Tudung saji

Revisi sejak 8 Agustus 2019 05.44 oleh Ita komalasari (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Tudung saji merupakan hasil kerajinan tangan dari masyarakat Melayu Ngabang. Tudung saji terbuat dari daun sakek dan layaw (Bahasa melayu dan [...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tudung saji merupakan hasil kerajinan tangan dari masyarakat Melayu Ngabang. Tudung saji terbuat dari daun sakek dan layaw (Bahasa melayu dan Dayak). Daun sakek adalah daun pandan yang berjenis lebar dan berduri atau disebut juga daun pandan tikar. Sedangkan layaw atau buloh yang disebut rotan dibentuk bulat akan dijadikan kerangka tudung saji tersebut. Dalam membuat tudung saji ini ada beberapa proses yang dilalui sebelumnya daun pandan tikar tersebut direndam dengan pewarna agar warna yang dihasilkan lebih cantik dan bervariasi kemudian dibentuk dan dianyam. Ada juga yang dicorakkan dan diwarnakan setelah dibentuk dengan pilihan warna yang dikehendaki.

Adapun kegunaan dari tudong saji tersebut awalnya sebagai penutup hidangan agar tidak dapat dihinggapi lalat atau terkena serbuk dan kotoran lain. Seiring dengan perkembangan zaman tudong saji ini dibuat orang untuk hiasan dinding. Di daerah Ngabang tudung saji yang dibuat lebih diminati orang untuk hiasan rumah masing – masing dengan corak khas melayu dan dayaknya.[1]

  1. ^ Umar, R. M. (2017). Pengenalan Budaya Kalimantan Barat. Pontianak: CV. DERWATI. hlm. 39. ISBN 978-602-61925-3-0.