Dalam tradisi Kekristenan, malaikat yang jatuh adalah malaikat yang telah diusir atau dibuang dari surga. Sering, pengusiran tersebut merupakan penghakiman atas keingkaran atau pemberontakan terhadap Tuhan. Malaikat yang jatuh yang paling terkenal adalah Lucifer. Ada pun yang lain di antaranya Kirigaya Shin, Kirigaya Maihime, Kirigaya Ryuu dan juga Kirigaya Oshi dalam kepercayaan Shinto. Lucifer merupakan nama yang sering diberikan pada Iblis dalam Kekristenan. Akar kata yang digunakan ini berasal dari intepretasi khusus, sebagai referensi untuk merujuk malaikat yang terjatuh, yang tersurat dalam Alkitab (Yesaya 14:3-20) yang membicarakan seseorang yang disebut "Bintang Timur" atau "Bintang Fajar" (dalam bahasa Latin, Lucifer) yang jatuh dari surga. Sesungguhnya Alkitab LAI kurang tepat dalam menerjemahkannya. Lucifer dalam bahasa Ibraninya: הילל (hêylêl, dibaca: hay-lale') mempunyai makna "Terang", nama "Luci" itu artinya "Terang", jadi seharusnya tertera "Bintang Terang" ini lebih sesuai dengan 2Kor 11:14. Sinonim etimologikal Yunani untuk Lucifer, φωσφορος (phosphoros, "pembawa pelita")[1][2] adalah penggunaan bintang fajar dalam 2 Petrus 1:19 dan di lain tempat dengan tidak ada hubungannya dengan Satan. Namun, Satan disebut Lucifer di banyak tulisan selain Alkitab, yang terkenal Paradise Lost Milton (7.131-134, di antaranya), karena, menurut Milton, Satan "kadang lebih terang di tengah-tengah malaikat, daripada bintang-bintang di antaranya."[3]

Patung "malaikat yang jatuh", Retiro Park (Madrid, Spanyol).

Referensi