Bangun Mulya, Waru, Penajam Paser Utara
Bangun Mulya merupakan desa berpenduduk heterogen dengan berbagai macam suku dan budaya, namun tetap memiliki rasa kebersamaan dan budaya gotong royong yang tinggi. Swadaya masyarakat yang didukung oleh LPM dan TPK memberikan dampak positif dalam menggalakkan gerakan Bangun Mulya Hebat! yang diprakarsai oleh sekretaris desa Yuni Nurhayati Aka sejak akhir tahun 2016. Bangun Mulya merupakan salah satu desa yang dijuluki sebagai kampung wisata atau kampung budaya karena telah sukses menyelenggarakan pagelaran-pagelaran budaya maupun festival-festival adat. Salah satu andalannya adalah festival buen yang diselenggarakan tiap tahunnya.[1]
Bangun Mulya | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Timur | ||||
Kabupaten | Penajam Paser Utara | ||||
Kecamatan | Waru | ||||
Kode pos | 76284 | ||||
Kode Kemendagri | 64.09.02.2004 | ||||
|
Secara administratif desa Bangun Mulya terletak di kecamatan Waru, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Indonesia yang merupakan Desa termuda di Waru setelah pemekaran dari Kelurahan Waru pada tahun 2009.
Batas Wilayah
- Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Waru.
- Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Waru.
- Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Waru.
- Sebelah barat berbatasan dengan Sesulu.
Wilayah Dusun
Desa Bangun Mulya terdiri dari 3 Dusun
Dusun | Kepala | RT | Jumlah Penduduk |
---|---|---|---|
Satu | Suryanto | RT 001
RT 002 RT 003 RT 014 |
|
Dua | Abdulah | RT 006
RT 007 RT 008 RT 015 RT 016 |
|
Tiga | Lilis | RT 004
RT 005 RT 009 RT 010 RT 011 RT 012 RT 013 |
Potensi Wisata
Desa Bangun Mulya memiliki beberapa potensi wisata baik alam, budaya, maupun event. Berdasarkan hasil survey dari tim KKN-PPM UGM Periode 2 tahun 2019 terdapat beberapa potensi yang ada di Desa Bangun Mulya adalah sebagai berikut:
- Bendungan/DAM
Salah satu potensi wisata alam yang ada di Desa Bangun Mulya adalah Bendung Waru. Bendungan ini terletak di Dusun 3 Desa Bangun Mulya. Beberapa aktivitas yang diharapkan bisa dilakukan di DAM ini adalah kegiatan olahraga air, wisata susur bendungan, pengembangan perikanan air tawar, lokasinya yang dikelilingi kebun sawit juga bisa menjadi daya tarik tersendiri karena juga bisa dijadikan sebagai wisata edukasi, bukit-bukit yang mengelilingi DAM juga bisa dijadikan sebagai spot foto karena dari bukit tersebut bisa terlihat skala DAM.
Namun sayangnya, bendungan ini belum dikelola dengan baik sehingga oleh pemerintah setempat sehingga belum memiliki fungsi pariwisata. Masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang berwenang, salah satunya adalah akses jalan yang menjadi masalah terbesar. Akses yang tersedia sekarang untuk menuju DAM tersebut adalah melewati pekarangan/lahan warga, selain itu aksesnya hanya bisa untuk motor dan jalannya masih berupa batu dan pasir yang cukup berbahaya jika dilalui ketika musim hujan. Sedangkan akses yang lebih baik adalah melewati lahan milik perusahaan sawit PT. Waru Kaltim Plantation (WKP). Selain masalah akses, DAM juga mengalami masalah pendangkalan. Masalah pendangkalan jika dibiarkan berlanjut akan mengurangi volume air dan akan menyebabkan DAM kehilangan daya tariknya.
- Spot Melihat Bintang (Bukit Mars)
Potensi wisata alam yang kedua adalah titik untuk melihat bintang atau yang biasa disebut Bukit Mars. Titik tersebut adalah bukit yang berapa di sebelah kantor desa Bangun Mulya. Tempat tersebut memiliki daya tarik tersendiri dikarenakan bintang-bintang terlihat sangat jelas ketika dilihat dari sana Karena minimnya polusi cahaya di atas bukit. Selain itu pemandangan lampu dari rumah-rumah warga yang terlihat mempesona jika dilihat dari atas.
Tempat tersebut dinamai Bukit Mars karena warna tanahnya yang merah seperti planet Mars ketika dilihat pada siang hari. Saat yang paling bagus untuk berkunjung ke Bukit Mars adalah ketika cuaca cerah, tidak berawan, dan tidal sedang bulan purnama.
Rencananya Bukit tersebut nantinya akan dijadikan alun-alun desa yang memiliki berbagai macam fungsi. Kegiatan melihat bintang tetap dapat dilakukan di alun-alun tersebut nantinya. Namun, ada hal yang harus diperhatikan untuk kegiatan tersebut yaitu meminimalkan polusi cahaya.
