Kabupaten Dharmasraya

kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia


Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu wilayah otonomi paling baru di Indonesia. Dharmasraya berdiri berdasarkan Undang-Undang pemekaran daerah terhitung tanggal 7 Januari 2004, dan terpisah dari kabupaten induknya, yakni Sawahlunto-Sijunjung. Kabupaten ini berada di persimpangan Jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Padang, Pekanbaru hingga Jambi. Berlokasi di ujung tenggara Sumatera Barat, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung di utara, Kabupaten Solok di barat laut, kabupaten Solok Selatan di barat, Provinsi Riau di timur dan Provinsi Jambi di selatan.

Kabupaten Dharmasraya
Daerah tingkat II
Motto: 
Tau Jo Nan Ampek
Peta
Peta
Kabupaten Dharmasraya di Indonesia
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya
Peta
Kabupaten Dharmasraya di Indonesia
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya (Indonesia)
Koordinat: 1°03′00″S 101°22′01″E / 1.05°S 101.367°E / -1.05; 101.367
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Barat
Tanggal berdiri7 Januari 2004
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 38 Tahun 2003
Ibu kotaPulau Punjung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 109 [nagari]]
Pemerintahan
 • BupatiH. MARLON MARTUA / TUGIMIN
Luas
 • Total2,961,13 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total170,440 (2.006)
Demografi
Zona waktu[[UTC]]
Kode BPS
1311 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0754
Kode Kemendagri13.10 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs web-

Sejarah

Dharmasraya diambil dari nama sebuah kerajaan yang pernah berkuasa setelah kejatuhan kerajaan Sriwijaya di abad 13-14. Kerajaan ini mencakup wilayah Sawahlunto hingga Muara Bungo, Jambi. Terkenal dengan rajanya yang bernama Shri Tribhuanaraja Mauliwarmadewa (1270-1297)yang mengawini Puti Reno Mandi, cucu dari Rajo Nan Alam raja istana Bungo Satangkai di kawasan itu.

Perkawinan mereka menurunkan anak yang dikenal dengan nama Dara Jingga atau Bundo Kanduang[butuh rujukan], ratu setempat yang menikah dengan panglima Singhasari bernama Adwaya Brahman. Mereka ini yang menurunkan Arya Adhityawarman atau Dang Tuanku. Daerah Dharmasraya inilah yang menjadi wakil Raja Majapahit di pedalaman Sumatera.

Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu dari 3 kabupaten baru hasil pemekaran di Sumatera Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat, yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004.

Aktifitas Pemerintahan Kabupaten Dharmasraya secara resmi telah beroperasi sejak dilantiknya Penjabat Bupati Dharmasraya pada tanggal 10 Januari 2004 dan sejak tanggal 12 Agustus 2005 Kabupaten Dharmasraya telah memiliki Bupati Definitif hasil Pilkada Langsung, dengan Pasangan Terpilih H. MARLON MARTUA, SE dan Ir. TUGIMIN

Keadaan alam

Kabupaten Dharmasraya dengan luas 2.961, 13 Km atau 296.113 Ha. Dengan topografi Kabupaten Dharmasraya bervariasi antara berbukit, bergelombang dan datar dengan variasi ketinggian dari 98,3 M sampai 1.525 M dari permukaan laut. Sebagian besar jenis tanah di kabupaten Dharmasraya berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK) yang didominasi oleh hutan hujan tropik dan perkebunan. Hutan seluas 133.186 Ha (44,98 %), perkebunan seluas 118.803 Ha (40,12 %) dan lain-lain sebesar (14.90 %). Suhu berkisar antara 210 C – 330 C dengan rata-rata hari hujan 14,35 hari per bulan dan rata-rata curah hujan 265,36 mm per bulan

Kabupaten Dharmasraya berada pada posisi 000 47’ 7” LS – 10 41’ 56” Lintang Selatan (LS) dan 1010 9’ 21” BT – 1010 54’ 27” Bujur Timur (BT).

Wilayah Administratif

Kabupaten Dharmasraya terbentuk dari empat kecamatan yang semula menjadi bagian Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain :

  • Sungai Rumbai/Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Propinsi Jambi
  • Koto Baru
  • Sitiung
  • Pulau Punjung

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya tahun 2006 berdasarkan data BPS Dharmasraya mencapai lebih kurang 170.440 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 44,483 KK, dan konsentrasi terbesar tinggal di kecamatan Koto Baru dan Sungai Rumbai. Sepertiga penduduk kabupaten ini merupakan transmigran dari berbagai daerah di pulau Jawa, yang semula dipindahkan untuk memanfaatkan ladang tidur yang terhampar luas di kabupaten ini sekaligus membuka lapangan kerja baru. Proses transmigrasi ini terjadi antara tahun 1976 hingga 2002, dan pusat transmigrasi berada di kecamatan Sitiung.

