Bontoa, Maros
Bontoa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebelum tahun 2001, Kec. Bontoa bernama Maros Utara. Kecamatan Bontoa terdiri dari 1 (satu) kelurahan dan 8 (delapan) desa dengan 37 (tiga puluh tujuh) lingkungan/dusun yang merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaan pelayanan pemerintahan di kecamatan Bontoa. Adapun nama-nama kelurahan/desa sebagai berikut:
Bontoa | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Maros | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Andi Armansyah Amiruddin (sekarang) | ||||
Populasi | |||||
• Total | 26,583 jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 73.09.05 | ||||
Kode BPS | 7308030 | ||||
Desa/kelurahan | 9 | ||||
|
Sejarah
Bontoa sebenarnya adalah nama yang ‘masahoro’ (makassar: masyhur, terkenal). Di tiap – tiap daerah Bugis Makassar di Sulawesi Selatan dapat dipastikan ada kampung atau wanua yang dinamai Bontoa atau Bonto, sama halnya dengan nama Tanete atau Tanetea. Bontoa yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah ‘Bontoa Marusu’, berada di Maros, kecamatan paling utara ‘Butta Salewangan’ (nama lain Kabupaten Maros) ini dalam sejarahnya merupakan salah satu wilayah kekaraengan dalam lingkup Kerajaan Toddo Limayya ri Marusu’, satu kerajaan kecil penerus Dinasti Kerajaan Marusu’ setelah Kerajaan ini ditaklukkan dan dijadikan bawahan Kerajaan Gowa sejak masa pemerintahan Raja Gowa IX, Karaeng Tumapakrisika Kallonna.
Asal Usul Nama ‘Bontoa’
PENAMAAN Bontoa merujuk kepada kondisi tanah atau daerah rendah (dataran rendah). Dalam Bahasa Makassar sering disebut kata “A’bontoi” yang artinya rendah atau sering pula dimaknai ’sering tergenang air’. Meski begitu tidak ada kesamaan kondisi semua daerah yang disebut Bontoa atau Bonto itu, karena ‘kerendahan’ yang dimaksud juga memiliki level rendah dari segi topografinya yang berbeda – beda, ada yang rendah, dan ada yang rendah sekali. Itulah sebabnya biasa pula kita mendengar, “liwa’ sikali abbonto’na” untuk menunjukkan suatu kawasan yang sangat rendah. Kondisi Bontoa atau Bonto itu merujuk kepada kawasan persawahan padi basah, rawa serta daerah dekat akses sungai dan laut.
Menurut Informan, Mannyarang (Umurnya sekitar 80 Tahun), yang ditemui penulis di Bontoa, menuturkan bahwa daerah Bontoa (Kecamatan Bontoa Maros) dulunya juga disebut Tanetea. Kawasan yang dia tunjuk sebagai Tanetea tersebut merupakan daerah yang sedikit lebih tinggi dari daerah yang dimaknai sebagai ‘Bontoa’. Penulis menduga kalau nama Tanetea adalah nama yang diberikan kepada daerah tersebut sebelum orang menamai atau memaknainya sebagai Bontoa. Hal ini merujuk dari informasi yang dituturkannya bahwa Bontoa adalah daerah yang tidak pernah tenggelam atau tergenang air, sehingga aman bagi penduduknya, bahkan kemudian banyak orang datang di daerah tersebut untuk bermukim.
BONTOA saat ini adalah salah satu kecamatan dalam lingkup Kabupaten Maros, sebelumnya dinamai Kecamatan Maros Utara, terletak pada perbatasan Kabupaten Maros dengan Kabupaten Pangkep. Tentunya sebelum ada penetapan wilayah administrasi kabupaten, wilayah perbatasan kedua kabupaten berpenduduk Bugis Makassar ini tidak seperti adanya sekarang, yang merujuk kepada perbatasan Kalibone. Pada masa lampau, daerah ini adalah satu, sampai di Mangemba, Soreang, Ka’ba, Panaikang, dan kampong – kampung lainnya.
Berdirinya Kekaraengan Bontoa
Ekspansi besar – besaran Gowa sejak masa kekuasaan Karaeng Tumapakrisika Kallonna, Raja Gowa IX, mengubah peta geografi politik kawasan Sulawesi Selatan. Kerajaan Marusu’ yang dulunya merupakan kerajaan merdeka dan berdaulat, langsung berada dibawah dominasi Gowa. Serangan Gowa ke sebelah utara hampir pasti tidak mendapatkan perlawanan yang berarti, wilayah paling utara Marusu’, Bontoa yang berbatasan dengan Binanga Sangkara, wilayah Barasa (Pangkajene) dengan mudah ditaklukkan sejak masa kekuasaan Raja Gowa X, Karaeng Tunipalangga.
Supaya lebih mudah mengendalikan daerah pertanian padi basah yang subur ini, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng, Raja Gowa X (1546-1565) mengutus I Mannyarrang, seorang bangsawan dari Bangkala, putra dari I Pasairi Daeng Mangngasi Karaeng Labbua Tali Bannangna, Karaeng Bangkala dari isterinya I Daeng Takammu Karaeng Bili’ Tangngayya untuk menjadi karaeng maggau’ di wilayah tersebut.
