Satyaki
Satyaki (Sansekerta: सत्यकि) (alias Yuyudhana) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia berasal dari bangsa Wangsa Wresni yang memihak para Pandawa dalam perang Baratayuda. Ia merupakan satu-satunya sekutu Pandawa selain Kresna yang masih hidup setelah perang berakhir.
सत्यकि | |
---|---|
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Satyaki |
Ejaan Dewanagari | सत्यकि |
Nama lain | Setiyaki; Yuyudhana |
Asal | Kerajaan Dwaraka |
Golongan | Wangsa Wresni-Yadawa |
Senjata | Gada |
Dalam pewayangan Jawa, Satyaki merupakan sepupu Kresna dan Pandawa. Ia berasal dari Kerajaan Lesanpura yang tinggal di Kasatriyan Swalabumi.
Asal-Usul
Menurut versi Mahabharata, Satyaki adalah putra Satyaka, sedangkan Satyaka adalah putra Sini, seorang pemuka bangsa Wresni. Sini merupakan tokoh yang melamar Dewaki sebagai istri Basudewa. Dalam peristiwa itu ia harus bersaing dengan Somadatta ayah Burisrawa. Dari perkawinan Basudewa dan dewaki kemudian lahirlah Kresna.
Menurut versi pewayangan Jawa, Satyaki adalah putra Satyajit raja Kerajaan Lesanpura. Satyajit merupakan adik termuda Basudewa dan Kunti. Dengan kata lain, Satyaki adalah adik sepupu Kresna dan para Pandawa.
Penggabungan Silsilah
Versi Mahabharata menyebutkan bahwa, Satyaki adalah putra Satyaka putra Sini. Sedangkan menurut versi pewayangan Jawa, Satyaki adalah putra pasangan Satyajit dan Warsini. Sementara itu, Satyajit merupakan nama lain dari Ugrasena. Dari perkawinan Satyajit dengan Warsini lahir Satyaboma dan Satyaki. Satyajit sendiri merupakan adik dari Kunti.
Menurut versi Mahabharata, Satyajit dan Ugrasena adalah dua orang tokoh yang berbeda. Satyajit merupakan panglima Kerajaan Pancala, sedangkan Ugrasena adalah raja Kerajaan Mathura. Sementara itu ayah dari Satyabhama bernama Sartajit, sedangkan adik Kunti bernama Purujit.
Jadi, versi pewayangan Jawa menggabungkan Ugrasena, Satyajit, Sartajit, dan Purujit menjadi satu orang tokoh saja, yaitu Satyajit raja Lesanpura, ayah dari Satyaki dan Satyaboma.
Kelahiran
Versi pewayangan Jawa mengisahkan ketika Warsini mengandung, ia mengidam ingin bertamasya menunggang macan putih. Satyajit mendatangkan para keponakannya, yaitu Kresna, Baladewa dan para Pandawa untuk ikut membantu. Ternyata yang berhasil menangkap macan putih idaman Warsini adalah Kresna.
Namun, macan putih tersebut penjelmaan Singamulangjaya, patih Kerajaan Swalabumi yang diutus rajanya, yaitu Prabu Satyasa untuk menculik Warsini. Singamulangjaya segera membawa Warsini kabur begitu naik ke punggungnya.
Kresna yang dicurigai Satyajit segera mengejar Singamulangjaya. Di tengah jalan, Singamulangjaya mencoba mengeluarkan isi kandungan Warsini. Lahirlah seorang bayi yang bukannya mati, namun justru bertambah besar setelah dihajar Singamulangjaya. Akhirnya, bayi tersebut berubah menjadi pemuda dan membunuh Singamulangjaya. Arwah Singamulangjaya bersatu ke dalam diri pemuda itu.
Warsini memberi nama putranya yang sudah dewasa dalam waktu singkat itu dengan nama Satyaki. Kresna pun menemukan mereka berdua. Bersama mereka menyerang dan membunuh Satyasa sebagai sumber masalah. Satyaki kemudian menduduki Kerajaan Swalabumi sebagai daerah kekuasaannya.
Pertempuran di Kurukshetra
Dalam pertempuran besar di Kurukshetra, Satyaki memihak Pandawa. Pada pertempuran di hari keempat belas, Satyaki terlibat duel sengit dengan Burisrawa yang sudah lama bermusuhan dengan Satyaki. Burisrawa menyerang Satyaki bertubi-tubi sampai ia jatuh pingsan karena lelah. Saat Burisrawa bersiap-siap untuk membunuh Satyaki, Arjuna datang dan memanah lengan Burisrawa sampai putus.
Burisrawa kesakitan dan mencaci maki Arjuna yang menyerang tiba-tiba. Arjuna berkata bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk melindungi nyawa Satyaki atas dasar persahabatan. Ketika Satyaki mulai sadar dari pingsannya, ia mengambil senjata kemudian memenggal Burisrawa.
Kematian
Tiga puluh enam tahun setelah pertempuran di Kurukshetra berakhir, Wangsa Wresni dan Yadawa berpesta hingga mabuk. Dalam peristiwa tersebut, Kertawarma dan Satyaki saling mengejek. Satyaki menghina Kretawarma yang tega membunuh prajurit dalam keadaan tidur sedangkan Kertawarma menghina Satyaki yang membunuh Burisrawa dalam keadaan tak bersenjata. Setelah perang mulut dengan sengit, mereka bertempur, begitu pula yang dilakukan Wangsa Wresni lainnya. Atas kutukan Gandari, Wangsa Wresni saling bertarung dengan sesamanya sampai binasa, kecuali Kresna dan Baladewa serta para wanita.
Lihat pula