Farid Husain

tokoh masyarakat dan juru damai

Farid Husain

Farid Husain adalah salah satu anggota delegasi pemerintah Indonesia dalam perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia pada tahun 2005.[1] [2] Perundingan yang dimediasi oleh Martti Ahtisaari ini ini berhasil mewujudkan Kesepakatan Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005.[3]. Dengan kesepakatan ini, Konflik Aceh yang telah berlangsung 30 tahun diakhiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia gerakan separatisme diselesaikan dengan solusi politik yang komprehensif.[4]


Peran utama Farid Husain adalah melaksanakan inisiatif Wakil Presiden Jusuf Kalla  di belakang layar (second track diplomacy) sebelum dan dalam proses perundingan.[5] Sejak tahun 2003 ia menjalin komunikasi untuk membangun kepercayaan ke dalam lingkungan pimpinan GAM di dalam dan di luar negeri.[6] Bersama Juha Christensen, ia melakukan kontak awal dengan tokoh GAM di luar negeri, termasuk ke Thailand, Australia dan Amerika Serikat.[7] Dalam melaksanakan misi ini, mereka sering menerobos batas-batas protokoler.[8]

Masa Kecil dan Remaja

Farid Husain lahir di Soppeng, Sulawesi Selatan pada 9 Maret 1950.[9]  Ayahnya, Haji Muhammad Husain, adalah guru, pernah menjadi kepala sekolah SMP Negeri Pinrang, Sulawesi Selatan dan mendapat predikat Guru Teladan dari pemerintah Indonesia pada tahun 1974.[9] Ibunya bernama Hajjah Sitti Saidah.[9] Setelah menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pinrang, selanjutnya Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 di Makassar, ia melanjutkan studi ke Fakutas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Farid Husain menyelesaikan pendidikan kedokteran pada tahun 1978 dan meraih gelar spesialis bedah pada 1981 dari almamater yang sama. Pada tahun 1984 Farid Husain menyelesaikan pendidikan spesialis bedah digestif di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

[9]

Karier

Farid Husain pada awalnya berkarier di dunia pendidikan. Pada tahun 1979 ia mulai bekerja sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Sebagai akademisi ia pernah menjabat wakil dekan Fakultas Kedokteran (1991-1994) dan sebagai Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis (1998-2002). Pada periode 1995-2001 Farid Husain menjabat sebagai direktur utama Rumah Sakit Islam Faisal, Makassar. Pada periode yang sama ia juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia wilayah Sulawesi Selatan. Pada periode 1996-2001 Farid Husain menjabat Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia wilayah Sulawesi Selatan. [9]

Pada tahun 2001 Jusuf Kalla yang ketika itu menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, meminta Farid Husain membantunya sebagai Deputi II Menko Kesra Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup. Dalam kapasitas ini, Farid Husain turut terlibat dalam mengupayakan perdamaian di Poso dan Ambon.[10] Sejak tahun 2005 hingga tahun 2010, ia menjabat Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan.[11]


  1. ^ Hasan, Ahmad Muawal (15 Agustus 2018). "Farid Husain Merintis Perdamaian GAM-RI lewat Perjanjian Helsinki". Tirto. Diakses tanggal 23 September 2019. 
  2. ^ Sanda, Abun (2009). "Farid Husain di Belakang Perundingan Damai". Kompas. Kompas (dipublikasikan tanggal 5). hlm. 10. 
  3. ^ Gunawan, Raheed (2015-08-15). "15-08-2005". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-09-23. 
  4. ^ Bhakti, Ikrar Nusa (2008). "Beranda Perdamaian: Catatan Pendahuluan". Dalam Bhakti, Ikrar Nusa. Beranda Perdamaian Aceh: Tiga Tahun Pasca Mou Helsinki. Jakarta: P2P LIPI dan Pustaka Pelajar. hlm. 32. ISBN 9786028300049. 
  5. ^ Nurhasim, Moch (2008). "Perundingan Helsinki: Jalan Menuju Damai Aceh". Dalam Bhakti, Ikrar Nusa. Beranda Perdamaian: Aceh Tiga Tahun Pasca MoU Helsinki. Jakarta: P2P-LIPI dan Pustaka Pelajar. hlm. 109–110. ISBN 9786028300049. 
  6. ^ Putra, Rahmat Syah (2017). "Peran Farid Husain dalam Perdamaian Aceh". Humanika. 2 (1): 422–423. 
  7. ^ Ali, Fachry; Monoarfa, Suharso; Effendy, Bahtiar (2008). Kalla dan Perdamaian Aceh. Jakarta: LPSEU Indonesia. hlm. 90–91. ISBN 9796905752. 
  8. ^ Husain, Farid (2011). Keeping the Trust for Peace: Kisah dan Kiat Menumbuhkembangkan Damai di Aceh. Jakarta: Rajut, Rayyana Komunikasindo dan Lacasino. hlm. 31–36. ISBN 9786028483216. 
  9. ^ a b c d e Husain, Farid (2007). To See the Unseen: Kisah di Balik Damai di Aceh. Jakarta: Health and Hospital Indonesia. hlm. 203–204. 
  10. ^ Ecip, Sinansari (2002). Rusuh Poso, Rujuk Malino. Makassar: Cahaya Timur. hlm. 88–89. 
  11. ^ "dr Supriantoro, Sp.P, MARS Sebagai Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik". Warta Yanmed (edisi ke-XXIII). Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan. 2010. 


.