Masjid Raya At-Taqwa

masjid di Indonesiа

6°42′36″S 108°33′31″E / 6.71006°S 108.558703°E / -6.71006; 108.558703 Masjid Raya at-Taqwa Kota Cirebon (Carakan: ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦄꦠ꧀​ꦠ꧀ꦮ​ꦕꦺꦂꦧꦺꦴꦤ꧀, Masjid Raya At-Taqwa Cérbon) didirikan pada tahun 1918 di suatu kampung yang bernama Kejaksan, yang terdiri dari dua bagian, yang satu untuk dipergunakan sebagai Tajug Agung (Masjid At Taqwa sekarang) dan setengah bagian yang lain dipergunakan sebagai alun-alun (Alun-alun Kejaksan sekarang). Pada tahun ini juga Jalan RA. Kartini merupakan Jalan Kereta Api menuju ke Pelabuhan Cirebon yang kemudian dipindahkan ke Jalan KS Tubun.

Masjid At Taqwa
Masjid Raya At Taqwa Cirebon tampak depan.
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiJalan RA. Kartini, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Peletakan batu pertama1918
Rampung1951
Biaya konstruksi9,2 miliar rupiah
Spesifikasi
Kapasitas5.500
Menara5
Tinggi menaramenara tertinggi 65 m
Situs web
https://attaqwacirebon.com/

Nama masjid Raya At-Taqwa Cirebon, semula sebenarnya adalah Tajug Agung[butuh rujukan], bangunannya sudah cukup lama dan tua, ruangannya terlalu kecil dan letaknya kurang menghadap kiblat, kemudian R. M. Arhatha, kepala Koordinator Urusan Agama Cirebon mempunyai gagasan untuk merenovasi Tajug Agung itu di tempat yang lama dengan mengambil nama Masjid At-Taqwa, karena sudah ada masjid agung yang terletak di kasepuhan yang sekarang menjadi Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Seolah-olah pada waktu itu tidak dibenarkan dua nama yang sama pada dua masjid yang letaknya masih dalam satu kota, yaitu Tajug Agung dan Masjid Agung.

Akhirnya pada tahun 1951 terwujudlah bangunan masjid tersebut dan diresmikan menjadi At Taqwa tahun 1963

Arsitektur

 
Masjid Raya At Taqwa Cirebon tampak depan 360 derajat
Berkas info • Tampilkan sebagai foto 360° derajat

Gaya arsitektur masjid yang mencirikan bangunan tropis dengan atap jurai serta dilengkapi dengan empat menara kecil (menaret) dan sebuah menara setinggi 65 meter. Namun kehadiran gerbang (gate) selebar 3 meter sebelum memasuki bangunan utama yang menjadi point of interest bangunan masjid memberi nilai tersendiri.

Gerbang dengan warna emas yang menyolok bertuliskan kaligrafi dua kalimat syahadat yang terbuat dari bahan glass reinforced cement (GRC) di atas batu granit asli dari Brasil, mendominasi tampak muka (fasad) bangunan. Bingkai putih semakin menonjolkan warna emas gerbang.

Enam tiang penyangga lampu taman yang menghiasi jalan masuk menuju gerbang, seperti hendak menyambut ramah kedatangan tamu-tamu Allah. Seluruh lantai dan dinding masjid menggunakan batu granit, begitu juga tiang-tiang dalam mesjid. Tiang-tiang dihiasi dengan ornamen arsitektur Islam.

Tidak seperti bangunan umumnya, bagian dinding tidak dilengkapi dengan jendela yang tertutup kaca. Jendela besar-besar yang ada dibiarkan terbuka untuk membiarkan aliran udara lancar keluar masuk masjid. Jendela hanya diberi teralis besi ditambah elemen estetika yang terbuat dari kuningan dengan pola arsiterktur Islam.

Keteduhan juga diupayakan untuk dihadirkan di arena luar masjid dengan menanam 10 pohon kurma di halaman samping masjid yang dekat dengan sisi jalan. Kehadiran dua kolam air mancur di sisi kanan dan kiri bagian depan mesjid, semakin melengkapi keindahannya.

Galeri foto

Referensi