Maklumat Koresh

penjelasan dalam Alkitab tentang kembalinya bangsa Israel dari Babel atas perintah Koresh Agung
Revisi sejak 29 Juni 2019 01.31 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Edik Koresh adalah bagian dari penjelasan Alkitab tentang pemulangan dari pembuangan Babilonia. Edik tersebut tiga kali disebutkan dalam Alkitab Ibrani, setiap kali dengan ragam dan tambahan tekstual kecil. Edik tersebut dibuat untuk mengatur dan mendorong kaum Yahudi yang diasingkan oleh Nebuchadnezzar untuk dipulangkan ke Tanah Israel dan membangun ulang Bait Allah yang dihancurkan oleh Nebuchadnezzar. Latar belakang sejarah dari penjelasan tersebut dikonfirmasikan oleh arkeologi, tetapi keberadaan edik tersebut tak dikuatkan oleh temuan-temuan apapun; keberadaannya senagai undang-undang hukum tunggal, alih-alih kebijakan ganti rugi umum, dipersengketakan.

Historisitas

Silinder Koresh, sebuah silinder tanah liat kuno yang berisi sebuah deklarasi atas nama Koresh yang menyebut soal restorasi Bait Allah dan ganti rugi terhadap orang-orang yang diasingkan, seringkali dianggap sebagai penguatan dari keotentikan dekrit-dekrit biblikal yang diatributkan kepada Koresh,[1] namun para cendekiawan lain menyatakan bahwa teks silinder tersebut ditujukan kepada Babilonia dan Mesopotamia dan tak menyebut Yudea atau Yerusalem. [1] Profesor Lester L. Grabbe menyatakan bahwa "anggapan dekrit Koresh" terkait Yudea, "tak dapat dianggap otentik", tetapi terdapat "kebijakan umum dari perijinan orang-orang yang dideportasi untuk dipulangkan dan mendirikan kembali situs-situs pemujaan". Ia juga menyatakan bahwa arkeologi menunjukkan bahwa pemulangan tersebut adalah sebuah "cucuran" yang terjadi sepanjang berdasawarsa-dasawarsa, alih-alih peristiwa tunggal.[2]

Penjelasan Alkitab

Edik awal

Teks awal (berdasarkan pada pandangan bahwa kitab Ezra adalah kelanjutan dari teks Kitab Tawarikh) dari edik Koresh:

Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"

Penyebutan kedua ditemukan dalam Kitab Ezra:

Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem."

Ditantang oleh Cuthim

Kitab Ezra mengisahkan soal bagaimana bangsa Cutha, yang disebut dalam bahasa Ibrani sebagai "Cuthim" dan dikutip sebagai "para musuh" dari pemulangan orang-orang yang diasingkan, menyatakan permintaan untuk bergabung dalam pembangunan Bait Allah Kedua. Saat ditolak oleh Zerubbabel dan para pengikutnya, mereka secara terpisah membuat surat keluhan kepada Artaxerxes dari Persia:

Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, pada permulaan pemerintahannya, mereka menulis surat tuduhan terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan di Yerusalem. Dan pada zaman Artahsasta ditulislah surat oleh Bislam, Mitredat dan Tabeel serta rekan-rekannya yang lain kepada Artahsasta, raja negeri Persia. Naskah surat itu ditulis dalam bahasa Aram dengan terjemahannya. (Dalam bahasa Aram:) Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, telah menulis surat terhadap Yerusalem kepada raja Artahsasta, yang isinya sebagai berikut. --Pada waktu itu ditulislah surat itu oleh Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka yang lain, para hakim dan punggawa dan pegawai-pegawai, orang Persia, orang-orang dari Erekh, dari Babel serta orang-orang dari Susan, yaitu orang-orang Elam, dan bangsa-bangsa lain, yang oleh Asnapar yang agung dan mulia itu dipindahkan dan disuruh menetap di kota Samaria dan di daerah yang lain sebelah barat sungai Efrat. Inilah salinan surat yang dikirim mereka kepadanya: "Ke hadapan raja Artahsasta dari hamba-hamba tuanku, orang-orang di daerah sebelah barat sungai Efrat. Maka kiranya raja maklum, bahwa orang-orang Yahudi, yang berangkat dari tuanku ke tempat kami, telah tiba di Yerusalem. Mereka sedang membangun kembali kota yang durhaka dan jahat itu; mereka menyelesaikan pembangunan tembok-tembok dan memperbaiki dasarnya. Kiranya raja maklum, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun dan tembok-temboknya sudah selesai, orang tidak lagi membayar pajak, upeti atau bea, sehingga kota itu akhirnya mendatangkan kerugian kepada raja-raja. Sekarang, oleh karena kami mempunyai hubungan dengan raja dan tidak patut bagi kami melihat raja kena cela, maka oleh sebab itu kami menyuruh orang memberitahukan hal itu kepada raja, supaya diadakan penyelidikan dalam kitab riwayat nenek moyang tuanku. Di dalam kitab riwayat itu tuanku akan mendapati dan mengetahui, bahwa kota itu kota durhaka, yang selalu mendatangkan kerugian kepada raja-raja dan daerah-daerah, dan bahwa orang selalu mengadakan pemberontakan di dalamnya sejak zaman dahulu. Itulah sebabnya maka kota itu dibinasakan. Kami ini memberitahukan kepada raja, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun kembali dan tembok-temboknya sudah selesai, maka bagi tuanku kelak tidak ada lagi milik di daerah sebelah barat sungai Efrat."

