Skala kekuatan seismik

magnitudo pada suatu gempa bumi
Revisi sejak 28 Januari 2005 16.11 oleh Wiwit (bicara | kontrib)

Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan konsep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada umumnya magnitude diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu. Rumus untuk menentukan magnitude gempa yang umum dipakai pada saat ini adalah:

		

dengan adalah magnitude, adalah amplitudo gerakan tanah (dalam mikron), adalah periode gelombang, adalah jarak pusat gempa atau episenter, adalah kedalaman gempa, adalah koreksi stasiun oleh struktur lokal (sama dengan 0 untuk kondisi tertentu), dan adalah koreksi regional yang berbeda untuk setiap daerah gempa. Ada beberapa jenis magnitude yang pernah diperkenalkan dan dipakai sampai saat ini. adalah magnitude lokal yang diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitude gempa di California menggunakan fase gelombang P. diperkenalkan oleh Guttenberg menggunakan fase gelombang permukaan terutama gelombang R. Magnitude lain yaitu (body waves magnitude) diukur berdasar amplitudo gelombang badan, baik P maupun S.

Magnitude Lokal

Magnitude lokal   diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitude gempa-gempa lokal, khususnya di California Selatan. Nilai amplitudo yang digunakan untuk menghitung magnitudo lokal adalah amplitudo maximum gerakan tanah (dalam mikron) yang tercatat oleh seismograph torsi (torsion seismograph) Wood-Anderson, yang mempunyai periode natural = 0,8 sekon, magnifikasi (perbesaran) = 2800, dan faktor redaman = 0,8. Jadi formula untuk menghitung magnitudo lokal tidak dapat diterapkan di luar California dan data amplitudo yang dipakai harus yang tercatat oleh jenis seismograph di atas.

Magnitude gelombang badan

Magnitude gempa yang diperoleh berdasar amplitudo gelombang badan (P atau S) disimbulkan dengan  . Dalam prakteknya (di USA), amplitudo yang dipakai adalah amplitudo gerakan tanah maksimum dalam mikron yang diukur pada 3 gelombang yang pertama dari gelombang P (seismogram periode pendek, komponen vertikal), dan periodenya adalah periode gelombang yang mempunyai amplitudo maksimum tersebut. Sudah tentu rumus yang dipakai untuk menghitung mb ini dapat digunakan disemua tempat (universal). Tapi perlu dicatat bahwa faktor koreksi untuk setiap tempat (stasiun gempa) akan berbeda satu sama lain.

Magnitude gelombang permukaan

Magnitude yang diukur berdasar amplitudo gelombang permukaan disimbulkan dengan  . secara praktis (di USA) amplitudo gerakan tanah yang dipakai adalah amplitudo maksimum gelombang permukaan, yaitu gelombang Rayleigh (dalam mikron, seismogram periode panjang, komponen vertikal, periode   sekon) dan periodenya diukur pada gelombang dengan amplitudo maksimum tersebut.

Hubungan antar magnitude

Dalam menentukan magnitude, tidak ada keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya, yaitu persamaan diatas tadi. Untuk menentukan   misalnya, orang dapat memakai data amplitudo gelombang badan (P dan S) dari sebarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang jelas dalam seismogram). Seismogram yang dipakaipun dapat dipilih dari komponen vertikal maupun horisontal (asal konsisten). Demikian juga untuk penentuan  . Oleh karena itu, kiranya dapat dimengerti bahwa magnitude yang ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun mestinya tidak boleh terlalu besar. Namun demikian, tampaknya ada hubungan langsung antara   dan  , yang secara empiris ditulis sebagai:  

Energi gempa

Kekuatan gempa disumbernya dapat juga diukur dari energi total yang dilepaskan oleh gempa tersebut. Energi yang dilepaskan oleh gempa biasanya dihitung dengan mengintegralkan energi gelombang sepanjang kereta gelombang (wave train) yang dipelajari (misal gelombang badan) dan seluruh luasan yang dilewati gelombang (bola untuk gelombang badan, silinder untuk gelombang permukaan), yang berarti mengintegralkan energi keseluruh ruang dan waktu. Berdasar perhitungan energi dan magnitude yang pernah dilakukan, ternyata antara magnitude dan energi mempunyai relasi yang sederhana, yaitu:   dengan satuan energi dyne cm atau erg. Berdasar persamaan tersebut, kenaikan magnitude gempa sebesar 1 skala richter akan berkaitan dengan kenaikan amplitudo yang dirasakan disuatu tempat sebesar 10 kali, dan kenaikan energi sebesar 25 sampai 30 kali. Untuk mendapatkan gambaran seberapa besar energi yang dilepaskan pada suatu kejadian gempa, kita dapat menggunakan persamaan di atas untuk menghitung energi gempa yang mempunyai magnitude mb = 6.8. Perhitungan energi ini akan menghasilkan angka sebesar 1022 erg = 1015 joule = 278 juta kWh. Angka ini mendekati energi listrik yang dihasilkan oleh generator berkekuatan 32 mega watt selama 1 tahun. Jadi untuk gempa dengan magnitudo 7.8, energinya akan 30 kali lipat dari itu.