Dahriah
Dahriah adalah kepercayaan yang menyatakan bahwa kehidupan di dunia ini tidak ada awal dan tidak ada akhirnya, kaum ini menolak kembali jiwa pada tubuh adanya hari kiamat,dosa, dan pahala, serta kebangkitan dan pengadilan. mereka juga tidak mengakui adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta, manusia berasal dari sperma dan sperma itu berasal dari hewan demikian seterusnya. hal ini dibuktikan dalam surat al-Jasian ayat 24 yang artinya "Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
Aliran Dahriah bersifat naturalisme alam berdiri sendiri , serba sempurna serta beredar dan beroperasi menurut sifat-sifat yang terdapat dalam dirinya sendiri dan menurut hukum sebab akibat. Aliran naturalisme timbul setelah ilmu pengetahuan alam bertambah maju, para ahli di bidang ini melihat bahwa berevolusi bergerak menurut peraturan-peraturan yang tetap mekanisme tertentu. hukum naturalisme adalah hukum yang paling tinggi dan tidak bisa diubah-ubah. Penganut Dahriah atau naturalisme berpendirian bahwa setiap hal berasal dari alam dan tidak ada satupun yang berada di luar alam, alam adalah seluruh jumlah materi yaitu sebagai materi yang bergerak dan mereka yang mempertahankan pendirian disebut materialis. Para penganut aliran ini berpendirian satu satunya pengetahuan dalam arti yang sebenarnya adalah pengetahuan yang bercorak ilmiah.
Para Naturalisme beranggapan kehidupan di alam atau di dunia merupakan kehidupan akhir dan mereka tidak mempercayai adanya kehidupan setelah kematian dan mereka termasuk kafir karena tidak mempercayai adanya Tuhan dan alam akhir.
Paham Dariah masuk ke dalam islam dari Suriah dan Zarwanist, Iran. Dalam kitab al-Munqiz min ad-Dalal (Penyelamat dan kesesatan), Al-Gazali mengelompokkan paham Dahriah atas tiga bagian 1. alam tidak ada penciptanya, 2. tidak ada Tuhan sebagai pencipta alam dan 3. mengikuti paham filsafat Yunani jadi mereka hidup tanpa Tuhan yang disebut dengan ateis.[1]
Rujukan
- ^ DEPDIKNAS, TIM (2009). ENSIKLOPEDIA ISLAM. JAKARTA: PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE. hlm. 310. ISBN 9798276612.