Warungbambu, Karawang Timur, Karawang
Warungbambu adalah salah satu desa di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Dahulu di Warungbambu terdapat halte Kereta Api dan percabangan jalan Kereta Api untuk angkutan galian pasir di sungai Citarum.
Warungbambu | |
---|---|
Peta lokasi Desa Warungbambu | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Karawang |
Kecamatan | Karawang Timur |
Kode pos | 41371 |
Kode Kemendagri | 32.15.26.2006 |
Luas | 15000m2 |
Jumlah penduduk | Sunda,Jawa,Betawi,Batak, dan lain lain |
Kepadatan | 16.000 jiwa |
Halte dan percabangan jalan Kereta Api di Warungbambu sekarang sudah non aktif.
Wilayah kelurahan Warungbambu meliputi:
*Dusun Warnajaya
* Dusun Krajan1
*Dusun Krajan 2
*Dusun Sukamulya
*Dusun Sukamaju
*Dusun Warnajaya
* Perumahan Bumi Karawang Permai,
*Perumahan Gading Elok 2 Karawang
*Perumahan Grand City
Didalamnya wilayah Warungbambu ada beberapa Perusahan dan Kantor Dinas Pemerintahan Karawang yaitu:
kantor Dinas Catatan Sipil Karawang,Lembaga Pemasyarakatan Narapidana Karawang dan Kantor Dinas Ketenagakerjaan
Disisi jalan raya Surokunto terdapat Museum Karawang Bekasi sebagai Tanda Perjuangan Masyarakat Karawang dan
Bekasi didalam Kemerdekaan Republik Indonesia. Didalamnya ada tulisan Puisi dari Khairil Anwar:
Karawang - Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi ...................
Pesan Moral dari Chairil Anwar kepada kita lewat puisinya, adalah :
- Semangat melanjutkan perjuangan meskipun tidak dalam bentuk perang ataupun harus mati, tetapi lebih kepada memajukan Negara dan tetap mengenang jasa-jasa Pahlawan yang telah tiada. Puisi Chairil Anwar ini merupakan satu cara untuk mengingatkan kita terhadap segala jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
- Perjuangan para pahlawan belum selesai hingga Chairil Anwar mencoba mengetuk hati kaum muda untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Maka dari itu hargailah jasa para pahlawan.
- Puisi ini mengandung makna yang dalam, yang menggambarkan insan-insan yang rela mati muda demi perjuangan kemerdekaan yang meminta kesadaran serta simpati insan masa kini untuk tetap mengenang mereka dan melanjutkan perjuangan untuk membela tanah air.
Karya Chairil Anwar dengan judul “Karawang-Bekasi” ini betul-betul hidup dan sangat berkesan bagi siapa saja yang membacanya sehingga menimbulkan semangat untuk melanjutkan sebuah perjuangan yang selalu berkelanjutan. Maka tak salah kalau Chairil Anwar ini dijuluki “Penyair legendaris Indonesia dan Pelopor "Angkatan 45." ( from blog greanfiction )