Makam yang diduga makam I Mannyarang. Oleh penduduk Bontoa, mereka lebih mengenalnya dengan sebutan ‘Patanna Pa’rasangan’, terletak di sebelah barat SMA Negeri 1 Bontoa, dalam Kompleks Makam Karaeng Bontoa.
J.A.B. Van De Broor (1928) dalam tulisannya tentang Randji silsilah Regent Van Bontoa meriwayatkan Bontoa sebagai salah satu wilayah Kerajaan Marusu’ yang didirikan oleh Karaeng Loe ri Pakere’ sampai akhirnya I Mannyarang datang sebagai duta Somba Gowa untuk memperluas wilayah kekuasaannya di sekitar wilayah tersebut, meliputi: (1) Bontoa, (2) Salenrang, (3) Sikapaya, (4) Balosi, (5) Pa’rasangan Beru, (6) Panaikang, (7) Tanggaparang, (8) Lempangang, (9) Panjallingang, (10) Ujung Bulu, (11) Batunapara, (12) Belang – Belang, (13) Suli – suli, (14) Panambungan, (15) Magemba, dan (16) Tala’ Mangape.
Patut dicatat disini, bahwa terdapat Bontoa yang sebelumnya diklaim sebagai wilayah yang dikuasai oleh Karaeng Marusu, berdasarkan riwayat J.A.B. Van De Broor tentang Randji silsilah Regent van Bontoa (1928) yang mana mengisahkan kehadiran I Mannyarrang sebagai utusan Somba Gowa untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dan selanjutnya, Karaeng Marusu’ mempersilahkan I Manyarrang membuka daerah baru yang menjadi kekuasaan Gowa. Namun, dalam Lontaraq silsilah Karaeng Loe ri Pakere sebagaimana ditulis Andi Syahban Masikki, tidak menempatkan Bontoa sebagai wilayah yang dikuasai Marusu’.
Karaeng Bontoa I – XXII
1. I MANNYARANG, Karaeng Bontoa I
2. I MANNYUWARANG, Karaeng Bontoa II
3. I Daeng SIUTTE, Karaeng Bontoa III
4. I Daeng MANGNGUNTUNGI, Karaeng Bontoa IV
5. I PAKANDI DG MASSURO, Karaeng Bontoa V
6. I PANDIMA DG MALIONGI, Karaeng Bontoa VI
7. I DAENG TUMANI, Karaeng Bontoa VII
8. I MANGNGAWEANG DG MANGGALLE, Karaeng Bontoa VIII
9. I REGGO DG MATTIRO, Karaeng Bontoa IX
10. I PAREWA DG MAMALA, Karaeng Bontoa X
11. I SONDONG DG MATTAYANG, Karaeng Bontoa XI
12. I BAOESAD DG SITABA KARAENG TALLASA, Karaeng Bontoa XII
13. I BAMBO DG MATEKKO (PETTA TEKKO), Karaeng Bontoa XIII
14. ANDI RADJA DG MANAI (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XIV dan XVI
15. ABDUL MAULA INTJE DJALALUDDIN (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XV
16. ANDI MUHAMMAD DG SISILA (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XVII dan XIX
17. ANDI DJIPANG DG MAMBANI (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XVIII dan XX
18. ANDI RADJA DG MANAI KARAENG LOLOA (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XXI
19. ANDI MUHAMMAD YUSUF DG MANGNGAWING (HOOF DISTRICT), Karaeng Bontoa XXII (Karaeng Bontoa Terakhir)
Kondisi Geografis
Batas wilayah
Kecamatan Bontoa memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Pangkajene dan Kecamatan Minasa Te'ne di (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan)[1] |
Timur | Kecamatan Bantimurung dan Kecamatan Balocci di (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan)[2] |
Selatan | Kecamatan Lau dan Kecamatan Bantimurung[3] |
Barat | Selat Makassar[4] |
Desa/kelurahan
Pemerintahan
Berikut ini adalah daftar camat Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia:
No. | Foto | Nama | Awal Menjabat | Akhir Menjabat | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
1 | H. Abdullah[5] | 9 januari 2017 | 31 januari 2019 | ||
2 | Andi Armansyah Amiruddin[6] | 1 Februari 2019 | sekarang |
- ^ Halaman iii Dalam Buku "Kabupaten Maros Dalam Angka 2018" Diterbitkan Oleh BPS Kabupaten Maros
- ^ Halaman iii Dalam Buku "Kabupaten Maros Dalam Angka 2018" Diterbitkan Oleh BPS Kabupaten Maros
- ^ Halaman iii Dalam Buku "Kabupaten Maros Dalam Angka 2018" Diterbitkan Oleh BPS Kabupaten Maros
- ^ Halaman iii Dalam Buku "Kabupaten Maros Dalam Angka 2018" Diterbitkan Oleh BPS Kabupaten Maros
- ^ H. Abdullah Sebagai Camat Bontoa
- ^ Andi Armansyah Amiruddin Sebagai Camat Bontoa