Sinandong Asahan

Revisi sejak 7 September 2019 07.45 oleh Mister Ignatius (bicara | kontrib) (membuat halaman baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sinandong Asahan merupakan kesenian nenek moyang yang berbentuk syair-syair dan kata-katanya penuh dengan kemistisan. Sinandong Asahan berisikan nasehat dan petuah dari para leluhur. instrumen pengiring Sindang Asahan ini sendiri berupa biola, gendang, rebab dan gong. Selain dilantunkan pada kegiatan pengobatan (siar mambang) , syair-syair Sinandong Asahan juga sering dilantunkan pada acara-acara hajatan seperti pernikahan dan khitanan. [1]

Perkembangan Sinandong Asahan berbeda dengan kesenian qasidah dan bordah, karena Sindang Asahan tidak lagi terdengar di setiap acara-acara, sehingga pada saat ini Sindang Asahan nyaris punah. Sinandong Asahan hampir tidak mempunyai generasi penerusnya, walaupun Sinandong Asahan dianggap layak untuk dijual kepada masyarakat dalam konteks hiburan.

Rujukan

  1. ^ Dwiari Ratnawati, Lien (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. 13.