Tari Ratu Balu

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 22 September 2019 07.02 oleh Utikaryani (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Tari di Indonesia menggunakan HotCat)

Tari Ratu Balu adalah sebuah tarian yang berasal dari daerah bekoso kabupaten pasir, kalimantan timur. Tari Ratu Balu merupakan tarian untuk membayar nadar jika panenan berhasil baik. Tari Ratu Balu dilakukan dalam proses berbanjar atau segiempat mengelilingi sebuah gong. Pada suatu agendanya seorang penari wanita menari diatas gong tersebut dan musik pengiringnya dan penari wanita memakai baju dan celana panjang, dan penari pria berkopiah atau berikat kepala pesapu.[1]

Tari Ratu Balu dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat yang mengisahkan hidup seorang janda miskin yang bernama Ratu balu. Ratu balu mempunyai seorang bayi yang masih menyusu. Pada suatu hari ketika sedang merumput di ladangnya, ia terluka oleh rumput di tangannya, lalu mati. Bayinya yang masih kecil bernama Kau artinya si rniskin. Pada malam harinya bayi tersebut menangis karena kelaparan lalu kedengaranlah suara Ratu Balu sebagai berikut, "Saya sekarang menjelma menjadi gong, dan untuk memberi makan anakku ambillah tujuh butir padi di samping gong itu dan tanarnkanlah sebutir demi sebutir."

Setelah butir-butir padi tersebut ditanam, maka tumbuhlah padi dengan sangat subur sehingga mampu panen tiga kali sehari. Demikianlah bayi tersebut dapat terus hidup menjadi dewasa. Maka gong ini sekarang menjadi tempat bernadar untuk meminta agar panenan dapat berlirnpah dan terhindar dari hama dan penyakit padi. Tetapi tidak boleh untuk meminta hai-hal lain, yang bila dilanggar orang yang melakukannya dapat cedera atau celaka.


Rujukan

  1. ^ "Ensiklopedi Tari Indonesia" (PDF).