Pengguna:Heriyanti Beka/Sampah di sekolah
Sampah adalah sesuatu yang tidak dapat dipakai,tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan manusia (termasuk kegiatan industri ), tetapi yang bukan biologis (karena kotoran manusia tidak termasuk di dalamnya ) dan umumnya bersifat padat (Simanungsong, 2003).[1] Dari pengertian sederhana tersebut, sampah merupakan suatu benda yang tidak berguna lagi karena tidak dapat dipakai lagi.
sampah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diurai oleh organisme. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit diurai sehingga bertahan dalam wujudnya dan zatnya (Mundiyatun dan Daryanto, 2015).[2]
Sampah di sekolah merupakan suatu benda padat yang dibuang oleh orang-orang yang ada di sekolah karena sudah tidak dapat digunakan lagi. Benda padat tersebut merupakan sisa atau barang bekas kegiatan-kegiatan di sekolah. misalnya, plastik-plastik sisa kemasan makanan atau minuman, kertas-kertas bekas yang tidak bisa digunakan lagi, daun-daun kering yang berguguran di halaman sekolah dan lain sebagainya.
Pengelolaan Sampah Di Sekolah
Sampah di sekolah merupakan masalah sekolah yang harus dipikirkan. Karena sampah yang menumpuk dapat menimbulkan berbagai penyakit. Oleh sebab itu, sekolah harus mencari solusi bagaimana mengatasi sampah agar tidak menumpuk dan berakibat tidak baik pada kesehatan warga yang ada di sekolah.
Selain menimbulkan penyakit pada orang-orang yang ada di sekolah, sampah juga dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Permasalahan lingkungan yang dimaksud di sini adalah menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, dan Pencemaran lingkungan tersebut, kebanyakan disebabkan oleh banyaknya sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Mengelola sampah tidak hanya tanggung jawab cleaning service atau tukang kebun, tetapi tanggung jawab semua warga sekolah. Oleh sebab itu, semua warga sekolah wajib berperan penting dalam mengelola sampah di sekolah agar sekolah menjadi bersih, indah dan segar. Wujud sekolah yang bersih, indah dan segar merupakan tujuan dari program sekolah melalui pengelolaan sampah.
Banyak kebijakan-kebijakan kepala sekolah yang dapat dijadikan contoh untuk pengelolaan sampah, diantaranya adalah program pembentukan karakter peduli lingkungan dari hasil penelitian Asih (2018).[3] mengunakan metode moral knowing, Moral feeling dan Moral dowing.
Moral Knowing yaitu sekolah secara resmi memasukkan pembelajaran dengan basis pelestarian lingkungan hidup kedalam kurikulum. Tahapan ini cukup memberikan pengetahuan yang banyak terhadap siswa tentang lingkungan, seperti pada: Mata pelajaran PLH, mata pelajaran ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi krisis kualitas lingkungan. Insert mata pelajaran, yaitu sekolah secara resmi memasukkan pembelajaran dengan basis pelestarian lingkungan hidup. Melalui metode ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa terhadap lingkungan,melatih siswa untuk bisa mengelola sampah dengan baik serta menyadarkan siswa akan pentingnya peduli terhadap lingkungan.
Moral feeling, berasal dari arahan yang diberikan oleh kepala sekolah melalui rapat dewan guru, beliau menghimbau agar semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah sendiri, guru, karyawan serta tim pengendali sampah yang beranggotakan siswa harus menunjukkan rasa kecintaan mereka terhadap lingkungan, memberikan contoh yang baik dalam menjaga lingkungan kepada siswa-siswinya dan juga adik kelas. Mereka tidak serta merta menyuruh siswa dan adik kelas, tetapi mereka diharuskan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan karakter peduli lingkungan pada siswa. Melalui tahapan ini guru dapat memberikan nilai-nilai nyata pada siswa seperti, senantiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai jenis sampah, memilah sampah, membuat karya dari sampah, serta memberikan contoh yang baik dalam membersihkan lingkungan. Saat di ruang kelas pun, guru hendaknya memberikan contoh yang baik, seperti menghapus kembali papan yang telah digunakan, mengembalikan tempat duduk seperti semula, tidak meninggalkan sampah dikelas seperti sampah bekas kertas dan lainnya, membersihkan meja yang digunakan. Yang terpenting dalam pelaksanaan tahapan ini ialah perlu adanya kesesuaian antara perilaku pendidik dengan apa yang pendidik tuntutkan kepada siwa-siswinya.
Moral Doing, Adanya perbuatan nyata yang merupakan proses pembiasaan ini berasal dari kesepakatan antara kepala sekolah dan para guru untuk memberikan program pada siswa terkait dengan karakter peduli terhadap lingkungan. Sekolah memiliki banyak program dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Tim pengendali sampah mempunyai peran yang besar dalam membentuk berbagai program yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil diskusi antara kepala sekolah, tim pengendali sampah, serta para guru maka dibentuklah berbagai program pembiasaan bagi siswa. Moral doing ini, merupakan proses pembentukan karakter yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan kegiatan terprogram. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan di sekolah, seperti kegiatan Jum’at bersih, piket kelas, dan piket mengambil sampah di sekitar lingkungan sekolah. kemudian kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat, dan ruang, contoh: membuang sampah bekas jajan pada tempatnya, memungut sampah yang berserakan.
REFERENSI
- ^ Mujahiddin, Efendi (2016). [file:///C:/Users/ACER/Downloads/Jurnal_Keskap_Vol._14_No_1_Januari_2016..pdf "MODEL PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI SMP N 8 MEDAN DAN SMP N 3 MEDAN"] Periksa nilai
|url=
(bantuan) (PDF). Jurnal_Keskap_Vol._14_No_1_Januari_2016..pdf. 14 (1). line feed character di|title=
pada posisi 52 (bantuan) - ^ Musfirah, Musfirah (2017). "PENINGKATAN SIKAP SISWA DALAM MENGOLAH SAMPAH DI SMK 3 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA" (PDF). THE 5TH URECOL PROCEEDING: 1313. line feed character di
|title=
pada posisi 55 (bantuan) - ^ Asih, Novi. "PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH" (PDF). repository.iainPurwokerto. Diakses tanggal 04-08-2019.