Istana Basa Pagaruyung
Istano Basaterkenal namanya Istana Pagar Ruyuang,merupa sebuah tempat persemayaman raja terletak di kawasanTanjung Emas, kota Batu Sangkar, Daerah Tanah Datar, Barat Sumatra. Istano Basa ini berjarak kurang 5 kilometer dari induk kota Batu Sangkar. Istana merupa tempat lawatan budaya yang terkenal di Tanah Basa Minang,Barat Sumatra.
Istana Pagar Ruyuang | |
---|---|
Nama asli bahasa Minangkabau: Istano Basa Pagar Ruyuang | |
Berkas:Royal Pagaruyung Palace.JPG | |
Letak | Batu Sangkar, Barat Sumatra, N.K.R.I. |
Dibangun | kr. abad ke-17 |
Dibangun untuk | Persemayaman Kerabat Kerajaan Kekhlifahan Pagar Ruyuang Darul Ghorur |
Dihancurkan | 1837 (disebab perang padri) 1966 (habis terbakar) 2007 (habis terbakar) |
Dibangun lagi | 1930, 1968, 2007 |
Arsitek | penduduk sekitar tempatan |
Arsitektur | Tanah Minang Kabau |
Pemilik | Pemerintah Daerah/Wilayah Tanah Datar |
Lua error in Modul:Location_map at line 537: Tidak dapat menemukan definisi peta lokasi yang ditentukan. Baik "Modul:Location map/data/Tanah Basa Minang,Barat Sumatra" maupun "Templat:Location map Tanah Basa Minang,Barat Sumatra" tidak ada. |
Istano Basa sekarang adalah olokan dari rupa yang sebenar.Istano Basa yang sebenar berada di atas Bukit Batu Patah dan habis terbakar pada 1804 oleh masyarakat paderi (ulama) yang kala memerangi para masyarakat adat(ahli istana serta bangsawan).Istana kemudian didiri semula tetapi telah terbakar pada 1966.
Perancangan pembangunan semula Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (induk/asas tiang) pada 27 Desember 1976 oleh Pemerintah Barat Sumatra.. waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru tidak didirikan di tapak istana dahulu, tetapi di tempat baru di sebelah selatannya.[1]. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.
Arsitektur
Istana Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Namun, bangunan yang terbaru dibangun dengan struktur beton modern. Namun demikian, Istano Basa Pagaruyuang tetap dibangun dengan mempertahankan teknik tradisional dan material kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau.[2]
Istana sendiri memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang, yang dilengkungkan serupa tanduk dari 26 ton serat ijuk. Istana ini juga dilengkapi dengan lebih dari 100 replika furnitur dan artefak antik Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat.
Sejarah
Istana Pagaruyung pada mulanya dibangun di Bukit Batu Patah dan terbakar saat terjadi Perang Paderi pada tahun 1804. Lalu istana dibangun kembali dan kembali terbakar pada tahun 1966. Istana tersebut dibangun lagi pada tahun 1976 sebagai replika dari istana Pagaruyung asli. Istana tersebut dibangun setelah pemberantasan gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tahun 1958, yang berpusat di Sumatra Barat. Gubernur Sumatra Barat berikutnya, Harun Zen, menginisiasi konstruksi Istano Basa Pagaruyuang pada 1976 sebagai cara untuk membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat Minang terhadap budayanya setelah peristiwa PRRI.[3] Restorasi istana ditandai dengan pendirian tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat Harun Zen. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya.
Kebakaran 2007
Pada malam tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana.[4][5] Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.[6]. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, yang berjarak 2 kilometer dari Istano Basa.[7]
Sementara itu, biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp 20 miliar. Istana tersebut selesai dibangun selama enam tahun dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013. [8][9]
Pada istana yang lama terdapat tonggak tengahnya yang disumbangkan oleh Datuk Rajo Adil dari negeri Lubuk Bulang (yang sekarang dalam wilayah kabupaten Dharmasraya) sebelum disambar petir 2007, tonggak tersebut dari kayu Kulin. Datuk Rajo Adil tiap tahun mengantarkan upeti dan pajak dari daerah rantau.[6]
Lihat pula
Catatan
- ^ Terbakar Habis Pada 1804
- ^ Syofiardi Bachyul Jb (November 23, 2013). "Istano Basa Pagaruyung: Restored to glory". The Jakarta Post. Diakses tanggal December 24, 2013.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaJP-Pagaruyung
- ^ Istano Pagaruyung Terbakar
- ^ "The Journal of Indonesia Today". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29.
- ^ Istano Pagaruyung Terbakar, Semua Bukti Sejarah di Istano Hangus
- ^ Kebakaran Istano Basa Isyarat Kepada Pemerintah
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaJP1
- ^ "Perbaikan Istana Pagaruyung Lebih dari Rp 20 Miliar". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-07.