Monumen Perjuangan TNI AU
Monumen Perjuangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dahulu disebut Monumen Ngoto dibangun oleh AURI (sekarang TNI-AU) pada tanggal 1 Maret 1948. Maksud dibangunnya monumen ini adalah untuk mengenang dan memperingati peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA akibat serangan dua pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Dalam peristiwa ini tiga tokoh perintis TNI AU gugur, diantaranya Marsda TNI (Anumerta) Agustinus Adisutjipto, Marsda TNI (Anumerta) Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara I (Anumerta) Adisumarmo Wiryokusumo.[1] Di area monumen ini juga dimakamkan Marsda TNI (Anumerta) Agustinus Adisutjipto dan Opsir Muda Udara I (Anumerta) Adisumarmo Wiryokusumo.[2]
Didirikan | 1 Maret 1948 |
---|---|
Lokasi | Dusun Ngoto, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. |
Jenis | Monumen |
Akses menuju monumen ini dari bandara Adisucipto, Yogyakarta, yaitu dengan mengambil jalan ke Selatan lewaj jalan Janti. Kemudian menyusuri jalan Ring Road Timur hingga ke jalan Nasional III dan masuk jalan Ring Road Selatan. Di perempatan besar kedua, ke arah kiri melalui jalan Imogiri Barat dan di sebelah kiri akan ditemui gapuranya.[2]
Sejarah
Pembangunan monumen ini diprakarsai oleh Kasau, Marsekal TNI R. Soerjadi Soerjadarma, di Desa Jatingarang, Kelurahan Taman yang berdekatan dengan Desa Ngoto, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Monumennya berbentuk tugu bercat putih setinggi 4,5 meter, berupa batang tubuh segi enam kerucut yang menopang lapik segi enam bersusun dua mengecil di bagian atasnya. Pada bagian bawah tugu, khususnya di bagian depan, dipasang bahan granit yang bertuliskan nama-nama korban yang gugur dalam kejadian tersebut. Pada bagian atas dari tugu, diletakkan burung Garuda yang merentangkan sayapnya. Pada awal pendiriannya, area sekitar dikelilingi oleh pagar bambu, dan monumen tersebut diresmikan pada tanggal 1 Maret 1948 dan diberi nama "Monumen Ngoto" atau "Tugu Ngoto".[3]
Pemugaran pertama
Monumen ini mengalami dua kali pemugaran, yang pertama pada bulan Juli 1981 saat Kasau dijabat oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi. Pada saat itu pemugaran dilakukan dengan memperluas area sekitar monumen dan memugar tembok yang mengelilinginya sehingga keberadaannya menyatu. Pada saat itu juga dibangun prasasti yang bertuliskan peristiwa penembakan pesawat Dakota VT-CLA lengkap dengan ketiga tokoh TNI AU yang gugur, yang dibangun sebagai latar belakang dari tugu. Area sekitar juga dilengkapi dengan taman kecil, dan pagar bambu diganti menjadi pagar tembok yang kokoh. Peresmiannya dilaksanakan oleh Kasau yang dijabat oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi.[3]
Pemugaran kedua
Pemugaran yang kedua dilakukan berdasarkan instruksi dari Kasau dijabat oleh Marsekal TNI Hanafie Asnan. Pemugaran dilakukan dengan memperluas areanya menjadi 9.473 m2 yang meliputi : renovasi tugu, pembangunan relief, pembangunan plaza, lapangan upcara, pembangunan pringgitan, pembangunan area pemakaman, perkantoran dan fasilitas umum. Bersamaan dengan peresmian pemugaran tersebut dan berdasarkan Skep Kasau nomor Skep/78/VII/2000, tanggal 17 Juli 2000, "Monumen Ngoto" diubah menjadi "Monumen Perjuangan TNI AU". Pemberian nama tersebut adalah agar para prajurit-prajurit TNI AU dapat mengambil teladan tentang semangat juang, semangat berbakti, pengorbanan dan kepahlawanan mereka. Peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29 Juli 1947 oleh TNI Angkatan Udara dijadikan momentum sebagai Hari Bhakti TNI Angkatan Udara, sehingga tanggal 29 Juli tiap tahunnya selalu diperingati.[3]
Pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan India yang dicarter untuk mengangkut sumbangan obat-obatan untuk Palang Merah Indonesia, yang ditembak jatuh oleh dua pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda saat akan mendarat di PU Maguwo.
Replika Ekor VT-CLA
Pada tahun 2006, atas prakarsa Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno, area monumen dilengkapi dengan replika ekor dari pesawat Dakota VT-CLA, yang diresmikan pada 28 Juli 2006. Dengan penambahan tersebut, maka visualisasi dari peristiwa bersejarah tanggal 29 Juli 1947 menjadi lengkap di monumen ini,[3]
Lihat pula
Rujukan
- ^ Museum Indonesia (12 Desember 2010). "Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala". Diakses tanggal 2 Mei 2019.
- ^ a b Haryadi, Malvyandie (5 Agustus 2016). "Monumen Perjuangan TNI AU di Desa Ngoto : Sunyi, Indah, Namun Penuh Kisah Kelam". Tribun News. Diakses tanggal 11 Juni 2019.
- ^ a b c d "Monumen Perjuangan TNI AU". TNI AU. Diakses tanggal 11 Juni 2019.