- Kesenian Jaranan
Salah satu potensi wisata budaya yang ada di Desa Bangun Mulya adalah Kesenian Jaranan yang merupakan salah satu kesenian yang menjadi kebanggan warga Desa Bangun Mulya. Pada dasarnya kesenian Jaranan ini sama dengan Kesenian Kuda Lumping di Pulau Jawa.
Kesenian Jaranan di desa Bangun Mulya mulanya dibentuk pada tahun 1962 oleh para transmigran Jawa, dan setiap kelompok transmigran mempunyai satu unit kesenian jaranan tersendiri. Pada tahun 1991, seluruh unit kesenian Jaranan bergabung menjadi satu pengelolaan, namun semenjak itu perkembangan kesenian Jaranan mengalami masa surut sampai tahun 2013. Semenjak tahun 2013, dengan adanya regenerasi, kesenian Jaranan mulai bangkit kembali dengan anggota kurang lebih bertahan pada angka 50 orang, anak kecil pun juga menjadi anggota dari kesenian Jaranan Bangun Mulya ini.
Sampai sekarang kesenian Jaranan Bangun Mulya ini sering tampil di beberapa acara warga maupun acara resmi pemerintah.
- Bibarkati Solawat
Potensi wisata budaya berikutnya adalah Bibarkati Solawat. Bibarkati solawat merupakan kegiatan solawatan yang diikuti oleh masyarakat desa dan sudah sering mengisi di berbagai macam acara baik di desa maupun di ranah kabupaten Penajam Paser Utara. Bibarkati Solawat merupakan salah satu kesenian yang berdasarkan ilmu keagamaan yang digunakan sebagai wadah bagi masyarakat khususnya bagi para pemuda untuk menyebarkan ilmu syariat dengan cara sholawatan. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antara pengembangan budaya dan agama di Desa Bangun Mulya.
- Buen Festival
Buen Festival adalah festival kebudayaan terbesar di Kabupaten Penajam Paser Utara yang pelaksanaannya terletak di desa Bangun Mulya. Kata “Buen” dari Buen Festival di sini berasal dari Bahasa Paser yang berarti “Baik”. Penggagas utama festival Buen adalah kelompok pegiat seni dari Jaringan Kampung Nusantara (Japung).
Buen Festival dilaksanakan setiap dua tahun, dan di dalamnya terdapat beberapa kegiatan. Tujuan utama dari festival ini adalah untuk menunjukkan dan membangkitkan semangat gotong royong, dan mempromosikan keberagaman budaya di desa Bangun Mulya yang terdiri tidak hanya suku Jawa, namun juga suku-suku lain seperti Bugis, Sunda, Dayak, Batak, dan Paser.
- Festival Kaki Gunung
Festival Kaki Gunung adalah salah satu rangkaian acara untuk kegiatan syukuran desa. Festival Kaki Gunung ini juga merupakan salah satu manifestasi dari usaha-usaha pemberdayaan masyarakat melalui kerja kebudayaan dan juga sebagai wadah penciptaan keberagaman ide, ekspresi, dan silaturahmi antar masyarakat di Bangun Mulya.
Festival Kaki Gunung ini terdiri dari dua rangkaian acara, malam kesenian yang menampilkan berbagai pentas kesenian dari seluruh elemen masyarakat Bangun Mulya baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Acara kedua adalah syukuran desa yang akan mengangkat berbagai tema khusus yang berganti setiap tahunnya.
Potensi Flora dan Fauna
Selain kekayaan potensi wisatanya, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim KKN-PPM UGM Periode 2 tahun 2019 Desa Bangun Mulya juga memiliki potensi flora dan fauna, yaitu:
- Rhodomyrtus tomentosa
Nama lokal (Common name):
Indonesia: keumiki (Bahasa Aceh), karamunting (Bahasa Banjar dan bahasa-bahasa di Kalimantan secara umum), karamuntiang (Bahasa Minangkabau), kalimuntiong (Riau), harimonting (Bahasa Batak), harendong sabrang (Bahasa Sunda).
Inggris: downy rosemyrtle; hill gooseberry; hill guava; isenberg-bush
Deskripsi:
Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), memiliki bunga berwarna merah jambu, dibudidayakan sebagai tanaman hias serta memiliki buah yang dapat dimakan. Pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh bahkan setelah terjadi kebakaran, dapat mentoleransi kondisi ekstrim seperti suhu dingin, persebaran biji dibantu oleh burung dan mamalia. Tanaman ini termasuk dalam famili Myrtaceae yang mencakup beberapa tanaman buah seperti jambu biji. Karamunting banyak ditemukan di Dusun 3 Desa Bangun Mulya, karena merupakan tumbuhan asli Kalimantan.
- Nepenthes sp.
Nama lokal (Common name): Kantong semar (Indonesia); Periuk kera (Melayu)
Deskripsi:
Kantong semar dapat memiliki tinggi hingga 15–20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. Kantong ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak tersedia pada habitat tumbuh. Kantong semar merupakan jenis tanaman eksotis yang terancam punah, salah satu penyebabnya adalah karena habitatnya terganggu.
- Grammatophyllum sp.