Meski hampir 32% penduduknya berasal dari Jawa, namun hubungan dengan penduduk lokal yang bersuku Minangkabau tetap berjalan baik, dan nyaris tidak ada konflik antar kedua kelompok.

jumlah KK berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar tidak tamat SD dan tamat SD/SLTP yaitu sebesar 70,57 %

Pembangunan kependudukan melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan masih menghadapi permasalahan penting antara lain:  Masih ada warga/masyarakat yang tidak mengetahui, memahami dan tidak mau peduli terhadap peraturan kependudukan dan catatan sipil yang berlaku  Masih kurangnya Sumber Daya Aparatur Kependudukan  Fasilitas dan Sarana Penunjang yang masih kurang memadai  Pengetahuan Teknologi aparatur yang masih rendah

Potensi Daerah

Kabupaten Dharmasraya berkembang sebagai salah satu penghasil kelapa sawit atau buah pasir menurut istilah setempat. Disamping itu, kabupaten ini juga merupakan produsen berbagai jenis tanaman keras lainnya, seperti kulit manis, karet, kelapa, gambir, kopi, coklat, cengkeh, dan pinang. Lahan perkebunan di sana lebih didominasi karet dan sawit. Penghasil kelapa sawit paling banyak di kabupaten ini adalah kecamatan Sungai Rumbai.

Selain itu terdapat potensi tambang yang hingga detik ini belum tergarap, yakni Batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, emas, lempung kuarsit dan sebagainya. Kabupaten ini masih baru, dan masih dalam tahap mengembangkan diri dengan membuka peluang investasi seluas-luasnya. Ditunjang dengan posisi strategisnya di Sumatera (dilintasi Jalur Lintas Tengah Sumatera sepanjang 100 km), maka Dharmasraya cepat menjadi kawasan yang maju dan tumbuh sebagai wilayah perdagangan dan jasa. (Sumber: Kompas dan sumber lainnya)


Angka kemiskinan berdasarkan data BPS terakhir pada awal tahun 2006 tercatat sebesar 8.421 KK (20,96%).

Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya sampai dengan tahun 2006 selalu menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000 yang terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 tercatat sebesar 1,513 triliun rupiah sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 maka pada tahun 2006 tercatat sebesar 899,308 milyar rupiah. Dengan membandingkan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, sampai dengan tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya selalu menunjukkan kecenderungan yang selalu meningkat. Pada tahun 2006 tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,27% dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar 5,46%. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2006 relatif lebih pesat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 2005, dimana pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,46 persen. Secara nominal, nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya menurut harga berlaku tahun 2006 tercatat sebesar 1,51 triliun rupiah, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 17,28 persen dibandingkan dengan nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya tahun 2005. Sedangkan secara riil perekonomian Kabupaten Dharmasraya yang ditunjukkan oleh nilai PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 mencapai 899,31 milyar rupiah tahun 2006 yang berarti mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 6,27 persen, dimana pada tahun 2005 nilai PDRB mencapai 802,39 milyar rupiah.

PDRB atau PRB per kapita atas dasar harga berlaku adalah salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu daerah.

PDRB Perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan jumlah Penduduk pertengahan tahun sebanyak 170.440 jiwa.

PDRB Regional Perkapita menunjukkan perkiraan rata-rata pendapatan penduduk suatu daerah, yang merupakan PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung netto, dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Kondisi PDRB Perkapita maupun Pendapatan Regional Perkapita untuk Tahun 2006 di Kabupaten Dharmasraya mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2006 tercatat kenaikan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Dharmasraya mencapai 13,75 persen dengan nilai 8,9 juta rupiah per orang per tahun, terlihat lebih tinggi dari perkapita tahun 2005 yakni hanya 7,8 juta per orang per tahun.

Sedangkan PDRB Regional Perkapita juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 tercatat sebesar 7,4 juta rupiah dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 8,4 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 13,75 persen. Perkembangan sektor-sektor ekonomi produktif baik dalam skala besar maupun skala rumah tangga juga menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya nilai Perkapita maupun Pendapatan Regional Perkapita untuk Tahun 2006 di Kabupaten Dharmasraya. Meningkatkan daya saing usaha dengan berkembangnya usaha-usaha produktif disetiap sektor ekonomi yang didukung oleh keberadaan sarana dan parasarana penunjang juga salah satu faktor yang mampu meningkatkan pendapatan perkapita Kabupaten Dharmasraya.

Objek Situs/Benda Cagar Budaya =

  1. Situs Candi Padang Roco
  2. Situs Candi Pulau Sawah
  3. Rumah Gadang Siguntur
  4. Rumah Gadang Pulau Punjung