Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena tidak diperbaiki atau duplikasi. Untuk kriteria penghapusan, lihat KPC.
Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus. Lihat KPC A10.%5B%5BWP%3ACSD%23A10%7CA10%5D%5D%3A+Artikel+yang+sudah+jatuh+tempo+perbaikan+atau+terjadi+duplikasi+-.A10
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:nn-warn-reason|Horor psikologi|header=1|tidak diperbaiki atau duplikasi}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh Kenrick95 (kontribusi | log) pada 13:32, 26 Juni 2019 (UTC) (5 tahun lalu)
Film kejiwaan adalah film yang menekankan membahas masalah-masalah ketidakwajaran pikiran, perasaan, dan perilaku. Kriteria antara wajar dan tidak wajar itu sendiri menjadi bahan perdebatan yang panjang dan tidak tertuntaskan hingga kini. Seringkali lebih mudah untuk mendefinisikan apa yang tidak wajar daripada mendefinisikan kewajaran itu sendiri.
[1] Jika titik tolak pemikirannya tidak sama, maka perdebatan mengenai hal ini akan lebih melebar lagi, karena bisa saja seseorang mengandalkan sudut pandang psikiatri/psikologi klinis, tapi yang lain justru bertumpu pada standar sosial di masyarakat untuk memulai penilaiannya.
[2]
Meskipun barangkali ada kesan yang bias, sebagai artikel rintisan, daftar di bawah ini adalah daftar yang cukup komprehensif karena mencakup 185 film. Film-film yang berbahasa Indonesia (atau Melayu, atau yang berbahasa Nusantara lainnya -- sebagai film yang berada pada ranah regional di daerah-daerah di berbagai wilayah Indonesia) belum ditelaah secara khusus dan karena itu belum dimasukkan secara baik ke dalam daftar ini. Sebagian besar film di bawah ini berbahasa Inggris atau berbahasa Eropa lainnya. Film-film di negeri yang bahasanya serumpun, seperti di Malaysia, Brunei Darussalam, (Melayu) Singapura, dan Thailand Selatan berada di luar pengetahuan penulis rintisan ini, sehingga yang terakhir ini sama sekali belum dimasukkan ke dalam daftar.
Koleksi dan Bukan Seleksi — Cara Memilah Kualitasnya
Perlu dipahami bahwa ini adalah daftar yang berupa koleksi dan bukan merupakan seleksi, maka kualitas tidak akan sama dari film ke film yang ada dalam daftar tersebut. Namun jika Anda menginginkan daftar berdasarkan kualitas, maka kami sediakan Rating IMDb yang banyak dipakai untuk menilai kualitas film — dan karena berdasarkan pengalaman personal kami Google Users Likes juga merupakan sebuah perangkat rating kualitas yang baik, maka yang terakhir ini kami cantumkan juga pada kolom terakhir.
Untuk dengan mudah, misalnya, memilah yang terbaik ke yang terburuk kualitasnya, silakan klik tanda panah yang masing-masing ada di samping kepala kolom, dan silakan pilih apakah menyortirnya dari besar ke kecil (rating tertinggi ke terendah dsb) atau sebaliknya.
Isi Film/Topik Film
Khusus untuk kolom Topik tidak bisa dijamin keakuratannya 100 %, karena untuk film yang belum kami tonton, kami hanya menafsirkan topiknya dari uraian Google Search dan situs web IMDb.
Untuk ditandai dengan tanda bintang (*) adalah ciri bahwa, berdasarkan yang kami baca, topiknya kurang selaras dengan harapan akan apa yang selayaknya muncul dalam film kejiwaan. Misalnya, tidak ada persentuhannya dengan gejala klinis atau tidak ada bahasan apakah sesuatu yang dialami oleh para tokohnya itu merupakan masalah/gejala/kondisi kejiwaan atau bukan. Dengan kata lain yang ditandai demikian adalah film yang temanya terlalu umum, setidaknya menurut bacaan yang bisa dan sempat kami jangkau di internet untuk membuat daftar ini.
Perlu dipahami bahwa satu judul film bisa sama persis dengan judul film lainnya, misalnya film Schizo yang ada hingga 6 film yang berbeda. Kadang-kadang suatu film dibuat ulang (remake) pada tahun yang berbeda seperti yang terjadi pada film Cape Fear (yaitu pada tahun 1962 dan 1991). Atau setelah dibuat versi layar lebar dibuat serial TV-nya seperti film 12 Monkeys. Film yang dianggap cukup berhasil dari segi kualitas dan/atau pemasaran biasanya dibuat sekuelnya, seperti film The Butterfly Effect sehingga merupakan trilogi.
Dengan memperbandingkan judul, topik, durasi, genre, serta keterangan apakah ada kata Serial TV-nya atau tidak, dapat mengarahkan Anda pada kesimpulan apakah suatu film berkaitan dengan film lainnya atau justru kaitan itu hanya kebetulan belaka.
|
|
|
|
|
|
|
12 Monkeys
|
1995
|
02:11:00
|
Kisah seseorang yang melakukan perjalanan waktu tapi dirawat di RSJ
|
Fantasi, fiksi-ilmiah
|
8.0/10
|
88%
|
12 Monkeys (Serial TV)
|
2015
|
[Serial]
|
Kisah seseorang yang melakukan perjalanan waktu tapi dirawat di RSJ
|
Fantasi, fiksi-ilmiah
|
7.6/10
|
95%
|
50 First Dates
|
2004
|
01:39:00
|
Daya ingat yang lemah sehingga merasa kencan pertama kali terus
|
Komedi, romance
|
6.8/10
|
93%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- ^ "Introduction to Abnormal Psychology | Boundless Psychology". courses.lumenlearning.com. Diakses tanggal 2019-06-25.
- ^ "Defining "Normal" and "Abnormal"". oer2go.org. Diakses tanggal 2019-06-25.