Darius memberlakukan kembali edik

Setelah surat kedua dikirim oleh gubernur Persia yang meminta keputusan kepada raja tersebut, edik tersebut ditemukan di pengarsipan dan raja tersebut menyatakan perintahnya.

Sesudah itu atas perintah raja Darius diadakanlah penyelidikan di perbendaharaan di Babel, di tempat naskah-naskah disimpan. Kemudian di Ahmeta, benteng yang di propinsi Media, didapati sebuah gulungan, yang isinya sebagai berikut: "Piagam: Pada tahun pertama zaman raja Koresh dikeluarkanlah perintah oleh raja Koresh: Mengenai rumah Allah di Yerusalem. Rumah itu haruslah dibangun kembali sebagai tempat orang mempersembahkan korban sembelihan dan korban api-apian; haruslah tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam puluh hasta. Dan haruslah dipasang tiga lapis batu besar-besar dan satu lapis kayu. Biayanya harus dibayar dari perbendaharaan kerajaan. Dan juga perlengkapan emas dan perak rumah Allah yang diambil oleh Nebukadnezar dari bait suci yang di Yerusalem dan dibawa ke Babel itu haruslah dikembalikan, supaya kembali pula ke dalam bait suci yang di Yerusalem, ke tempatnya yang semula; dan engkau haruslah menaruhnya di dalam rumah Allah." "Oleh sebab itu, hai Tatnai, bupati daerah seberang sungai Efrat, dan Syetar-Boznai serta rekan-rekanmu, para punggawa daerah seberang sungai Efrat, hendaklah kamu menjauhkan diri dari sana. Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula. Lagipula telah dikeluarkan perintah olehku tentang apa yang harus kamu perbuat terhadap para tua-tua orang Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu, yakni dari pada penghasilan kerajaan, dari pada upeti daerah seberang sungai Efrat, haruslah dengan seksama dan dengan tidak bertangguh diberi biaya kepada orang-orang itu. Dan apa yang diperlukan, yakni lembu jantan muda, domba jantan, anak domba untuk korban bakaran bagi Allah semesta langit, juga gandum, garam, anggur dan minyak, menurut petunjuk para imam yang di Yerusalem, semuanya itu harus diberikan kepada mereka hari demi hari tanpa kelalaian, supaya mereka selalu mempersembahkan korban yang menyenangkan kepada Allah semesta langit dan mendoakan raja serta anak-anaknya. Selanjutnya telah dikeluarkan perintah olehku, supaya setiap orang yang melanggar keputusan ini, akan dicabut sebatang tiang dari rumahnya, untuk menyulakannya pada ujung tiang itu dan supaya rumahnya dijadikan reruntuhan oleh karena hal itu. Maka Allah, yang sudah membuat nama-Nya diam di sana, biarlah Ia merobohkan setiap raja dan setiap bangsa, yang mengacungkan tangan untuk melanggar keputusan ini dan membinasakan rumah Allah yang di Yerusalem itu. Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini. Hendaklah itu dilakukan dengan seksama."

Catatan

  1. ^ a b Becking, Bob (2006). ""We All Returned as One!": Critical Notes on the Myth of the Mass Return". Dalam Lipschitz, Oded; Oeming, Manfred. Judah and the Judeans in the Persian Period. Winona Lake, IN: Eisenbrauns. hlm. 8. ISBN 978-1-57506-104-7. 
  2. ^ Grabbe, Lester L. (2004). A History of the Jews and Judaism in the Second Temple Period: Yehud - A History of the Persian Province of Judah v. 1. T & T Clark. hlm. 355. ISBN 978-0567089984.