Nama lokal (Common name): Anggrek tebu, anggrek raksasa, anggrek hutan, anggrek macan,
Deskripsi:
Ciri utama anggrek tebu adalah ukurannya yang besar. Malai dapat tumbuh mencapai ketinggian 2,5 – 3 meter dengan diameter sekitar 1,5-2 cm. Dalam setiap malai bisa memiliki puluhan, bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masih-masing bunga berdiameter sekitar 10 cm. Bunga anggrek tebu berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Anggrek tebu merupakan flora eksotis yang dilindungi. Keunikan dan langkanya tanaman anggrek terbesar ini membuat anggrek tebu menjadi salah satu anggrek yang dilindungi di Indonesia. Perkembangbiakan alami anggrek tebu sangat lambat, sehingga anggrek ini mengalami kelangkaan dan berada diambang kepunahan. Pengalihan fungsi habitat aslinya seperti pembukaan lahan pertanian, perumahan dan perindustrian diduga sebagai faktor utama pemicu kelangkaan anggrek tebu.
Anggrek ini banyak ditanam oleh warga di Desa Bangun Mulya, selain itu dapat dikembangbiakkan secara in vitro untuk menghindari kepunahan, sehingga dapat juga menjadi objek wisata di Desa Bangun Mulya.
- Melastoma malabathricum
Nama lokal (Common name): Senggani (Jawa Tengah), Harendong (Senggani)
Deskripsi:
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m dpl. Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang. Daun, cabang, biji, dan akarnya dapat digunakan untuk mengatasi diare, disentri, wasir, luka, sakit gigi, dan sakit perut.Di desa Bangun Mulyo tanaman ini banyak ditemukan di berbagai sudut di desa. di Indonesia tanaman ini tersebar di sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga ke Malaysia, termasuk tanaman liar dan pemanfaatannya belum maksimal. Walau dapat ditemukan di berbagai tempat, namun tanaman ini dapat menjadi icon di Desa Bangun Mulya sebagai obat-obatan tradisional.
- Dianella ensifolia
Nama lokal (Common name): Tegari
Deskripsi:
Tanaman ini dapat dijadikan pewarna, akar dan daun diterapkan untuk mengobati bisul, gatal, sakit kuning, luka herpes dan rematik. Tumbuh liar di Kalimantan khususnya di Dusun 3 Desa Bangun Mulyo.
- Mitragyna speciosa
Nama lokal (Common name): Kratom, ketum.
Deskripsi:
Tanaman ini juga disebut Kratom atau teh hutan oleh warga Desa Bangun Mulyo. Kegunaannya sangat banyak meliputi obat diare, pereda nyeri, batuk, darah tinggi, lemah syahwat, mengatasi kelelahan dan meningkatkan semangat kerja. Walau begitu, daun kratom memiliki zat adiktif, sehingga jika penggunaannya tidak diawasi akan menghasilkan efek serupa dengan NARKOBA. Namun, dari BNN sendiri masih menyatakan bahwa bahan ini masih aman dan penggunaannya sebagai obat tradisional masih diperbolehkan. Di Bangun Mulyo sendiri, Kratom ditemukan di Dusun 3, tepatnya di RT 5. Daun Kratom dikeringkan untuk kemudian digiling untuk mendapatkan serbuknya. Penyajiannya menurut warga sekitar yaitu dengan direbus hingga kadar air berkurang 50% dari awal perebusan, dengan hasil rebusan berwarna kuning kehijauan dan berwarna pahit. Kratom baisa didapat dari rawa dan dijual dengan harga yang relatif mahal. Tanaman ini dapat dijadikan sajian obat khas namun pelu diingat bahwa penggunaannya masih perlu dibatasi.
- Hylocereus sp.
Nama lokal (Common name): Buah naga
Deskripsi:
Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Buah naga di Desa Bangun Mulya memiliki potensi untuk dijadikan agrowisata. Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sehingga wisatawan dapat mengetahui proses penanaman buah naga mulai dari pembibitan hingga proses panen (petik buah). Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Untuk meningkatkan hasil panen diperlukan perawatan khusus agar hasilnya lebih optimal. Berikut perawatan yang disarankan:
1. Siramlah buah naga 2 hari sekali pagi dan sore saat tidak hujan, jangan sampai airnya menggenang.
2. untuk awal-awal pertumbuhan sampai pohonnya mencapai ujung tiang panjatan, pangkaslah tunas dan sisakan 1 saja. ini agar pohon cepat tumbuh ke atas.
3. Setelah dewasa, pangkaslah tunas yang kira-kira tidak diperlukan, yang busuk, atau yang terkena penyakit lalu timbun ke dalam tanah agar tidak menular.
4. Cabang buah naga yang telah berbuah 4 kali sebaiknya di potong dan dijadikan bibit. Tapi pastikan anda tidak memangkas semua cabang.
Gunakanlah pupuk kandang untuk pemupukan.
Galeri
Referensi
- ^ "Desa Bangun Mulya". www.desabangunmulya.info. Diakses tanggal 2016-12-28.
Pranala luar
website resmi desa Bangun Mulya adalah: