Warungbambu, Karawang Timur, Karawang

desa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Revisi sejak 26 Juni 2019 03.48 oleh 182.171.77.131 (bicara) (penambahan museum Karawang Bekasi)

Warungbambu adalah salah satu desa di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Dahulu di Warungbambu terdapat halte Kereta Api dan percabangan jalan Kereta Api untuk angkutan galian pasir di sungai Citarum.

Warungbambu
Peta lokasi Desa Warungbambu
Peta lokasi Desa Warungbambu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenKarawang
KecamatanKarawang Timur
Kode pos
41371
Kode Kemendagri32.15.26.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas15000m2
Jumlah pendudukSunda,Jawa,Betawi,Batak, dan lain lain
Kepadatan16.000 jiwa

Halte dan percabangan jalan Kereta Api di Warungbambu sekarang sudah non aktif.

Wilayah kelurahan Warungbambu meliputi:

*Dusun Warnajaya

* Dusun Krajan1

*Dusun Krajan 2

*Dusun Sukamulya

*Dusun Sukamaju

*Dusun Warnajaya

* Perumahan Bumi Karawang Permai,

*Perumahan Gading Elok 2 Karawang

*Perumahan Grand City

Didalamnya wilayah Warungbambu ada beberapa Perusahan dan Kantor Dinas Pemerintahan Karawang yaitu:

kantor Dinas Catatan Sipil Karawang,Lembaga Pemasyarakatan Narapidana Karawang dan Kantor Dinas Ketenagakerjaan

Disisi jalan raya Surokunto terdapat Museum Karawang Bekasi sebagai Tanda Perjuangan Masyarakat Karawang dan

Bekasi didalam Kemerdekaan Republik Indonesia. Didalamnya ada tulisan Puisi dari Khairil Anwar:

Karawang - Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi ...................

Pesan Moral dari Chairil Anwar kepada kita lewat puisinya, adalah :

  1. Semangat melanjutkan perjuangan meskipun tidak dalam bentuk perang ataupun harus mati, tetapi lebih kepada memajukan Negara dan tetap mengenang jasa-jasa Pahlawan yang telah tiada. Puisi Chairil Anwar ini merupakan satu cara untuk mengingatkan kita terhadap segala jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
  2. Perjuangan para pahlawan belum selesai hingga Chairil Anwar mencoba mengetuk hati kaum muda untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Maka dari itu hargailah jasa para pahlawan.
  3. Puisi ini mengandung makna yang dalam, yang menggambarkan insan-insan yang rela mati muda demi perjuangan kemerdekaan yang meminta kesadaran serta simpati insan masa kini untuk tetap mengenang mereka dan melanjutkan perjuangan untuk membela tanah air.

Karya Chairil Anwar dengan judul “Karawang-Bekasi” ini betul-betul hidup dan sangat berkesan bagi siapa saja yang membacanya sehingga menimbulkan semangat untuk melanjutkan sebuah perjuangan yang selalu berkelanjutan. Maka tak salah kalau Chairil Anwar ini dijuluki “Penyair legendaris Indonesia dan Pelopor "Angkatan 45."  ( from blog greanfiction )