan Iurie. Setelah itu ia mengembangkan karier kepelatihan di luar PERSIB, hingga pada tahun 2012, manajemen PERSIB mempercayakan dirinya untuk menukangi tim sebagai Pelatih Kepala dalam mengarungi Indonesia Super League tahun 2013.

Kembalinya ke PERSIB seolah mengulang romantisme juara dengan rekan-rekannya di Liga Indonesia I. Namun kali ini ia menjadi pelatih kepala, "abah" Indra Thohir sebagai Direktur Teknik, dan juga ia dibantu oleh trio mantan pemain yang mengantarkan PERSIB juara LI I, yaitu Anwar Sanusi, Asep Soemantri, dan Sutiono Lamso sebagai asisten pelatih. Hasilnya tidak mengecewakan, di ajang turnamen pra musim Celebes Cup yang digelar di kota Bandung, Djajang mempersembahkan tropi juara setelah di final mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 1-0.

Musim selanjutnya (2014) Djajang masih didaulat sebagai pelatih kepala, kali ini ia mengajak Herrie Setiawan, Asep Soemantri dan Anwar Sanusi sebagai asisten pelatih.Pada Musim ini,Djajang Nurdjaman berhasil membawa Persib menjadi juara isl 2014.Djajang juga mencetak sebuah rekor,yaitu mengantarkan Persib menjadi juara liga sebagai pemain,asisten pelatih, dan pelatih kepala

Musim 2015 Djajang menjalani musim ketiga bersama Persib. Di QNBL 2015 Djajang berhasil meraih 2 kemenangan dari 2 pertandingan sebelum liga dihentikan karena PSSI dibekukan oleh FIFA. Di kompetisi AFC Cup Djajang berhasil membawa Persib lolos ke babak 16 besar,Di AFC cup langkah persib terhenti di 16 besar karena kalah 0-2 dari Hanoi T&T .

Satu tropi kembali Djajang sumbangkan untuk Persib pada tahun 2015. Persib dipimpinnya menjadi juara Piala Presiden 2015. setelah 20 tahun akhirnya Djajang kembali ke Stadion GBK, sebagai pelatih Djajang berhasil meraih gelar Juara mengalahkan Sriwijaya FC 2-0.

Akhirnya, pada tanggal 15 Juli 2017 Djajang resmi mengundurkan diri sebagai pelatih kepala Persib Bandung dikarena kecewa tidak bisa mendongkrak penampilan tim berjuluk "Maung Bandung" hingga menyelesaikan laga ke-15 kompetisi Liga 1 2017.

2017 Djajang akhirnya menukangi PSMS Medan setelah lolos 16 besar.Sosok Djajang sebagai pahlawan setelah berhasil membawa Medan Menjadi Runner Up setelah dikalahkan oleh Persebaya,meskipun Kalah PSMS Medan Tetap lolos Promosi ke Liga 1

Referensi

Pranala luar

Didahului oleh:
Robby Darwis
Pelatih Persib
2012-2015
Diteruskan oleh:
Dejan Antonic