Kota Sorong
Kota Sorong adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Sorong adalah kota terbesar di Provinsi Papua Barat serta kota terbesar kedua di Papua Indonesia, setelah Kota Jayapura.
Kota Sorong | |
---|---|
Berkas:Aerial sorong.jpg | |
Julukan: Kota Minyak | |
Motto: Setara - Bersahabat - Dinamis | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Barat |
Ibukota | Sorong |
Pemerintahan | |
• Wali kota | Drs. Ec. Lambert Jitmau, MM |
• Wakil Wali kota | dr. Hj. Pahimah Iskandar |
• Sekretaris Daerah | Dra. Welly Tigtigweria |
Luas | |
• Total | 1.105 km2 (427 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 239.815 |
• Kepadatan | 217,03/km2 (56,210/sq mi) |
Zona waktu | UTC+9 (WIT) |
Situs web | www.sorongkota.go.id [@pemkotsorong]sorongkota.bps.go.id |
Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk dan transit ke Provinsi Papua Barat. Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh kabupaten lain yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Asal nama
Nama Sorong berasal dari kata Soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang dalam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum " (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan “Soren” yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Tionghoa, misionaris clad Eropa, Maluku dan Sangihe Talaud dengan sebutan Sorong.
Sejarah
Masa Kolonial Belanda
Sekitar tahun 1935, pada masa Hindia Belanda, Sorong didirikan sebagai base camp Bataafse Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan pusat pemerintahan didirikan di Pulau Doom.
Masa Pemerintahan Indonesia
Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh oleh Penguasa Sementara PBB atau UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) kepada pemerintah Republik Indonesia, maka pada tahun 1965 berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas: 1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pemerintahan oleh Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru. 2. Mempersiapkan pemecahan Kota Irian Barat Bagian Barat menjadi 2 (dua) Kota.
Pada tahun 1969, dengan selesainya pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) maka perkembangan status dari Kota Administratif menjadi Kota Otonom ini tidak ada perubahan dalam pembagian wilayah dan keadaan sampai dengan akhir tahun 1972 adalah sebagai berikut:
- Wilayah Pemerintahan Setempat Sorong dengan ibu kota Sorong;
- Wilayah Pemerintahan Setempat Raja Ampat dengan ibu kota Sorong Doom;
- Wilayah Pemerintahan Setempat Teminabuan dengan ibu kota Teminabuan;
- Wilayah Pemerintahan Setempat Ayamaru dengan ibu kota Ayamaru.
Pembagian wilayah di Sorong seperti tersebut di atas berlaku sampai tahun 1973 saat dilakukannya penghapusan wilayah-wilayah Kepala Daerah Setempat dan sejumlah distrik dan dibentuknya Pemerintahan Wilayah Kecamatan Tahap Pertama Tahun 1973-1974.
Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun dalam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong
Geografi
Secara geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 131°51' Bujur Timur dan 0° 54' Lintang Selatan.
Batas Wilayah
Kota Sorong memiliki batas-batas sebagai berikut:
Utara | Distrik Makbon dan Selat Dampier |
Timur | Distrik Makbon dan Selat Dampier |
Selatan | Distrik Aimas dan Distrik Salawati |
Barat | Selat Dampier |
Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Sorong mencapai 1.105,00 km² atau sekitar 1.13% dari total luas wilayah Papua Barat. Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut dan suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar 23, 1 °C dan suhu udara maximum sekitar 33, 7 °C. Curah hujan tercatat 2.911 mm. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun. Tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari. Kelembaban udara rata-rata tercatat 84 %.
Keadaan topografi Kota Sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng, bukit-bukit dan sebagian adalah dataran rendah, sebelah timur di kelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan hutan wisata.
Geologi
Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan C seperti batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah uruk dan kerikil. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan tanah fudsolik merah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur. Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki, sungai Klasaman dan sungai Klabtin.
Demografi
Berdasarkan hasil Pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Sorong (Angka Sementara) adalah 190.341 jiwa, yang terdiri atas 99.898 laki-laki dan 90.446 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak di Distrik Sorong Utara sebanyak 44.774 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Distrik Sorong Kepulauan dengan Jumlah penduduk 9.710 jiwa. Tahun 2017, jumlah penduduk kota ini bertambah cukup signifakan menjadi 239.815 jiwa (laki-laki 125.015 jiwa dan perempuan 114.800 jiwa).[1]
Perbandingan laki-laki dan perempuan atau sex ratio di Kota Sorong adalah sebesar 110,45 persen. Dari enam distrik yang ada di Kota Sorong, angka Sex Ratio tertinggi berada di Distrik Sorong Timur yaitu sebesar 114,97 persen.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 7,02 persen per tahun. Distrik yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi adalah Distrik sorong Timur yakni 14,07 persen dan yang terendah adalah Distrik Sorong Kepulauan yakni sebesar 3,54 persen.
Dengan Luas wilayah 1.105 km² yang didiami penduduk 239.815 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Sorong adalah sebesar 217,03 jiwa/km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Distrik Sorong Manoi yakni sebesar 313 jiwa/km², sedangkan yang paling terendah Distrik Sorong Kepulauan yakni 49 jiwa/km².
