Sate maranggi

salah satu jenis sate
Revisi sejak 15 Juni 2019 07.05 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (Perubahan kosmetik tanda baca)

Sate maranggi (Aksara Sunda Baku: ᮞᮒᮦ ᮙᮛᮀᮌᮤ, Sunda: Saté Maranggi) adalah makanan asli Indonesia yang biasa ditemukan di daerah Jawa Barat, khususnya Purwakarta. Sate maranggi merupakan makanan khas Sunda.

Perbedaan Khas Daerah

Khas sate maranggi dapat dibedakan dari cara penyajian dan bahan yang digunakannya. Sate maranggi yang terkenal adalah khas Purwakarta dan Cianjur.

Purwakarta

Sate maranggi yang terkenal di Indonesia adalah khas Purwakarta. Sate maranggi khas Purwakarta memiliki 2 varian daging yang digunakan, yaitu daging sapi dan kambing.

. Sate disajikan dengan acar sambal tomat, sambel oncom, ketan bakar atau nasi timbel.

Medan

Berbeda dengan khas Purwakarta, sate maranggi khas Medan

hanya menggunakan daging babi sebagai bahan utamanya, daging babi sudah diberi bumbu yang dengan rasa ketumbar yang menonjol. cara penyajian nya juga biasa dengan sambal oncom dan ketan bakar

Perbedaan Dengan Sate Lainnya

Penjaja Sate maranggi dapat ditemukan dimana sebagian menjajakannya dengan cara berkeliling. Yang membedakan Sate Maranggi dengan sate lainnya adalah proses perendaman daging dalam bumbu (marination), sebelum dibuat menjadi sate dan dimasak. Karena proses pembumbuan inilah, maka Sate Maranggi disajikan tanpa saus pendamping. Adapun bumbu rendamnya sendiri terbuat dari paduan kecap manis dan beberapa jenis rempah, seperti jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, dengan sedikit cuka untuk memberikan sedikit rasa masam, bisa dipakai cuka lahang (cuka yang terbuat dari aren), maupun cuka jenis lainnya.

Selain bersama nasi putih, Sate maranggi ini bisa juga dihidangkan dengan lontong, ketan bakar plus sambal oncom, atau bersama nasi timbel.

Penghargaan

Hidangan Sate Maranggi ini pada 14 Desember 2012 dikukuhkan Kemenparekraf sebagai salahsatu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) .

Referensi

  1. http://www.purwakartakab.go.id/articles/sate-maranggi-dari-purwakarta-mendunia

Pranala luar