Fallschirmjäger
Fallschirmjäger adalah pasukan khusus Angkatan Udara Jerman atau Luftwaffe yang pertama kali dibentuk oleh rezim Reich Ketiga atau Nazi Jerman. Fallschirmjäger sendiri lahir dari inisiatif Panglima Angkatan Bersenjata Jerman saat itu, Marsekal Hermann Göring. Pasukan ini juga tercatat dalam sejarah sebagai pasukan pertama yang melakukan penerjunan pasukan terjun payung terbesar, yaitu saat melakujan operasi ke Pulau Kreta, Yunani.[1]
Fallschirmjäger | |
---|---|
Aktif | Juli 1938 - Sekarang |
Negara | Nazi Jerman Jerman |
Cabang | Luftwaffe (Angkatan Udara) |
Tipe unit | Pasukan Khusus Penerjun Payung |
Tokoh | |
Komandan saat ini |
(9 September 1938 - 16 Mei 1940)
(16 Mei 1943 - 21 Januari 1941)
(21 Januari 1941 - 20 Mei 1941)
(20 Mei 1941 - 1 Juni 1941)
(1 Juni 1941 - 1 Agustus 1942)
(1 Agustus 1942 - 18 November 1944)
|
Tokoh berjasa | Adolf Hitler Hermann Göring |
Persenjataan Utama
Operasi Mercury
Tanggal 20 Mei 1940, Jerman melakukan invasi bersar-besaran ke Pulau Kreta, Yunani, dengan kode Operasi Mercury. Operasi ini melibatkan sekitar 32 batalion pasukan Fallschirmjäger, yang terdiri dari dua divisi, yaitu Divisi Udara VII dan Divisi Pegunungan V, dan mendapatkan bantuan 5 batalion infantri Italia.[2]
Pulau Kreta yang letaknya di Laut Mediterania sangat strategis bagi gerak pasukan Poros Jerman dan Italia sebagai batu loncatan ke Afrika Utara dan Timur Tengah, yang sebenarnya Timur Tengah adalah bagian dari Asia, yang seharusnya menjadi milik Jepang. Namun, karena Jepang mengkonsentrasikan perangnya hanya di Asia Timur Raya dan Samudra Pasifik dalam menghadapi Sekutu, maka wilayah Mediterania menjadi tanggungjawab Jerman dan Italia, sekaligus untuk mencegah Inggris menempatkan pasukan mereka di wilayah yang strategis itu.
Operasi Mercury dilakukan Jerman dengan mengandalkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) karena mereka sadar kalau Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman) tidak mampu menandingi kedigdayaan Royal Navy (Angkatan Laut Inggris) yang terkenal akan kejayaannya di laut. Jerman juga sadar, meskipun secara geografis Italia lebih dekat dengan Yunani, tetapi pasukan Italia tidak bisa diandalkan. Akhirnya jalur udara dipilih Jerman untuk menaklukan Kreta.[3]
Referensi
- ^ M. Daud Darmawan, Pasukan Elit Perang Dunia II: Perang Dunia II, Awal Dimulainya Perang Teknologi Senjata dan lahirnya Pasukan Elit, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2008), hal. 49 dan 50
- ^ M. Daud Darmawan, Pasukan Elit Perang Dunia II: Perang Dunia II, Awal Dimulainya Perang Teknologi Senjata dan lahirnya Pasukan Elit, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2008), hal. 56
- ^ M. Daud Darmawan, Pasukan Elit Perang Dunia II: Perang Dunia II, Awal Dimulainya Perang Teknologi Senjata dan lahirnya Pasukan Elit, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2008), hal. 57