Agama
Berdasarkan data BPS kota Sorong tahun 2018, menunjukkan bahwa persentase agama penduduk kota Sorong mayoritas adalah Kekristenan yakni 55,78% (Kristen Protestan 48,66% dan Katolik 7,12%), kemudian jumlah pemeluk agama Islam berjumlah 43,41%, lalu Budha 0,59% dan Hindu 0,22%.[1]
Penduduk asli Papua Barat umumnya memeluk agama Kekristenan, ditambah etnis Batak, Minahasa, penduduk asal NTT, Maluku dan sebagian kecil Tionghoa, Jawa dan Dayak.
Sedangkan pemeluk agama Islam berasal dari etnis Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Sunda, Minangkabau dan lainnya. Sedangkan pemeluk agama Buddha umumnya adalah Tionghoa dan Hindu berasal dari etnis Bali.
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
Wali Kota Sorong | |
---|---|
Pemerintah Kota Sorong | |
Masa jabatan | 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan |
Pendahulu | Wali Kota Administratif Sorong |
Dibentuk | 12 Oktober 1999 |
Pejabat pertama | Jonathan Annes Jumame |
Wakil | Wakil Wali Kota Sorong |
Situs web | Situs web resmi |
Berikut adalah daftar Wali Kota Sorong secara definitif sejak tahun 1999 di bawah Pemerintah Republik Indonesia.
Wali kota administratif
Sebelum menjadi sebuah kota, Sorong merupakan kota administratif dan merupakan bagian dari Kabupaten Sorong.
Wali Kota Administratif Sorong Kabupaten Sorong | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
No. | Wali Kota Administratif | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Ref. | ||||
1 | Jonathan Annes Jumame (1949–2021) |
Non Partai | 3 Juni 1996 | 12 Oktober 1999 | 3 tahun, 131 hari | [4] |
Wali kota madya
Wali Kota Sorong | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
No. | Wali Kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | ||
1 | Jonathan Annes Jumame (1949–2021) |
Golkar | 2001 | 2006 | 4–5 tahun | 1 (2001) |
Hengky Rumbiak | [5] | |||
11 Juni 2007 | 11 Juni 2012 | 5 tahun, 0 hari | 2 (2007) |
Baesara Wael | [6][7] | ||||||
2 | Lamberthus Jitmau (lahir 1962) |
Golkar | 11 Juni 2012 | 11 Juni 2017 | 5 tahun, 0 hari | 3 (2012) |
Pahimah Iskandar | [8] | |||
22 Agustus 2017 | 22 Agustus 2022 | 5 tahun, 0 hari | 4 (2017) |
[9] |
</onlyinclude>
Pengganti sementara
Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil wali kota, termasuk ketika posisi wali kota berada dalam masa transisi.
Potret | Wali Kota | Partai | Awal | Akhir | Durasi | Periode | Definitif | Ref. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jonathan Annes Jumame (1949–2021) (Penjabat) |
Non Partisan | 12 Oktober 1999 | 2001 | 1–2 tahun | — | Transisi (1999–2001) | ||||
Rahimin Katjong (Penjabat) |
Non Partisan | 2006 | 11 Juni 2007 | 0–1 tahun | — | Transisi (2006–2007) | ||||
Welly Tigtigweria (Pelaksana Harian) |
Non Partisan | 6 November 2016 | 7 November 2016 | 1 hari | 3 (2012) |
Lamberthus Jitmau | [Ket. 1] | |||
Jaconias Sawaki (Pelaksana Tugas) |
Non Partisan | 7 November 2016 | 11 Februari 2017 | 96 hari | [Ket. 2] | |||||
Welly Tigtigweria (Pelaksana Harian) |
Non Partisan | 11 Juni 2017 | 22 Agustus 2017 | 72 hari | — | Transisi (2017) | [12] | |||
George Yarangga (Penjabat) |
Non Partisan | 22 Agustus 2022 | 22 Agustus 2023 | 1 tahun, 0 hari | — | Transisi (2022–sekarang) | [13] | |||
Septinus Lobat (lahir 1970) (Penjabat) |
Non Partisan | 22 Agustus 2023 | Petahana | 1 tahun, 113 hari | [14] |
- Catatan
Lihat Pula
Referensi
- ^ a b c "Kota Sorong Dalam Angka 2018". BPS Kota Sorong. Diakses tanggal 22 Februari 2019.
- ^ "Kota Sorong Dalam Angka 2017"
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ "Sejarah Singkat". Pemko Sorong. 11-08-2020. Diakses tanggal 03-04-2021.
- ^ wa12an3y_j04p6hht (2018-02-28). "Mantan Walikota dan Wawali Meriahlan HUT Kota Sorong". Papua Kini (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-29.
