Seni patung
“ Ular Kasur “
Dunia… semakin kompromi dengan dosa. Dosa-dosa yang dahulu dianggap tabu untuk diketahui oleh masyarakat, sekarang ini nampaknya menjadi sesuatu yang dibanggakan. Para wanita pekerja seks dapat dengan leluasa mengadakan demo menuntut hak-hak mereka, padahal pada zaman dahulu kala, menjajakan diri tidak pernah dianggap sebagai suatu hak yang normal untuk mencari nafkah. Kaum homo seks, mengklaim untuk membuat acara Olympiade khusus untuk mereka.
Tari telanjang dapat dijumpai di seluruh pelosok dunia ini, yang akrab dengan dunia hiburan malam. Toko seks dapat dijumpai di mana-mana. Orang yang punya banyak isteri (poligami) dipertandingkan untuk mendapatkan “Polygamy Award”.
Pembunuh bayaran menjadi suatu profesi yang mahal, dengan bayaran ratusan juta rupiah untuk setiap kepala yang dibunuh. Keadilan dan kebenaran mudah dibelokkan kemana saja asalkan ada “Uangnya”. Itulah sekelumit contoh saja.
Di New York telah dibuka sebuah SMU khusus kaum gay (homoseks pria), kaum lesbi (homoseks wanita) dan banci, yaitu Harvey Milk High School. Nama sekolah ini diambil dari nama politikus gay asal San Fransisco yang tewas dibunuh pada tahun 1978.. sekolah ini sebenarnya sudah dimulai 20 tahun yang lalu dalam skala yang kecil, kemudian yang dikelola advokasi hak pemuda gay Hetrick-Martin. Tahun ini, sekolah gay ini mengajukan dana sebesar Rp. 42,1 miliar kepada pemerintah untuk mengembangkan program mereka. Walikota New York, Michael Bloomberg, menganggap pengembangan sekolah ini merupakan suatu ide yang bagus karena anak-anak gay dan lesbi selalu mendapat gangguan di sekolah umum lainnya. Ada juga kelompok masyarakat yang melakukan protes dengan mengatakan, “Apakah ada perbedaan cara untuk mengajar orang-orang homoseksual? Apakah ada matematika gay? Ini adalah suatu kesalahan, hanya membuang-buang pembayar pajak. Tidak ada alasan anak-anak ini harus diperlakukan berbeda.”
Itulah dunia ini, semakin menerima dan kompromi dengan dosa. Alasan mereka untuk mengadakan sekolah khusus gay, lesbi dan banci sebenarnya adalah agar anak-anak gay, lesbi, dan banci ini bisa hidup dengan tenang dan terus mempraktekkan dosa-dosa mereka dengan aman di dunia yang memang semuanya sudah gay, lesbi dan banci. Bayangkan, bagaimana jadinya kehidupan mereka, jika kepala sekolah, guru-guru dan semua pengurus sekolah adalah juga orang-orang gay, lesbi dan banci. Anak-anak didik mereka pasti tidak akan bertambah baik, tetapi sebaliknya justru akam semakin tenggelam di dalam dunia penyimpangan seks.