Ayam sumatra

ras ayam kampung yang berasal dari pulau sumatra, indonesia

Ayam burgo adalah ras ayam kampung Indonesia yang berasal dari Pulau Sumatra, Indonesia. Ayam ini dibiakkan sebagai peliharaan dan ayam hias.[2][3]

Ayam sumatra
Ayam sumatra jantan
Nama lain
  • Black Sumatra[1]
Negara asalIndonesia
Penggunaanayam hias
Karakteristik
BeratJantan: standar: 2.25–2.70 kg
ayam kate: 735 g[1]
 Betina: standar: 1.80 kg
ayam kate: 625 g[1]
Warna kulithitam
Warna telurputih
Klasifikasi
Ayam kampung
Gallus gallus domesticus

Karakteristik

Ayam burgo merupakan ayam lokal dari Bengkulu, Indonesia. Ciri khasnya ditandai dengan keberadaan cuping telinga lebar berwarna putih berbentuk lingkaran. Cuping ini kerap dijadikan tolok ukur akan keaslian ayam burgo. Ayam burgo jantan memiliki bulu pendek yang didominasi palet warna merah keemasan dan hijau gelap, sedangkan ayam burgo betina memiliki bulu dengan warna dominan kuning kecokelatan dan ekor kehitaman. Jengger ayam jantan bertipe tunggal dengan gerigi lima buah yang lebar dan tegak, serta berjumlah dua buah pada sisi kiri dan kanan. Adapun jengger ayam betina, ayam burgo betina hanya memiliki jengger kecil dan tipis.

Ayam burgo merupakan hasil persilangan antara ayam hutan merah (Gallus gallus spadiceus) jantan dengan ayam kampung (Gallus gallus domesticus) betina. Sebagai hasil persilangan, keberadaannya tergantung dari jumlah ayam hutan liar. Dengan berkurangnya keberadaan ayam hutan liar, populasi ayam burgo dilaporkan masuk dalam kategori terancam. Betina burgo mampu menghasilkan 30 butir telur berukuran kecil dalam tempo 60 hari. Namun, untuk menghasilkan ayam burgo, dibutuhkan jasa "tukang pikat" yang bertugas menjerat ayam hutan merah di hutan. Ayam hutan liar sifatnya sangat agresif, dan akan melarikan diri jika melihat manusia.

Sebagai satwa hias, ayam burgo memiliki nilai jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis ayam buras lainnya. Di berbagai ajang kontes, harga ayam burgo kualitas super disebut-sebut bisa mencapai lebih dari Rp2,5 juta. Nilaijual ayam burgo ditentukan berdasarkan seberapa dekat jenjang keturunannya terhadap ayam hutan liar.

Melihat kecantikan si burgo, Bengkulu berencana menjadikan satwa endemiknya itu sebagai komoditas oleh-oleh khas provinsi tersebut. Pemerintah provinsi setempat ingin memonetisasi unggas tersebut sebagai magnet pariwisata sekaligus suvenir hidup.

Sejarah

Berdasarkan wilayah geografi asalnya, ayam burgo kemungkinan mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan ayam asli Indonesia lain yang berasal dari Pulau Sumatra seperti ayam sumatra, ayam leher gundul dan walik, serta ayam kukuak balenggek.[4]

Referensi

  1. ^ a b c Victoria Roberts (2008). British poultry standards: complete specifications and judging points of all standardized breeds and varieties of poultry as compiled by the specialist breed clubs and recognised by the Poultry Club of Great Britain. Oxford: Blackwell. ISBN 9781405156424. p. 286–88.
  2. ^ https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87799
  3. ^ https://kalimantan.bisnis.com/read/20161126/454/606532/monetisasi-si-cantik-burgo
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0