Detasemen Jalamangkara

Satuan Antiteror TNI Angkatan Laut
Revisi sejak 15 Februari 2006 04.05 oleh Borgx (bicara | kontrib) (Lihat pula)

Datasemen Jala Mangkara atau disingkat Denjaka adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel kopaska dan taifib marinir. Anggota Denjaka dididik di bumi marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Pangab (Panglima TNI) kepada Dankoramar No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.

Berkas:Lambang denjaka.jpg

Denjaka terdiri dari satu markas datasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur sebagai unsur pelaksana prajurit Denjaka ditutut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan tugas /operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara. Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan intelijen, taktik dan teknik antiteror, dan antisabotase, dasar-dasar spesialisasi, komando kelautan dan keparaan lanjutan ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di Jakarta dan sekitarnya. Dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi. Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali minimi 5,56mm, MP5, pistol Beretta 9mm dan SIG Sauer 9 mm.

Untuk bisa masuk menjadi anggota Denjaka, seorang prajurit marinir harus lebih dahulu berkualifikasi intai amfibi. Dengan kata lain, anggota Denjaka adalah hasil saringan lanjutan dari Yontaifib. Bisa dikatakan Denjaka adalah "elite dalam elitenya" Marinir. Yontaifib sendiri sudah merupakan pasukan elite dalam Marinir. Sementara anggota Denjaka direkrut dari anggota Yontaifib, yang tentu saja melalui seleksi ketat terlebih dahulu, dan ada tambahan pendidikan lagi sekitar tiga bulan.

Beberapa perwira yang pernah memimpin Denjaka antara lain adalah Mayor Jenderal TNI (Mar) Mar Nono Sampono (AAL 1976) dan Brigadir Jenderal TNI (Mar) Yusuf Solichin. Komandan Denjaka yang sekarang menjabat adalah Letnan Kolonel Marinir Suhartono. Ia dilantik tanggal 7 Maret 2005 menggantikan Letnan Kolonel Marinir Kasirun Situmorang.

Komandan

Berkas:Denjaka.jpeg
Pasukan Denjaka

Berikut daftar Komandan Denjaka:

No. Nama Dari Sampai
1. Letnan Kolonel Marinir Gafur Chalik 1982 1983
2. Letnan Kolonel Marinir Djoko Pramono 1983 1985
3. Mayor Marinir Arthur Solang S. 22 Juli 1985 22 November 1985
4. Mayor Marinir Hasan Hariadinata 1985 1986
5. Mayor Marinir Yusuf Solichin 1986 1987
6. Letnan Kolonel Marinir Frans L. Kansil 1987 1988
7. Letnan Kolonel Marinir Nono Sampono 1988 1993
8. Letnan Kolonel Marinir M. Alfan Baharudiin 1993 1998
9. Mayor Marinir RM Trusono 1998 2002
10. Letnan Kolonel Marinir Suprayogi 2002 2004
11. Letnan Kolonel Marinir Kasirun Situmorang 2004 2005
12. Letnan Kolonel Marinir Suhartono 2005 sekarang

Lihat pula

Pranala luar