- ^ "Profil Entitas Kota Sorong". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesi Perwakilan Provinsi Papua Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-26. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- ^ "Pembukaan Pameran Anggrek Dan Tanaman Hias Kota Sorong Tahun 2011". Tentara Nasional Indonesia. Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. 26 Oktober 2011. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- ^ "Gubernur Papua Barat Lantik Walikota & Wakil Walikota Sorong". Koran Fakta. 11 Juni 2012. Diakses tanggal 4 Januari 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Ermansyah, Dedi (31 Agustus 2017). "Hari Ini, Lambert Jitmau Mulai Bertugas sebagai Wali Kota Sorong". Akurat. Diakses tanggal 4 Januari 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Walikota Serahkan Jabatan Kepada Pejabat Pelaksana Harian". Pemerintah Kota Sorong. 6 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-04. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- ^ "Jaconias Sawaki, SE, MM Resmi Dilantik Menjadi Pelaksana Tugas Walikota Sorong". Pemerintah Kota Sorong. 7 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-14. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- ^ "Sertijab Walikota dan Wakil Walikota Sorong Periode 2012-2017 Kepada Sekda". MCW News. 11 Juni 2017. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- ^ "SERTIJAB PENJABAT WALI KOTA SORONG". antaranews.com. 26 Agustus 2022. Diakses tanggal 24 Januari 2024.
- ^ "pelantikan penjabat walikota sorong Periode 2023-2024 Kepada Septinus Lobat". Pemerintah Kota Sorong. 26 Agustus 2023. Diakses tanggal 27 Agustus 2023.
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Sorong dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019[1][2] | 2019-2024[3] | 2024-2029[4] | ||
PKB | 1 | 2 | 1 | |
Gerindra | 2 | 3 | 1 | |
PDI-P | 3 | 3 | 3 | |
Golkar | 8 | 8 | 6 | |
NasDem | 3 | 2 | 3 | |
Buruh | (baru) 1 | |||
PKS | 0 | 2 | 4 | |
Hanura | 2 | 2 | 2 | |
PAN | 3 | 2 | 3 | |
PBB | 2 | 0 | 0 | |
Demokrat | 5 | 3 | 2 | |
PSI | (baru) 2 | 2 | ||
Perindo | (baru) 2 | 2 | ||
PPP | 1 | 1 | 0 | |
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 10 | 11 | 12 |
Kecamatan/Distrik
Secara administratif, Kota Sorong terdiri dari 10 distrik (setingkat dengan kecamatan), yaitu Sorong, Sorong Barat, Sorong Kepulauan, Sorong Timur, Sorong Utara, Sorong Manoi, Sorong Kota, Malaimsimsa, Klaurung dan Maladom Mes. Kemudian dibagi lagi atas 41 kelurahan yang tersebar pada masing-masing distrik tersebut.
Ekonomi
Komoditi unggulan Kota Sorong yaitu sektor pertanian, Perkebunan dan jasa. Sub sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa Kakao, Kelapa dan cengkih. Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 1 pelabuhan, yaitu Pelabuhan Sorong (Port of Sorong) dan 1 bandar udara, yaitu Bandar Udara Domine Eduard Osok. Sebelum adanya Bandar Udara Domine Eduard Osok, Kota Sorong menggunakan Bandar Udara Jeffman di Pulau Jeffman. Untuk mencapai bandar udara tersebut penumpang pesawat terbang menggunakan angkutan kapal dari Kota Sorong. Saat ini bandar udara tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sorong dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 nilainya telah mencapai sekitar 4.206.112,83 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 14,43 persen dibandingkan tahun 2011. Besar kecilnya perkembangan PDRB Kota Sorong berpengaruh terhadap besar kecilnya sumbangan PDRB Kota Sorong terhadap pembentukan PDRB Provinsi Papua Barat.
sumber: sorongkota.bps.go.id
Pariwisata
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian Kota Sorong. Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda Heritage Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM). Beberapa kawasan wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, termasuk kawasan pantai pada Pulau Raam, Pulau Soop, Pulau Item dan Pulau Doom.
Fasilitas wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, Pulau Raam, Pulau Soop dan Pulau Doom yang terkenal dengan pantainya yang indah. Juga pulau Dofior yang terdapat Tugu Selamat Datang di Kota Sorong dengan menggunakan bahasa Moi (suku asli di Kota Sorong) yang ramah dan bersahabat menyambut pengunjung yang datang di Kota Sorong. Juga tembok Dofior yang terkenal dengan pemandangan panorama laut dan keindahan alam menjelang senja.
Kota Kembar
Referensi
- ^ "Info Pemilu 2019". KPU RI. Diakses tanggal 25-03-2020.
- ^ "BPS Kota Sorong". sorongkota.bps.go.id. Diakses tanggal 2019-09-18.
- ^ Club, Sion Study (Selasa, 13 Mei 2014). "DAFTAR ANGGOTA DPRD KOTA SORONG TAHUN 2014/2019 | BELANTARA PAPUA". DAFTAR ANGGOTA DPRD KOTA SORONG TAHUN 2014/2019 | BELANTARA PAPUA. Diakses tanggal 2019-09-18.
- ^ "BPS Kota Sorong". sorongkota.bps.go.id. Diakses tanggal 2019-09-18.